10. Bunga Kertas

159 17 2
                                    

Hal-hal kecil seperti ini ternyata bisa jadi sumber bahagia juga, ya. Atau karena dari kamu?

-Pesawat Kertas-

Selamat membaca~
...
...
...

Kana merasa kesepian lagi karena Ren dan Orlando pulang, Papa tiba-tiba mendapat panggilan untuk meeting dadakan padahal katanya ambil cuti untuk merawat Kana.

Ah, Kana tidak menyalahkan Papa, kok. Lagipula kan Papa kerja untuk Kana.

Tapi, ia juga butuh teman sekarang.

"Jangan murung terus."

Kana melihat ke arah pintu yang baru terbuka, senyumnya merekah melihat Gama dan Ana datang bersama.

"Hai, Kana," sapa Ana sambil mendekati brankar tempat Kana duduk sekarang.

"Bisa sakit juga?" tanya Gama yang mendapat cubitan langsung di lengannya, pelakunya tentu Ana.

Gama tertawa. "Sorry, bercanda," katanya, padahal Kana sudah cemberut. "Udah baikan?"

"Kelihatannya gimana?"

"Udah bisa wawancara lagi sih," canda Gama.

Ana meletakkan bawaannya di atas meja. "Wah, banyak yang datang, ya?"

"Teman-teman sekelas gue," jawab Kana. "Untung kalian datang, pulang nunggu Papa gue, ya? Kesepian nih."

"Tumben kesepian? Biasanya lupa semua kalau udah baca buku."

Kana memutar bola matanya, sedang malas menanggapi Gama yang terlihat puas karena Kana hanya bisa pasrah menerima ledekannya.

"Gama, jangan gangguin Kana terus!" tegur Ana.

"Makasih, Ana." Kana menjulurkan lidah pada Gama karena sekarang Ana ada di pihaknya.

"Nggak seru ah, mainnya keroyokan." Gama menggerutu.

"Loh, ponsel aku di mana, Gam?" Ana mencari-cari ponselnya di slingbag yang ia pakai.

"Enggak ada di tas? Tadi kamu mainin pas di mobil, kan?"

Ana mengingat-ingat. "Ah, pasti ketinggalan. Minta kunci dong, aku ambil dulu."

"Aku aja yang ambil."

"Kamu di sini aja temenin Kana, tapi jangan dijailin." Ana memperingati, lalu mengambil kunci dari Gama. "Bentar ya, Na?"

Lalu cewek itu keluar ruangan, meninggalkan Kana dan Gama yang saling diam. Kana menatap langit-langit ruangan, sementara Gama mengambil jeruk dan mengupasnya untuk mencari kegiatan.

"Siapa aja tadi yang ke sini?" Gama buka suara, ia menyerahkan jeruk yang sudah dikupaskan pada Kana, tapi cewek itu malah membuka mulut.

Gama yang mengerti lantas mengambil satu potongan jeruk dan menyuapkannya.

"Jevas, Fatia, Orlando, eum- Ren," jawab Kana sambil mengunyah, lalu menoleh pada Gama.

"Shaka enggak jenguk gue, ya?"

Gama yang baru akan menelan jeruk di mulutnya sampai tersedak, cowok itu menepuk dada berkali-kali, lalu menatap Kana dengan wajah terheran-heran.

"Arshaka?"

Kana mengangguk, tampang polosnya membuat Gama jadi makin kehilangan kata-kata. Sepertinya, kecurigaan tentang Kana dan Shaka wajar ada karena cewek itu sudah terang-terangan membicarakan si pendiam dari kelas Gama.

"Lo nunggu Shaka jenguk?" tanya Gama, hati-hati.

"Enggak sih," jawab Kana, lalu diam sebentar. "Gue nggak enak aja karena udah janjian mau berangkat bareng, tapi malah gue sakit."

Pesawat Kertas [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang