[5] kerja visit membawa petaka

8.5K 698 29
                                    

"Astagfirullah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Astagfirullah!"

Lana berjengit begitu berhasil membuka pintu pagar rumah, netranya sudah disuguhi raut wajah masam Dio yang kalau boleh Lana jujur makin menambah kadar kejelekan pria itu.

"Lama amat sih?" sewot Dio.

"Ngapain lo?" tanya Lana sambil melemparkan tatapan heran pun skeptisnya pada Dio.

"Jemput ibu eksekutif lah — eh? Ada Kirana cantik. Mau berangkat kerja ya? Sini-sini, abang Dio tebengin, biar hemat ongkos." Raut wajah Dio seketika cerah kala Kirana berhasil menampakkan diri seusai menutup pintu pagar rumah.

Masih pagi tapi sudah banyak tingkah, Lana mendecih malas melihat kelakuan mantan teman satu timnya itu. "Lo jadinya mau tebengin gue apa Kirana?" sindir Lana. Gadis itu sepertinya sudah sangat hapal tabiat buaya darat semacam Dio jika berurusan dengan teman satu rumahnya tersebut.

"Kalau bisa dua, kenapa harus satu? Lo di belakang, Kirana cantik di depan. 'Kan enak, maju mundur kena, hehe."

Lana menatap jijik Dio. "Sinting lo!"

"Hemat ongkos, Na."

"Kena tilang, iya!"

"Cari jalan tikus."

"Udah-udah! Dengerin kalian debat, yang ada gue kesiangan. Sana, lo berdua berangkat. Gue udah pesen gojek, kok," sela Kirana, telak menghentikan perdebatan yang Lana pun Dio ciptakan.

"Yah, kok gitu sih? Sia-sia dong abang Dio ke sini," sedih pria itu, terlampau berlebihan.

Uh, Lana jijik sekali melihat raut wajah sok imut yang kini Dio obral murah pada Kirana.

"Bodo amat lah, Yo. Lo kalau masih mau gombalin anak orang, mending gue berangkat sendiri."

"Siap, bu eksekutif! Ini helmnya," balas Dio, cepat. Pria itu sigap mengulurkan helm hitam yang sedari tadi terkait pada bagian depan motor vespa kuningnya kepada Lana.

"Berangkat, Ki," pamit Lana disela gadis itu mengaitkan pengait helm milik Dio.

Kirana mengangguk. Netra gadis itu masih terpusat pada Dio dan Lana yang kembali melakukan perdebatan kecil di atas motor milik pria itu.

Barulah seusai mendapat geplakan kasar tangan Lana, Dio men-starter vespa miliknya. Bersiap membelah jalanan kota Jakarta yang saban pagi tidak pernah tidak macet.

"Abang Dio cari modal nikahin Kirana cantik dulu, ya. Dadaaaaah ...."



***



"Woi!"

"Mas, jantung gue lagi diistirahatin, ih!" Lana mengusap dadanya yang tiba-tiba berdetak keras akibat ulah Abi yang barusan jahil mengagetkannya. 

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang