[7] dicuekin bapak

7.9K 665 49
                                    

"Tumben Pak Bos gak marah-marahin lo?" Abi melirik Lana yang tampak sibuk; berkutat dengan setumpuk dokumen yang sebentar lagi akan diserahkan kepada Genaka untuk pria itu tandatangani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Tumben Pak Bos gak marah-marahin lo?" Abi melirik Lana yang tampak sibuk; berkutat dengan setumpuk dokumen yang sebentar lagi akan diserahkan kepada Genaka untuk pria itu tandatangani.

"Au. Lagi sariawan kali," balas Lana, tak acuh pun tak peduli. Gadis itu bahkan tak ingin repot-repot menghentikan pekerjaannya hanya demi berbalas tatap dengan rekan kerjanya tersebut.

"Lo yang nyumpahin 'kan pasti?" tuduh Abi, bersemangat. Pria itu bahkan menyeret kursi kerjanya mendekat menuju Lana hanya demi menarik perhatian gadis itu.

Asal tahu saja, Abi sebenarnya terheran dengan Lana yang tidak secerewet biasanya. Disaat sibuk pun, Lana selalu punya topik untuk diobrolkan dengan pria itu, sehingga suasana kantor tidak pernah sehening hari ini.

Abi yang pada dasarnya kepo pun tidak biasa dengan kekaleman Lana mau tak mau mencoba memancing atensi gadis itu. Namun sepertinya, usaha Abi masih tak membuahkan hasil sebab Lana kembali membalas ucapan pria itu dengan seadanya.

"Tanggung amat gue nyumpahinnya sariawan doang."

Lihat? Lana bahkan sama sekali tak terusik dengan kedatangan Abi yang kini mencoba mengacaukan beberapa tumpuk dokumen yang sebelumnya telah Lana sortir untuk nanti diserahkan kepada Genaka.

"Eh tapi serius, Na, dari kemaren mood Bapak kayaknya lagi ancur banget deh. Lo nggak mau hibur dia gitu?"

Jemari Lana berhenti bergerak, pun setelahnya kepala gadis itu terangkat; melempar tatapan datar pada Abi yang kini sibuk mengulas senyum konyolnya. "Hibur pake apaan? Dia bukan anak kecil dan gue bukan topeng monyet," tukas Lana, malas.

"Kenapa? Lo udah pensiun jadi monyet?" ledek pria itu.

"Iya, 'kan lo yang gantiin gue,"

"Sialan, sama-sama monyet dong kita?"

Hening.

Abi tidak patah arah kala candaannya tak digubris oleh Lana yang kini kembali berkutat pada pekerjaannya.

"Na, gue punya ide!" heboh pria itu.

"Nggak tertarik, Mas," respon Lana, malas.

"Dengerin dulu, baru nanti lo pertimbangin," keukeuh pria itu, mencoba membujuk Lana yang kelihatannya sangat amat tidak tertarik dengan ide Abi.

"Ogah. Lagian bukan urusan gue juga kalau mood Pak Genaka lagi jelek."

Ngurusin mood gue sendiri aja susah, gimana ngurusin mood orang lain — apalagi orangnya maceman Pak Genaka?

"Jelas jadi urusan kita, lah! 'Kan nanti kita juga yang kena. Dia mood-nya lagi bagus aja hawanya nyeremin, apalagi pas mood-nya jelek? Dibabat abis kita yang ada."

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang