[17] meledak-ledak

6.7K 561 35
                                    

Lana sadar betul jika poros bumi masih berputar selayak semestinya, namun bagaimana pun, yang dirasakannya saat ini justru kebalikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Lana sadar betul jika poros bumi masih berputar selayak semestinya, namun bagaimana pun, yang dirasakannya saat ini justru kebalikannya. Bumi yang dipijakinya kini seolah terhenti begitu merasakan seonggok benda kenyal menyesap lembut permukaan bibirnya yang hampir membeku.

Pria itu; Genaka, entah bagaimana bisa dengan berani menciumnya seperti ini. Bukan hanya sekadar kecupan yang Lana rasakan, melainkan — sialan! Bos kurang ajarnya ini melumat bibirnya, catat itu!

Seolah semakin merasa di atas angin kala mendapati Lana yang tak berdaya; nyaris mati berdiri saking lumpuhnya kinerja otak gadis itu saat ini, Genaka semakin memperdalam lumatannya. Pria itu bahkan menyelipkan satu tangannya di tengkuk Lana; menarik gadis itu lebih dalam.

Hingga saat di mana Genaka mulai merasakan napasnya menipis, pria itu dengan berat hati melepaskan tautannya.

"I'm sorry, i can't handle myself to not to kissed you," bisik Genaka, terengah-engah, menatap dalam Lana yang masih sangat syok; tertegun di tempatnya.

Sungguh pun tiada yang lebih menggoda di dunia ini selain dari bibir basah nan memerah Genaka seusai berciuman! Namun sayang, Lana terlampau tak mempunyai keinginan barang memperhatikan hal tersebut, sebab kini jiwanya mulai bergejolak menahan sesuatu yang sedari tadi ingin dikeluarkannya.

"Gangika — "

Plak!

Duk!

"Akh!"

Ugh, double kill.

Genaka meringis kesakitan memegangi selangkangannya yang baru saja Lana tendang. Belum lagi tamparan keras yang dilayangkan gadis itu ke permukaan pipinya semakin menambah kenahasan pria itu. 

Lana mengambil langkah mundur; menjauhi Genaka yang saat ini dirasa terlalu membahayakan di matanya.

"I-itu ... p-pantes Bapak terima karena udah berbuat lancang sama saya," ujar Lana terbata-bata.

Sebenarnya alih-alih Genaka, yang lebih terkejut dengan layangan tamparan pun tendangan itu adalah Lana. Gadis itu memang berniat menampar Genaka, namun tak disangka akan sekeras itu hingga kini dapat Lana lihat ruam kemerahan mulai menghiasi pipi putih bos kurang ajarnya tersebut.

Genaka yang sadar dengan keadaan Lana yang terlihat ketakutan, Lantas berusaha menegakkan badannya. Rasa sakit yang masih terasa di pipi pun selangkangannya mencoba Genaka abaikan.

Personal Assistant!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang