Epilog

150 16 2
                                    

"Sayang buruan dong! Ini Sasa-nya rewel," panggil laki-laki yang nampak rapi dengan setelan jas tengah menggendong bayi berumur sepuluh bulan.

"Iya ini udah!" perempuan dalam balutan gaun cream itu akhirnya turun dan mengambil bayi bernama Sasa itu ke dalam gendongannya.

"Nek, Sena sama Jeo pergi dulu ya!" pamit Sena menyalami nenek Jeo.

"Iya, kalian hati-hati ya!"

"Iya Nek," Jeo ikut berpamitan sebelum akhirnya keluarga kecil itu pun melaju pergi dengan mobil.

Lima tahun berlalu, kini Jeo hidup bahagia bersama keluarga kecilnya dan tetap tinggal bersama nenek.

Setelah lulus kuliah, Jeo menerima tawaran Dion untuk dipromosikan sebagai seorang penyanyi. Selain itu Jeo juga membuka toko kue dan roti yang cukup diminati hingga saat ini.

Tentu saja Sena masih menjadi seorang polisi. Polisi yang jujur dan bertanggung jawab pastinya.

Mereka pun akhirnya sampai di sebuah gedung yang nampak ramai.

Gedung pernikahan.

Coba tebak siapa yang menikah!

Kala memasuki gedung megah tersebut, Jeo, Sena, dan Sasa disambut hangat oleh Caka, Dion, Paul, dan Onsu yang sudah lebih dulu datang.

Yang tidak disebutkan berarti mereka lah yang saat ini sedang merayakan pesta pernikahan.

Jovan dan Tere melambai dengan senyum merekah di kursi mempelai.

"Aduh aduh ponakan Om udah besar ya!" Dion mengambil alih Sasa.

Produser musik itu rupanya masih belum mau menikah, padahal rumor kencan dengan artisnya telah beredar sejak setahun yang lalu. Entah masih menunggu apa.

Namun yang lebih parah lagi adalah laki-laki berkaca mata di sampingnya itu, yang kini tengah asyik menggoda Sasa.

Sejak putus dari Jeo, laki-laki itu masih juga menjomlo. Padahal sudah jelas bahwa ada banyak perempuan yang berusaha mendekatinya. Caka, pak dosen yang hampir menyelesaikan studi S3-nya itu nampaknya masih belum bisa move on yah!

Paul ikut menghampiri bersama istrinya yang tengah mengandung anak pertama. Sementara Onsu datang sendiri karena tunangannya sedang dinas di luar kota.

Ya, dari mereka semua, Sena dan Jeo lah yang menikah lebih dulu.

Seperti perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, Tunnel Band akan comeback di acara pernikahan Jovan dan Tere.

Maka dengan rasa hormat, Jeo dan kawan-kawan pun naik ke atas panggung. Mulai menyanyikan lagu yang paling populer pada masanya itu.

Sementara Sena duduk bersebelahan dengan Caka yang tengah memangku anaknya.

"Lo masih belum bisa lupain istri gue?" tanya Sena dengan entengnya.

Jelas saja Caka melotot mendengar pertanyaan itu, "Wahhh benar-benar nih orang! Kalaupun gue belum move on, gue gak akan jadi pebinor tau gak?!"

"Pebinor?" alis Sena mengerut.

"Perebut bini orang," jawab Caka dengan wajah lempeng.

Sedetik berikutnya mereka hanya saling adu pandang, kemudian terbahak bersama hingga membuat Sasa mendongak bingung.

Pasti Sasa tengah membatin, sebenarnya ada apa dengan kedua laki-laki dewasa aneh itu.

"Gak nyangka gue, seorang dosen smart kayak gini bisa nyiptain kata-kata aneh," Sena masih berusaha meredakan tawanya.

Can We? [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang