.
.
."Hah, ketemu langsung sama keluarga Agrient?"
Aletta sedikit gugup ketika Steven datang ke Villa dan menyampaikan pesan dari Gavin.
Arsa melirik Aletta, dia sudah tau sejak tadi pagi bahwa Aletta akhirnya meminta bantuan Gavin Lavana untuk melindungi mereka dari Alderian. Arsa tidak banyak bicara ketika Roan memberitahukannya soal itu. Sejujurnya, dia mungkin sudah agak lelah dengan semua ini.
Bukan berarti dia menyerah untuk melindungi Aletta, dia hanya ingin semuanya berakhir baik. Ada cara untuk menghentikan semua ini, tapi Arsa masih tidak yakin.
Steven mengangguk, menanggapi pertanyaan Aletta "Gavin pengen selesaiin ini semua secara baik-baik. Gimana pun, keluarga Agrient dan keluarga kami itu udah menjalani hubungan baik lebih dari 20 tahun."
"T-Tapi, gimana kalau mereka nyakitin saya nanti pas sampai disana?" Aletta ketakutan, dia meremas tangannya sendiri.
"Itu nggak akan terjadi selama kamu ada sama kami. Gavin pasti bakal lindungin kamu" ucap Steven yakin
Roan berusaha menenangkan Aletta dengan mengusap bahunya. Perlakuan itu tak luput dari perhatian Steven, dia melirik Arsa yang duduk dipojok tampak terdiam.Hanya satu pertanyaan yang hinggap dikepala Steven saat melihatnya.
Suami Aletta itu Arsa kan?
"Jadi, kapan kita ketemu mereka?" Roan bertanya, membuat kesadaran Steven kembali.
"Ah, besok malam"
"Secepet itu?!" Pekik Aletta keringat dingin
"Lebih cepat lebih baik, kalau masalah ini selesai dengan baik. Kamu juga bisa kembali menjalani hidup kamu kayak biasa lagi"
Aletta masih ketakutan, dia menunduk, tampak sekali belum siap untuk bertemu mereka. Aletta bahkan masih ingat wajah buas Alderian saat Aletta memberi bukti palsu tentang kematian Clara.
Bagaimana kalau keluarga Lavana gagal dan Aletta mati?
Tidak. Keluarga Lavana tidak akan gagal, mereka sudah berjanji ingin melindunginya. Kalau begitu, walaupun masalah ini berakhir buruk, keluarga Lavana pasti akan melakukan segala cara agar Alderian tidak bisa menyentuhnya sedikitpun.
"Tenang." Steven berkata dengan nada penuh arti "Saudari kamu nggak mungkin sejahat itu"
***
"Jadi kalian nginep mulai malem ini?" Tanya Kana menatap Leon dan Galang secara bergantian.
Dua bersaudara itu tengah sibuk menghabiskan makan malam diatas meja. Emma bahkan sampai geleng-geleng melihat nafsu makan mereka yang tidak terkontrol lagi.
"He'em"
Alsa yang sedaritadi memperhatikan mereka, hanya menelan ludahnya dengan ekspresi ngeri.
"Gila ya, bayangin kalau mereka setahun disini. Jatuh miskin lo langsung kak" ucap Alsa pada Alderian yang masih duduk tenang dikursinya.
Leon mengibaskan tangannya "Lebay, meskipun ada seribu Galang disini. Si Al mah ga bakal miskin, lo gatau sih keunggulan kakak lo sendiri. Batuk aja keluar duit"
Kana tertawa sementara Alsa mendengus tak percaya.
Malam semakin larut, Galang dan Leon masih berada diruang tv. Galang sibuk menonton dengan sekaleng soda ditangannya, sementara Leon mulai sibuk dengan laptopnya, menggali informasi tentang keluarga Lavana.
"Emma cepet banget tidurnya, padahal gue pengen ngajakin nonton berdua. Eh ujung-ujungnya malah sama lo akhirnya" ujar Galang mendengus
"Anak orang jangan lo siksa, dia kerja dari pagi ampe malem. Kalo nemenin lo disini juga, kapan dia istirahatnya" sahut Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STORY KE-1]✔️
Viễn tưởngCanaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan dengan semua fakta yang selama ini tidak dia ketahui, oleh karena itu Kana memohon agar dia bisa kembali...