Can We? 32

99 18 2
                                    

"Bapak Alfin, Anda kami tahan atas laporan pembunuhan terhadap almarhum bapak Suryo Abadi Fiersa dan ibu Nara Sisanti juga pemerasan terhadap almarhum bapak Roy Anta," ucap salah seorang polisi seraya menunjukkan surat perintah.

Tangan pria berambut tipis itu dengan mudah diborgol oleh polisi.

"Apa-apaan ini! Saya gak salah!"

"Anda berhak untuk tetap diam dan apa pun yang anda katakan bisa digunakan sebagai bukti di pengadilan," tegas polisi melihat Alfin yang memberontak.

Pria tersebut akhirnya digelandang untuk dibawa ke kantor polisi.

Sementara itu tinggal seorang polisi yang terlihat paling muda terduduk lemas di lantai. Perasaan lega sekaligus haru menerpa dirinya. Seolah semua perjuangan yang telah ia lalui berhasil terbalas, seolah beban berat yang selama ini bergelayut di bahunya merosot seketika.

Sena menghapus pipinya yang basah oleh air mata.

Ya, Sena berhasil.

↩️

Setelah mengetahui kabar sakit jantung yang diderita oleh ayahnya. Sena frustrasi dan menangis semalaman. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk keluar dari segala permasalahan ini.

Di sisi lain Sena selalu terbayang wajah dan senyum Jeo. Ia terlalu mencintai gadis itu hingga rasa bersalah ini hampir membuatnya gila.

Hingga entah bagaimana munculnya, Sena menemukan satu ide gila. Sena bertekad untuk menjadi seorang polisi. Membokar segala macam kebusukan masa lalu keluarganya dan menebus rasa bersalahnya pada Jeo.

Maka tanpa tunggu lama lagi, keesokan harinya Sena pun bersiap untuk pergi ke luar kota.

Ya, bukan Singapura seperti apa yang Sena katakan pada Jeo melalui surat perpisahan itu.

Sena hanya memikirkan cara terbaik agar Jeo tidak curiga. Sena hanya ingin mengatasi segala permasalahan ini sendiri, Sena hanya tak ingin Jeo membencinya, Sena hanya ingin bertanggung jawab.

Bahkan karena amat takutnya, Sena benar-benar tidak berani meski hanya sekedar menghubungi Jeo melalui telepon.

Sena pun terpaksa berhenti kuliah dan bukan cuti. Sena memasuki Sekolah Polisi Negara 7 bulan lamanya di luar kota hingga mendapat pangkat Brigadir Polisi Dua.

Seusai mendapat pangkat, Sena bergegas menemui Deryan. Tentu bukan untuk menangkap karena Sena tak memiliki bukti apa pun. Sena hanya butuh pengakuan sukarela dari pamannya tersebut.

Namun tentu tak semudah itu, Deryan tetap bungkam hingga Dion tiba-tiba menghubungi Sena. Berkata bahwa ayahnya telah mengakui suatu hal.

Seketika itu Sena kembali ke kota asalnya, lalu berbicara secara gamblang dengan keluarga. Saat itu kondisi Roy Anta semakin memburuk, dan pengakuan yang mengejutkan itu akhirnya terungkap.

Rupanya asumsi Sena selama ini salah. Sena pikir kematian kedua orang tua Jeo disebabkan oleh ayahnya. Sena pikir dalang dibalik pembunuhan itu adalah Roy Anta sendiri. Roy Anta yang mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi seorang polisi yang tengah menyelidiki kasus narkobanya.

Rupanya semua itu salah. Hanya dikarenakan Sena tak pernah benar-benar saling bicara dengan sang Ayah.

Pembunuhan kedua orang tua Jeo didalangi oleh Alfin. Manajer sekaligus teman dekat Roy.

Can We? [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang