"Ooh jadi lo bosnya Jeo?" tanya Caka sembari menatap tajam Sena.
Detik berikutnya Caka tersenyum seraya mengulurkan tangannya, "kenalin gue Caka."
Sena kira Caka akan menghajarnya karena telah membuat Jeo berhenti dari pekerjaannya di tempat ini. Ternyata ia justru memperkenalkan diri.
"Sena," menjabat tangan Caka.
"Semoga betah ya!"
"Ha?" Sena tak paham atas ujaran Caka.
"Ya soalnya dia galak, suka marah-marah lagi!" jelas Caka seraya melirik Jeo berusaha menyindir.
Tentu saja Jeo tak terima hingga mencubit pinggang Caka, "enak aja!"
"Ih emang iya!"
"Yeee bener-bener ya nih anak!" Jeo yang gemas pun menggelitiki Caka.
Kemudian mereka bercanda dan tertawa bersama serasa dunia hanya milik berdua, yang lain ngontrak.
Sena yang hanya menyaksikan, entah mengapa jadi ada perasaan tidak enak hati. Apa mungkin karena Sena iri?
Maka tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi, Sena bergegas menyusul Jovan yang sudah menunggu di luar.
¬¬¬¬
Entah sudah berapa lama Jovan memandangi posternya yang sudah bertanda tangan sembari tersenyum tak henti-henti.
Kini ia tengah mentraktir Sena di kafe. Jovan sangat berterima kasih pada Sena karena telah mempertemukan dirinya dengan sang idola.
"Eh Jo, gue mau nanya dong!"
Jovan pun mengalihkan pandangannya dari poster dan menatap Sena, "apatuh?"
"Lo, seberapa deket sama Jeo?" mulai Sena sembari terus mengaduk minumannya.
"Jeo? Eem kalau ibarat 1-10, kedekatan kita di nomor 11 sih. Deket banget, udah kayak anak sama emak."
"Anak sama emak?"
"Iya, nah si Caka tuh bapak gue!"
Brushhh
Sena menyemburkan minumannya mendengar apa yang Jovan katakan.
"Buset dah!" Jovan mengelap bagian wajahnya yang terkena semburan Sena.
"Maksud lo?" tanya Sena menggebu-gebu.
"Eee gak usah syok gitu sih! Soalnya kita bertiga emang sedeket itu. Lagian kenapa sih lo nanya-nanya soal Jeo?"
Mendengar pertanyaan itu dari Jovan, Sena pun berdeham menutupi kebingungannya. Pasalnya, ia sendiri tidak tau mengapa tiba-tiba bertanya mengenai Jeo.
"Yaa soalnya... di-dia kan bodyguard gue. Jadi paling enggak gue harus tau sedikit latar belakangnya," Sena pun berhasil membuat alasan.
"Ooh gitu. Lo tenang aja, meskipun dia anaknya galak, tapi sebenarnya dia baik banget. Emang sih kalau sama orang asing dia agak dingin, tapi kalau udah deket, berubah tuh dingin jadi anget," cerita Jovan sembari sibuk memakan kentang gorengnya.
"Terus terus?"
Sejenak Jovan menatap Sena heran, namun karena hari ini Sena sudah sangat berjasa, maka Jovan pun menuruti apa pun yang diinginkan oleh anak itu.
"Apalagi ya? Oh iya, ini yang paling penting nih! Lo tau sendiri kan kalau Jeo anaknya kuat? Jago juga bela dirinya? Tapi ada satu hal yang buat dia lemah."
Sena mengerutkan dahinya, "apa?"
"Suara letusan!"
Seketika Sena teringat kejadian di taman dulu, dimana ia melihat Jeo tiba-tiba pingsan. Rupanya saat itu karena ia mendengar letusan balon?
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [SELESAI✔️]
Fiksi RemajaJeo si gadis tangguh, kuat, dan pemberani. Itu yang kebanyakan orang lihat. Namun sesungguhnya Jeo hanyalah gadis biasa yang rapuh dan penuh akan luka. Sementara itu Sena adalah remaja labil yang haus akan kasih sayang. Wajah tampan yang dimilikinya...