[21] hilang kendali

7.5K 589 26
                                    

Lana pikir, liburan dua hari kemarin dirinya dapat sejenak me-refresh pikiran dari segala kemelut pekerjaan yang saban hari menjeratnya pada beban tak berkesudahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Lana pikir, liburan dua hari kemarin dirinya dapat sejenak me-refresh pikiran dari segala kemelut pekerjaan yang saban hari menjeratnya pada beban tak berkesudahan. Namun, lagi-lagi kenyataan yang terjadi sangatlah jauh dari apa yang gadis itu rencanakan.

Genaka, lagi dan lagi pria itu berhasil mengacaukan hari Lana hingga berakhir membuat gadis itu tak dapat menikmati liburannya sebab terus dihujami beban pikiran perihal sikap pria itu yang tak pernah gagal mengejutkannya.

Lana bahkan hampir melewatkan KRL tujuannya beberapa waktu lalu saking otaknya terus tertuju pada Genaka pun gelang pemberian pria itu yang bodohnya masih saja Lana pakai. Huh, jangan bilang ia benar-benar terpengaruh akan konsekuensi yang Genaka katakan malam waktu itu?

Entahlah, Lana juga tidak mengerti akan dirinya sendiri. Berusaha keras menolak memberikan kesempatan kepada Genaka, tapi di satu sisi, gadis itu juga seolah membiarkan bosnya berbuat sesuka hati kepadanya. Jika sudah seperti ini, bukankah Lana terlalu lemah untuk seorang Genaka yang terlampau mendominasi?

Langkah kaki Lana bahkan terasa berat; seolah menolak realita bahwa sebentar lagi ia akan kembali berhadapan dengan Genaka setelah dua hari tak bertemu pria itu.

Pun helaan napas panjang kini seolah menjadi ritual yang wajib Lana lakukan sebelum memasuki apartemen bos super tak terbantahkannya itu.

Juga — uh! Kenapa Lana harus menjalani rutinitas menyebalkan ini setiap pagi, sih! Berangkat pagi buta ke apartemen pria itu pun bertugas selayak babu, nikmat sekali bukan?

Seolah meluapkan emosi yang sedari tadi menumpuk di hatinya, tak sadar, Lana menendang pintu apartemen Genaka yang tentunya berujung sia-sia sebab hanya menimbulkan rasa sakit di bagian kakinya.

"Sedang apa kamu?"

Deg.

Lana seketika menegakkan badan pun menolehkan kepalanya ke belakang begitu mendengar suara Genaka yang entah bagaimana telah berdiri di belakang, setia melayangkan tatapan aneh pun herannya.

Sejak kapan pria itu berdiri di situ? Lana merasa sedari tadi tak mendengar langkah kaki seorang pun, lantas bagaimana ... bisa?

"Bapak ... kok ... bisa ... udah ... bangun?" tanya Lana, penuh terbata.

"Saya habis jogging. Kaki kamu kenapa?" Genaka melempari balik Lana pertanyaan kala memergoki gadis itu sempat mengusap kaki kanannya.

Ini kalau Lana jujur bilang sehabis menendang pintu apartemen pria itu sebagai wujud luapan kekesalannya, kira-kira bagaimana reaksi yang akan dikeluarkan Genaka?

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang