.
.
."Mami, Papi good morning"
Darren menyembulkan kepalanya dari balik pintu, untuk melihat keadaan kamar orang tuanya terlebih dahulu.
Kana yang duduk di meja rias menoleh, "Morning sayang, sini masuk"
Setelah di ijinkan masuk, Darren segera menghampiri Kana dengan langkah kecilnya. Dia memperhatikan Kana dengan cermat "Mami mau pergi?"
"Nggak kok, nggak kemana-mana." Jawab Kana mengelus kepala Darren
"Pagi jagoan" Alderian keluar dari walk-in closet dengan baju santai, pria itu berjalan sambil memasang jam tangannya.
"Papi nggak kerja?" Tanya Darren saat melihat Papinya tidak mengenakan pakaian kerja seperti biasa.
"Nggak, hari ini Papi dirumah aja" jawab Alderian
Kana menyelesaikan dandanannya lalu berpaling pada Darren "Mami udah selesai nih, turun kebawah yuk sarapan"
Darren mengangguk, menggandeng tangan Kana untuk menuju ruang makan setelah berpamitan pada Alderian.
"Abian." Panggil Alderian setelah Kana dan Darren sudah pergi.
"Ya Tuan?"
"Hubungi Celly dan minta dia buat kosongin semua jadwal saya hari ini dan besok. Satu lagi, panggil Kesar ke ruangan saya setelah sarapan"
"Baik Tuan Al"
Setelah siap, Alderian turun kebawah untuk ikut sarapan bersama. Disana sudah Alsa, Melvin, Galang dan Leon. Tidak seperti biasa, sarapan kali ini begitu berisik. Ya siapa lagi biangnya kalau bukan dua Adelardo.
Melihat kedatangan Alderian, Galang dan Alsa sontak saling memberi kode lewat mata agar segera diam.
"Kenapa?" Tanya Alderian saat melihat Kana terus mengernyit.
"Ah enggak. Itu Kak Galang bilang semalem dia denger suara aneh dari kamar kita, terus nanya apa aku baik-baik aja atau engga. Emang iya? Kamu denger juga nggak? Aku nggak denger apa-apa soalnya" Kana memandang Alderian
Galang memelototi Kana tapi dia segera mengubah ekspresinya setelah Alderian melihat kearahnya.
"Lo denger apa?"
"Enggak, hahaha lupain. Gue mungkin cuma salah denger aja" balas Galang tertawa paksa
Alderian tidak bertanya lagi, dia memulai sarapannya sesekali membahas pekerjaan bersama Melvin dan Leon.
"Kira-kira mereka sampai jam berapa?" Kana tiba-tiba bertanya, menghentikan pembicaraan mereka.
Leon berdehem "Jam 7 nanti kita udah harus siap nyambut mereka di depan"
"Mereka bawa bodyguard?" Tanya Melvin
"Ya mungkin aja, jaga-jaga kalau misal semuanya nggak berjalan lancar"
Alderian meletakkan pisaunya diatas piring yang sudah kosong, menimbulkan suara dentingan. Pria itu bersandar di kursinya dengan raut tenang "Mereka bawa orang sekampung juga kalau udah masuk kesini, jangan harap bisa keluar dalam keadaan utuh"
"Kak, inget. Kita harus selesaiin ini baik-baik, kita nggak boleh punya masalah sama keluarga Lavana" ucap Alsa cemas
Alderian tidak menjawab. Sebagai gantinya, Kana mengelus bahu Alsa "Sa, semuanya bakal baik-baik aja. Aku udah bilang kan, kamu ga perlu khawatirin apapun"
Alsa hanya menghela nafas, mengangguk.
***
"Mami?" Darren mengintip dari balik pintu. Malam itu dia kembali menghampiri Kana dikamarnya. Sebenarnya anak kecil itu datang karena ingin bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
FantasiaCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...