[2] kantor baru

11.7K 828 25
                                    

Lana menatap ID barunya penuh tak minat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Lana menatap ID barunya penuh tak minat. Gadis itu kini berjalan terlampau tak semangat menuju lantai 48; tempat di mana kantor barunya berada.

Selama tiga tahun mengabdi sebagai bagian dari tim operasional BIC Group, tak pernah sekalipun Lana menjejakkan kaki di tempat itu. Selain karena memang tak sembarangan staf bisa masuk ke sana, Lana juga tak pernah mempunyai kepentingan untuk sekadar mengunjungi salah satu tempat yang katanya paling elit di kantornya tersebut.

Oh, sial!

Sekarang Lana resmi bergabung menjadi bagian dari penghuni elit itu!

Mungkin banyak yang bertanya mengapa ia begitu bersikeras tak menyukai posisi barunya, sedangkan banyak orang mendamba untuk dapat berada di posisinya saat ini.

Baik, mari kita luruskan satu persatu.

Pertama, sudah Lana katakan jika ia bukan seseorang yang gila akan jabatan. Ia sudah sangat amat puas menjadi bagian dari tim operasional yang selama tiga tahun ini ia jalani.

Kedua, Lana sudah terlanjur nyaman dengan pekerjaannya. Selain karena agenda pekerjaannya telah ia kuasai dengan baik, sulit untuk menemukan rekan kerja semenyenangkan yang diberikan tim kesayangannya itu.

Ketiga, Lana tidak menyukai pekerjaan yang over time! Ia benci hal itu. Selama bekerja sebagai staf operasional, sebisa mungkin Lana menghindari yang namanya lembur sekalipun dalam beberapa keadaan, gadis itu juga tidak bisa menghindari hal tersebut. Sedangkan, bekerja sebagai asisten pribadi mau tak mau Lana harus siap dengan segala kemungkinan terburuk yang selama ini mungkin dirinya hindari.

Dan yang keempat, Lana benci pria itu.

Genaka.

Pria menyebalkan yang sukses membuat impresi pertama Lana pada pria itu berada pada titik sangat amat tak menyenangkan.

Masa bodoh dengan ketidakprofesionalannya, yang pasti Lana sangat amat tidak menyukai fakta bahwa sekarang, katakanlah, ia bekerja tepat di bawah hidung bos menyebalkannya itu.

Ting!

Gadis itu menghembuskan napas panjang begitu pintu lift yang membawanya menuju lantai 48 telah terbuka. Sebelum benar-benar keluar dari lift, Lana mencoba menyugesti diri terlebih dahulu. Berharap agar beban yang sedari tadi menekan pundaknya sedikit berkurang.

Inget, trial lo cuma setahun. Lo mesti kuat demi cuan, Na! Semangat!

"Auch!" Lana meringis berlebihan kala tubuhnya hampir terjepit pintu lift yang akan tertutup.

"Sabar, kek! Iya ini mau keluar!" maki gadis itu pada pintu lift yang pada dasarnya hanya menjalankan tugas selayak semestinya.

Namun, setibanya Lana berhasil mengeluarkan diri dari lift, gadis itu dibuat tercengang bukan main begitu disuguhi interior kantor barunya yang harus Lana akui ... terlampau luar biasa mewah.

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang