.
.
.Kana duduk gelisah di ujung tempat tidur, sesekali melihat kearah pintu kamar mandi. Sudah 30 menit pria yang akan berbagi kamar dengannya malam ini ada didalam sana.
Sebenarnya Kana juga ingin berendam tapi dia mengurungkan niatnya begitu Alderian berkata bahwa dia harus tidur cepat agar besok tidak bangun terlambat. Kana akan dirias seusai pengantin, tapi sebelum itu dia yang akan membantu Rissa berpakaian.
Suara pintu kamar mandi terbuka, jantung Kana semakin berdebar apalagi saat dia tanpa sengaja menatap Alderian yang baru saja keluar menggunakan bathrobe yang diikat asal2an dengan bagian dada nya dibiarkan terbuka, pria itu tampak berjalan sambil mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil.
GAKUAT! Gue mimisan nih lama-lama!
Kana buru-buru membuang mukanya ke arah lain, apa saja asal jangan menatap kearah sana. Alderian dengan penampilan seperti itu tidak baik untuk jantungnya.
Alderian menghentikan aktivitasnya, dia memandang Kana yang sama sekali tidak bergerak ditempatnya. Bukankah dia tadi sudah menyuruh gadis itu tidur?
"Bukannya saya udah bilang kamu gausah mandi? Ini udah jam 11 kamu besok harus bangun pagi"
Pesta barbeque mereka selesai sejam yang lalu hingga Kana tidak sempat untuk berendam lagi karena sudah hampir larut. Danu, Galang, dan Leon juga sudah pulang setelah terjadi perdebatan sedikit karena Galang bersikeras ingin menginap.
Kana tau motivasi Galang ingin menginap, sepanjang acara dia sudah memperhatikan. Galang terus menerus menempel didekatnya, bukan karena apa-apa, Kana sadar bahwa pria seumuran mendiang kakaknya itu naksir pada pelayan pribadinya, Emma Edeline.
Kalau di perhatikan, Emma memang cantik. Wajar saja, baru-baru ini Kana tau dari pelayan lain bahwa Emma berasal dari Turki. Emma di bawa dan dipekerjakan oleh Alderian saat pria itu sedang berada di sana untuk urusan Bisnis.
"Kana, kamu dengar saya ngga?!"
Kana tersentak, dia berbalik pelan-pelan berusaha agar menatap wajah Alderian saja bukan yang lain. Gadis itu menunjukkan cengiran yang mungkin lebih persis seperti ringisan.
"Iya hehehe, itu..aku..aku nunggu kamu"
Sebelah alis Alderian terangkat, dia berjalan kearah Kana. Begitu sampai didepan gadis itu, Alderian membungkuk untuk mengikis jarak diantara mereka.
Seketika Kana menahan nafas, dia sedikit mendorong tubuhnya kebelakang saat sadar wajah Alderian mendekat. Aroma mint langsung saja menyapa indra penciuman Kana membuat perasaannya semakin tidak karuan.
"Nunggu saya? Apa kamu pengen ngelakuin sesuatu?" Bisik Alderian serak, dia memiringkan kepalanya lalu menyapukan hidung mancungnya di sekitar pipi Kana, jujur Alderian juga kaget dengan tindakannya tapi bukan Alderian namanya jika tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya.
Gadis itu langsung bergidik, sontak tangan Kana bergerak mendorong dada Alderian lalu melompat keatas tempat tidur.
"Aku mau tidur, selamat malam!" Seusai mengatakan itu, Kana menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.
Terjadi keheningan sejenak, Alderian yang masih berdiri menatap gundukan yang tertutup selimut itu mengulas senyum tipis. Sepertinya dia sudah tau cara agar Kana menuruti perkataannya dengan cepat.
•••
Pukul 04.00 Kana dan Alsa sudah berada di dalam kamar Rissa. Keduanya tengah menunggu Rissa selesai mandi, para pelayan juga membantu karena Rissa juga butuh dipijat agar tubuhnya tidak kaku dan tak mudah lelah selama acara nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasyCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...