.
.
."AZEL! MAX! Kalau kalian ga keluar juga Mami bakal ngambek yaa!"
Darren menoleh saat melihat Kana melintas di depan kamarnya. Anak laki-laki 10 tahun itu beranjak dari meja belajar, berniat untuk menghampiri sang ibu.
"Mami?" Darren menutup pintu kamarnya, berjalan mendekat pada Kana yang kini berdiri di ujung tangga tampaknya bersiap untuk turun.
"Darren? Udah selesai belajarnya?"
"Darren lagi belajar, tapi Darren lihat Mami lewat jadi Darren keluar. Mami ngapain?"
"Eh? Maaf ya sayang kalau Mami ganggu. Engga kok, Mami nggak ngapa-ngapain cuma lagi nyari adik-adik kamu aja, kamu lihat mereka?"
Mata Darren tertuju pada perut Kana yang semakin hari semakin membesar. Ya Kana memang lagi hamil anak ketiga dan sekarang usia kandungannya sudah masuk bulan ke 8.
Untuk calon adiknya yang ini, Darren di beri bocoran bahwa adiknya adalah perempuan. Darren cukup antusias menyambutnya karena sebelumnya dia sudah dapat dua adik laki-laki.
"Biar Darren bantu" Darren menggandeng tangan Kana dan berjalan pelan menuruni tangga, matanya menyusuri ruang tengah dan segera menyipit saat melihat dua kepala dibalik sofa.
"Azel, Max." Panggil Darren
Hanya dengan sekali ucap, dua bocah laki-laki yang sedari tadi bersembunyi dibalik sofa langsung menyembulkan kepalanya, mereka saling pandang sejenak lalu akhirnya berlari kecil menghampiri Darren dan Kana.
"Mami dari tadi panggil, ngga denger?" Tanya Darren bersedekap, menatap lekat dua adiknya yang sedang menunduk.
"Maaf kakak" ucap keduanya pelan
"Mami lagi bawa adek di dalem perut loh, berat. Nanti kalo Mami jatuh karena capek ngejar-ngejar kalian gimana? Mami bisa sakit terus dedeknya juga bisa kenapa-napa"
Azelion yang berusia 4 tahun dan Maxime yang berusia 3 tahun, keduanya memandang Kana dengan mata berkaca-kaca tampak menyesali perbuatan mereka setelah mendengar teguran dari sang kakak.
Kana tersenyum, dia memberi isyarat agar keduanya mendekat. Azel dan Max memeluk Kana dengan hati-hati takut jika calon adik mereka tergencet jika mereka memeluk terlalu erat.
"Maaf Mami"
"Gapapa sayang, nanti kita bisa main kejar-kejaran lagi kalo dedeknya udah keluar ya? Kita main sama-sama, okey?"
"Okey Mami"
Kana membiarkan keduanya kembali bermain, dia menoleh pada Darren disampingnya. Untuk sejenak Kana agak termenung, apa Darren memang setinggi ini? Padahal dulu bocah itu hanya setinggi perut Kana, lihat sekarang Darren bahkan hampir menyamainya.
Melihat pertumbuhan Darren, itu artinya Kana sudah berhasil menyelamatkan Darren dari kematian.
Tangan Kana terjulur untuk mengelus lembut sisi wajah putranya membuat Darren menatapnya.
Kana tersenyum penuh arti "Mami bersyukur bisa sampai dititik ini sama Darren. Mami ga pengen apa-apa lagi, Mami cuma pengen lihat Darren beranjak dewasa. Darren pasti bakal lebih keren dari Papi"
Darren hanya tersenyum tipis sambil mengelus tangan Kana dipipinya, bergumam yakin "Mami akan hidup lebih lama, Darren janji bakal selalu jaga Mami"
Saat Darren mengucapkan itu, Kana hanya bisa tertawa. Tanpa Darren katakan pun, Darren dan Alderian pasti akan selalu menjaganya. Tapi apakah mereka tetap bisa menjaga Kana dari perjanjian yang sudah mereka buat demi kehidupan kedua Kana?
![](https://img.wattpad.com/cover/253648864-288-k914666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasyCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...