.
.
.Alderian baru keluar dari kamar mandi ketika Kana sedang berdiri didepan cermin, Alderian mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan sambil mengusap rambutnya yang basah.
"Kenapa?" Tanya Al duduk di ujung kasur memperhatikannya dari belakang
"Aku agak kurusan nggak sih?" Bukannya menjawab, Kana malah bertanya balik sembari berputar-putar sampai gaun tidurnya sedikit terangkat.
Alderian terdiam.
"Padahal dirumah sakit aku lumayan banyak makan" lanjut Kana berkacak pinggang, terus mematut dirinya didepan cermin tampak tidak puas melihat badannya.
"Eh!" Kana terkejut begitu sepasang tangan melingkar dipinggangnya, dia yang tadinya sibuk menatap kakinya sendiri langsung mengangkat pandangannya dan melihat Alderian sudah berdiri dibelakang, memeluknya dengan posesif.
"Masih cantik" puji Al pelan dengan ekspresi kalem.
Kana menahan senyumnya, dia agak bergidik saat tetesan air dari rambut Alderian menyapa bahunya.
"Al.."
"Hm?"
Kana menepuk lembut tangan Alderian di perutnya saat merasakan pria itu mulai mengecup lehernya "Kayaknya aku gabisa ngasih adik buat Darren dalam waktu dekat"
Kana bisa merasakan tubuh Alderian menegang, sepertinya pria itu agak syok. Buru-buru Kana meluruskan.
"Ya bukan berarti kita ga akan ngelakuin itu, yah maksud aku kita berdua main aman aja" ucap Kana tanpa beban
Kepala Alderian serasa melepuh, dia membeku ditempat sambil berteriak dalam hati. Sungguh, kenapa Kana jadi sefrontal ini?
Semenit setelah Kana mengatakannya, terjadi keheningan untuk beberapa saat. Kana mengernyit, dia berbalik untuk menatap Alderian tapi yang dia temukan adalah ekspresi menakjubkan yang belum pernah dia lihat.
Alderian blushing.
Wajah pria itu memerah sampai ke telinga dengan raut luar biasa lucu menurut Kana.
"Al, kamu gapapa?" Kana memegang pipi Alderian sambil menahan tawanya.
"Diem Na" kata Al berat
"Muka kamu merah banget, kamu sakit?" Bukannya berhenti, Kana malah semakin gencar menggodanya
"Na."
Kana terkikik, dia mencubit pipi Alderian gemas "Hihihi, lucu banget"
"Cukup." Alderian menahan tangan Kana, wajahnya semakin memerah. Dia mendengus saat melihat Kana tertawa membuat Alderian semakin kesal.
"Udah mending kamu pake baju sekarang, aku mau ke kamar Darren dulu" kata Kana membalikkan badan Alderian dan mendorongnya menuju walk in closet yang juga berada didalam kamar mereka.
"Tunggu," Alderian menahan badannya, dia berbalik menatap Kana lalu berganti melirik kursi roda yang ada di dekat pintu kamar. "Kamu mau tetep pura-pura sakit, bahkan didepan Darren?"
Kana ikut melirik kursi roda dan kembali melihat Alderian, gadis itu tersenyum "Iya, demi rencana kan?"
"Na, aku bisa nemuin pengkhianat itu dalam 2 menit, kamu ga perlu kayak gini. Kalau kamu celaka lagi gimana?" Tanya Alderian cemas
Kana bersedekap dengan wajah yang berubah cemberut "Bukannya kamu udah janji mau turutin permintaan aku?"
"Kana, aku khawatir"
"Kamu ga perlu khawatir, aku bisa jaga diri aku sendiri" ucap Kana tegas
Alderian menghela nafas, dia mengelus kepala Kana lalu mengangguk "Oke, tapi bawa ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasyCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...