.
.
.Beberapa jam sebelum kejadian menegangkan itu terjadi, Alderian hendak berpamitan untuk pergi ke kantor pagi itu. Sembari memasang jam tangannya, Alderian melirik Kana yang duduk diujung kasur, tampak pucat.
Sebenarnya seminggu setelah Kana siuman, kondisi Kana jadi menurun. Wanita itu beberapa kali terlihat kesakitan meski Alderian tau saat di depannya, Kana berusaha untuk tetap kelihatan baik-baik saja.
"Masih pusing?" Alderian menghampiri Kana untuk mengelus kepalanya dengan lembut.
Karena tak tahan lagi, Kana akhirnya mengangguk jujur "Hari ini lebih pusing dari biasanya, terus perut aku rada ngga enak, badan aku sakit semua"
Kana mendongak, menatap Alderian dengan alis mengkerut ketika pria itu membuka kembali Jas kerjanya "Kenapa?"
"Aku nggak usah kerja hari ini" jawabnya
"Loh kenapa? Aku gapapa kok, mungkin ini sisa-sisa sakit kemarin. Kamu gausah khawatir, kalau ada apa-apa juga aku pasti bakal langsung telepon Dokter Nana." Ucap Kana berusaha meyakinkan
Dia membantu Alderian kembali mengenakan Jasnya "Udah ayo pake lagi, kamu harus kerja"
Alderian tidak banyak bicara, hanya memperhatikan wajah pucat Kana dengan lekat. Tak lama, dia segera meraih ponselnya dan langsung menghubungi seseorang.
"Ke Mansion sekarang. Lama? rumah lu gua gusur." Alderian langsung menutup teleponnya setelah mengatakan itu, tanpa memberi waktu untuk orang diseberang sana menjawab.
"Kamu telepon siapa?" Tanya Kana penasaran
"Galang."
Kana tertawa, mengingat ucapan Alderian tadi Kana jadi membayangkan ekspresi Galang, pemuda itu pasti sedang misuh-misuh disana.
Setelah dirasa sudah siap, Alderian meraih tas kerjanya "Yaudah aku berangkat, kamu ngga usah nganter sampai ke depan" ucap Alderian cepat saat melihat Kana hendak beranjak dari duduknya.
"Sampai nanti" Alderian memberi satu kecupan di kening Kana.
"Al," panggil Kana
Alderian yang baru saja melangkah kembali menoleh "Hm?"
Kana menggeleng sambil menyunggingkan senyum kecilnya "Gapapa, cepet pulang ya"
Terdiam sejenak, Alderian menatap Kana dengan cukup lama lalu mengangguk "Tunggu aku pulang"
"Oke, bye" Kana melambai sebelum Alderian akhirnya benar-benar meninggalkan kamar mereka.
Terjadi keheningan untuk sesaat.
Begitu keadaan benar-benar sepi, Kana tiba-tiba terbatuk. Sesuatu yang dia tahan sejak tadi akhirnya keluar, Kana terduduk sambil berusaha menghentikan cairan merah yang terus keluar dari mulutnya dengan tangannya.
Mata Kana menatap tangan dan lantai secara bergantian, darah yang dia keluarkan hari ini lumayan banyak dari hari-hari kemarin. Ya, Kana memang sudah seperti ini sejak beberapa hari yang lalu. Dia sengaja menyembunyikannya karena tidak ingin Alderian khawatir, apalagi mereka sempat bertengkar hebat setelah Kana siuman hari itu.
Menurut penuturan Dokter, kesehatan Kana menurun drastis. Kondisi tubuhnya juga sangat lemah, Dokter malah sempat mengatakan jika kemungkinan terburuknya terjadi, mereka harus memilih antara Kana dan bayinya. Dan apa yang di pilih Alderian?
Alderian ingin Kana melepaskan calon anak mereka.
Tentu saja permintaan itu membuat Kana murka, Kana tidak akan pernah melakukannya. Sejak pertengkaran itulah Kana jadi tidak berani mengadukan hal ini pada Alderian. Kalau Alderian tau, bisa-bisa Kana benar-benar harus melepaskan calon anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasyCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...