[15] ninu-ninu

7.8K 661 66
                                    

Seusai rentetan kejadian pagi hari tadi, Lana seolah menjaga jarak dengan Genaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Seusai rentetan kejadian pagi hari tadi, Lana seolah menjaga jarak dengan Genaka. Saat di kantor pun, Lana hanya berbicara seperlunya dengan pria itu. Beruntung pekerjaan hari ini mendukung dirinya untuk tidak banyak bersinggungan dengan Genaka sebab pria itu sibuk mengurung Juan dengan diskusi yang hingga saat ini belum juga usai.

Lana melirik post-it yang tertempel di papan akriliknya. Jam dua belas nanti, Genaka memiliki agenda makan siang dengan Pak Radierja yang merupakan kakek sekaligus pemilik pun pendiri BIC Group.

Karena kebetulan restoran yang telah Lana reservasi sebelumnya berlokasi tak begitu jauh dari kantor, gadis itu berencana untuk segera mengingatkan Genaka sebab jam sudah menunjukkan pukul 11:30.

Lana lantas bergegas membereskan barang bawaannya yang setengah dari isinya adalah keperluan Genaka seperti obat kumur, sikat dan pasta gigi, vitamin, obat-obatan, kabel usb, serta power bank pria itu.

Seusai memastikan semuanya keperluannya lengkap, Lana berjalan menuju ruang kerja Genaka. Berniat mengetuk pintu ruangan tersebut, namun urung dilakukan sebab Juan sudah terlebih dahulu membuka pintu ruang kerja Genaka dari dalam.

Sontak saja Lana menyapa rekan kerjanya tersebut. "Udah selesai, Pak?"

"Udah, Na. Mau makan siang sama Pak Radierja, ya?" tanya Juan, sambil berjalan menuju tempat sampah guna membuang sampah kertas yang berada di tangannya.

"Pak Juan ikut, 'kan?" Lana, gadis itu entah bagaimana malah mengekori Juan, seolah lupa tujuannya yang harus segera mengingatkan Genaka perihal janji makan siang bosnya tersebut.

"Saya udah ada janji makan siang, Na," balas Juan.

"Sama siapa, Pak?" Lana terlihat tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya kala mendengar balasan pria yang diam-diam dikaguminya itu.

"Sama ayang lah, masa sama kamu."

Seolah tertampar realita, raut wajah Lana seketika merenggut; tertekuk. "Bapak kok gitu? Punya gebetan nggak bilang-bilang. Saya merasa ditikung nih, Pak." Lana berpura-pura merajuk.

Juan yang disuguhi raut cemberut bercampur sebal Lana itu hanya bisa tergelak. Tak tahan, pria itu sontak mengacak-acak gemas rambut Lana yang hari ini terlihat digerai bergelombang. "Udah ah, malah bahas gebetan. Cepetan itu Pak Genaka udah kayak mau ngajak tempur tatapannya."

Lah iya Pak Genaka!

Lana seketika menolehkan kepalanya; mengikuti arah tatapan mata Juan yang ternyata berpusat pada Genaka. Saking asiknya Lana berbincang dengan Juan, gadis itu sampai tidak menyadari pasal keberadaan Genaka yang entah sudah berapa lama berdiri di depan pintu ruangannya seperti itu.

Pun seolah tersugesti oleh hawa kelam yang kini Genaka umbar, Lana sepenuhnya melupakan kekesalannya terhadap Juan.

Gadis itu pun dengan cepat menghampiri Genaka. "P-pak ... " Menyapa pria itu dengan penuh rasa gugup namun lebih dominan takut.

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang