Can We? 12

245 37 7
                                    

↩️

Jovan berkeliling rumah Sena seusai menyantap habis ayam bakar yang tadi dihidangkan.

Ia melihat-lihat beberapa ruangan sampai ia menemukan ruang yang nampaknya adalah sebuah ruang keluarga. Di sana terdapat sebuah etalase yang berisikan beberapa penghargaan dan beberapa mikrofon cantik.

Tentu saja semua benda-benda menawan itu milik CLB —Clara Lestari Bunga —ibu Sena.

"Ngapain lo di sini?" tanya Sena saat tak sengaja melihat Jovan di ruang keluarga.

"Eh bro gue mau tanya!"

Sena pun menghampiri. "Kenapa?"

"Nyokap lo beli ginian dimana?" tanya Jovan seraya menunjuk kaca etalase yang mengarah pada salah satu mikrofon mewah.

"Adalah! Emang kenapa lo nanya-nanya? Mau beli juga?"

Pertanyaan Sena membuat Jovan mendekatinya seraya berisik, "gue mau beli buat kado ulang tahun Jeo!"

"Jeo mau ulang tahun?" tanya balik Sena nampak kaget.

Jovan mengangguk.

"Kalau gitu lo harus kasih tau gue tentang hal-hal yang Jeo suka."

↪️

Kelas selesai, Sena segera berjalan keluar, namun Tere mengejar dan memanggilnya.

"Sen tunggu!"

Sena pun menghentikan langkah. Membuat Tere berhasil menghadapnya.

"Eemm, sepatu kamu baru ya?" tanya Tere dengan senyum yang amat mengembang.

Sena mengamati sejenak sepatutnya, lantas berujar ketus, "kenapa?"

"Gak apa-apa sih, tapi kamu suka?"

Kali ini pertanyaan Tere terdengar sangat aneh. Memang apa pedulinya jika Sena suka atau tidak?

"Suka lah! Soalnya sepatu ini nyokap gue yang beliin."

Tere pun mengangguk paham, namun senyumnya masih tak juga luntur.

"Sen!" Jeo datang seraya menepuk sebelah pundak Sena.

"Eh, udah selesai kelas?"

Jeo mengangguk, "udah!"

"WHAT???"

Jeo dan Sena menatap kaget ke sumber suara jeritan.

Tere, dengan mata membulat nampak terpaku melihat sepatu yang Jeo kenakan sama persis dengan milik Sena.

"K-kok, sepatu kalian samaan?"

Sena dan Jeo saling adu pandang. Ya, mereka tau bahwa sepatu mereka sama. Lalu apa masalahnya?

Ah, tentu saja masalah! Karena sepatu laki-laki yang Tere sukai rupanya adalah sepatu yang sama seperti yang digunakan wanita lain. Apalagi wanita itu adalah Jeo, bodyguard Sena.

Tak mau menggubris keanehan Tere, Sena lantas mengajak Jeo untuk segera pergi.

"Senaaa!!!" teriak Tere sekali lagi.

Akhirnya ia hanya bisa mencak-mencak seraya mengacak rambutnya frustrasi.

Jika tau akan seperti ini, ia tidak akan membelikan Sena sepatu model tersebut.

Can We? [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang