Can We? 29

77 16 3
                                    

Setelah merasa lebih tenang, Dion pun kembali mengajak Sena bicara.

Ya tentu saja Dion berbohong pada Jeo, sebenarnya ia dan Sena masih di rumah sembari menatap tumpukan kertas yang telah memecah emosi adiknya tersebut.

Hampir saja tadi Sena nekat akan menghampiri ayahnya jika tidak segera Dion cegah. Dion yakin bahwa ini akan lebih rumit dari apa yang mereka duga.

"Gimana bisa selama ini papa nyembunyiin hal sebesar ini dari kita?!" mulai Sena.

"Gue rasa ini ada hubungannya sama om Deryan. Sesuai sama keterangan tahun di sini, udah lima tahun yang lalu," ucap Dion sembari menunjuk catatan di kertas tersebut.

"Tentang cerita lo dulu yang pernah lihat pertengkaran hebat mama papa sama om Deryan?"

Dion mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Sena. "Kalau diingat-ingat, om Deryan mundur dari polisi juga udah lima tahun yang lalu."

Sebenarnya tumpukan kertas tersebut merupakan hasil investigasi polisi 5 tahun lalu yang disertai dengan bukti nyata yang di mana menunjukkan bahwa Roy Anta yang tak lain adalah ayah Dion dan Sena positif mengonsumsi narkoba.

"Kalau emang papa udah kebukti positif narkoba, kenapa selama ini papa baik-baik aja? Kenapa papa gak ketangkap?" rasanya ubun-ubun Sena mulai mendidih.

"Atau mungkin karena bantuan om Deryan? Makanya dia sampai rela mundur dari jabatannya." Dion berasumsi.

Sena yang frustasi pun berdiri lantas mengacak rambutnya dengan kasar. Ditambah ia merasa bersalah pada Jeo karena telah membatalkan janji temunya secara sepihak.

"Jeo—?" gumam Sena tiba-tiba lantas kembali menarik salah satu lembar kertas tersebut.

"Jeo kenapa?" tanya Dion bingung.

Lagi-lagi Sena pun ambruk dengan tubuh yang terasa lemas.

"Sen, lo kenapa sih?" panik Dion seraya menggoyang bahu adiknya itu.

"Lima tahun lalu— Jeo bilang kejadian yang menimpa kedua orangtuanya juga lima tahun yang lalu. Dan— ayah Jeo—" lidah Sena kelu, ia tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Sen lo kalau ngomong yang jelas, ayah Jeo kenapa?"

"Ayah Jeo juga seorang polisi," tiba-tiba air mata Sena pun menetes.

Sementara Dion yang mendengar pernyataan tersebut akhirnya ikut terduduk. Diraihnya kertas itu dan tertulis dengan jelas nama penyidik yang menangani kasus tersebut.

Suryo Abadi Fiersa

Sudah pasti itu adalah nama ayah dari Jeonara Fiersa.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!!!" Teriak Sena dengan wajah memerah.

"Jeo— emang gak pernah bilang kalau ayahnya seorang polisi, tapi gue tau foto keluarga yang dicetak besar di ruang keluarga rumah Jeo. Ayah Jeo jelas-jelas pakai seragam polisi!" Sena pun tak sanggup dan menjadikan tangannya sebagai tumpuan untuk menangis.

"Dan om Deryan mundur dari polisi bukan karena ayah, tapi karena merasa bersalah sama keluarga Jeo!" simpul Dion kemudian.

Kini keduanya benar-benar pusing. Namun tentu saja garis besar dari permasalahan ini dapat disimpulkan.

Mulai dari fakta bahwa Roy Anta pengonsumsi narkoba, surat investigasi atas nama ayah Jeo, meninggalnya kedua orangtua Jeo, dan mundurnya Deryan dari kepolisian.

"Kak, tolong yakinin gue kalau bukan ayah yang ngebunuh orangtua Jeo!" pinta Sena seraya menarik kaos Dion dengan wajah frustasi.

Tentu saja Dion hanya diam lantas mengusap wajahnya dengan kalut. Kini semua terlalu jelas untuk disangkal.

Can We? [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang