[24] ribut

5.7K 514 34
                                    

Hari jumat ini, jadwal Lana benar-benar hectic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Hari jumat ini, jadwal Lana benar-benar hectic. Dari pagi hingga menjelang sore, Lana setia menemani Genaka melakukan berbagai pekerjaan yang sepenuhnya dilakukan di luar kantor. Pagi tadi seusai membuatkan pria itu sarapan, Lana bersama dengan Genaka menyempatkan diri singgah sebentar di kantor barang melakukan absensi, pun seusainya mengawali jadwal kegiatan mereka dengan meeting bersama klien asing di salah satu restoran di daerah Sudirman.

Jam setengah sepuluhnya, Lana pun Genaka harus kembali bergegas ke daerah Bekasi barang melakukan visit pada proyek apartemen BIC yang tengah berlangsung pembangunannya, hingga kunjungan tersebut selesai tepat di jam makan siang dan keduanya memutuskan untuk makan siang di sana sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke Jakarta barang menemani Genaka mengisi seminar bisnis di salah satu universitas negeri yang ada di sana.

Tepat di jam tiga sore, Lana berhasil sampai di kantor seorang diri, tanpa Genaka, sebab pria itu mendadak ada urusan yang harus diselesaikan dan tidak bisa kembali ke kantor tepat setelah kegiatan seminar usai.

Tersisa satu jam sebelum jam kerjanya usai, Lana habiskan waktu tersebut dengan menyortir beberapa email masuk pun dokumen yang menumpuk di atas meja yang menunggu untuk ditandatangani oleh Genaka.

Sejauh mata memandang, tak gadis itu lihat keberadaan Abi maupun Juan di kantornya. Bahkan hingga jam kerja hampir usai, kedua pria itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya, sehingga Lana memutuskan untuk menghentikan seluruh pekerjaannya dan bergegas pulang tanpa menunggu kehadiran kedua rekan kerjanya terlebih dahulu.

Seharian beraktivitas penuh di luar ruangan benar-benar berimbas pada kondisi tubuh Lana yang mulai nyeri di beberapa bagian terutama kaki. Oleh karena itu, selagi menunggu pintu lift terbuka, Lana menundukkan tubuhnya sebentar barang memijat kecil kakinya yang sepertinya bukan hanya pegal dan sakit, tetapi juga lecet.

Tak ingin lecetnya bertambah parah, Lana akhirnya memutuskan untuk melepas pump yang membalut kedua kakinya dan mengganti sepatu ber-hak tinggi tersebut dengan sandal jepit yang tersimpan di dalam totebag yang selalu gadis itu bawa setiap harinya.

Tepat seusai sandal jepitnya berhasil terpasang, pintu lift pun terbuka. Lana yang kala itu masih menunduk; barang memasukkan pump-nya pada totebag miliknya, sontak saja menegapkan tubuhnya.

"Oh. My. Godness."

Deg.

"Gue pasti sial banget bisa secara kebetulan ketemu sama lo di sini."

Niat hati ingin segera menaiki lift, tetapi yang terjadi pada tubuh Lana saat ini adalah mematung begitu netranya berhasil disuguhi seonggok manusia terlampau pongah yang sangat amat dihindarinya itu tengah berdiri di tengah-tengah lift, sibuk melemparkan tatapan remehnya pada Lana.

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang