.
.
.Semua orang sadar bahwa Aletta sudah tidak ada ditempat. Namun bukannya panik, para bodyguard serta pelayan di kediaman Alderian malah berhamburan dengan tenang setelah mendapat satu gerakan mata dari Alderian.
"Hei." Kana menghampiri Roan dengan senyum terbaiknya "Berlutut."
Roan tidak bergerak, pria itu menunduk dengan ekspresi mengeras, tidak ingin menatap Kana.
"Berlutut atau kaki lo patah?"
"ARGHH!!" Roan baru saja berpikir ketika sebuah tendangan menyapa kakinya sampai tubuh Roan jatuh ke tanah.
Roan memegang kakinya sambil meraung. Barusan Kana menendang bagi depan lututnya menggunakan heels yang dia pakai, membuat tulang lututnya seketika bergeser.
KRAK!!
"AAARRGGGHHH!!!"
Arsa memejamkan matanya, merasa sesak dengan semua pemandangan itu. Roan tidak bisa berbuat apapun ketika Kana tanpa ampun menginjak pergelangan kakinya, menekan bagian runcing dari heelsnya.
"Sakit ya?" Gumam Kana menatap muak wajah tersiksa Roan dari atas "Ini nggak seberapa dibanding sama perbuatan lo selama ini"
"..mpun"
"Hm?"
"Ampun Na..."
Seringai kecil terukir di bibir Kana, dia perlahan-lahan berjongkok di depan Roan yang tengah ditahan oleh ajudan Gavin.
"Kak," Kana menatap Roan dengan lekat sebelum berbisik "Waktu lo bunuh Rissa, apa lo denger permohonan dia?"
Roan menegang, dia menatap Kana bingung "Gue bunuh Rissa?"
Percuma saja, walaupun Kana menceritakan semua yang terjadi dikehidupan sebelumnya. Roan tidak akan ingat, karena semua itu belum pernah terjadi disini. Tapi Kana...
Dia masih ingat tiap detail dari semua kejadian itu. Rasa sakit dan kebencian yang mendalam, sampai rasanya ingin meledak.
Karena tidak ingin rencana yang sudah disusun berantakan, Kana menarik nafas. Dia berdiri kembali ke samping Alderian.
Gavin masih berdiri ditempatnya, tak bersuara dan juga tak ingin ikut campur. Tugasnya disini hanya untuk mengantar Aletta dengan selamat, selepas dari itu Gavin tidak peduli.
"Tugas gue dah selesai ya Al, gue balik duluan. Semuanya gue serahin sama lo" Gavin menepuk bahu Alderian
"Tuan Gavin nggak mau tinggal sebentar lagi? Kami sudah menyiapkan tempat untuk keluarga Lavana menonton pertunjukkan yang menakjubkan" itu suara Kana, dia sudah bisa tersenyum kearah mereka.
Gavin dan Steven saling lirik.
"Kata orang jodoh itu cerminan dari diri sendiri" gumam Gavin menatap punggung Kana yang sudah berbalik pergi bersama Ghea, lalu beralih melihat Alderian.
Mendengar hal itu, Alderian hanya tersenyum tipis. Selanjutnya senyum itu menghilang saat mata Alderian tak sengaja menatap lampu kamar Darren yang masih menyala, tapi sinar dari kamar itu kini berubah redup.
"Nyasar ya." Alderian terkekeh tanpa sadar
***
"Hiks! Sakittttttt" Aletta berjalan sempoyongan dengan sebelah tangan penuh darah yang menutupi matanya.
Aletta menengok ke belakang, takut jika anak kecil itu mengejarnya. Aletta berhasil kabur dari sana setelah mengumpulkan keberaniannya untuk berdiri.
Darren benar-benar anak kecil yang menyeramkan. Aletta bertanya-tanya, apa Kana juga tau? Atau ini malah bagian dari rencananya?
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasyCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...