39. Tanpa Karena

108 11 4
                                    

If you love someone because of a reason, when that reason is gone, your heart will change too. So, i like you because you are you.

~Pesawat Kertas~

Selamat membaca~

***

"AAAAAAAAAA!"

"Kana? Ada apa?" Papa langsung berlari menuju kamar Kana saat mendengar putri tunggalnya itu berteriak. Dasi cokelat yang menggantung di lehernya masih berantakkan.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar Kana, membuat Papa semakin panik. Pria itu mundur, berniat mendobrak pintu yang dikunci dari dalam. Tapi belum sempat melakukannya, bunyi kunci yang diputar terdengar. Papa segera mendekat menunggu Kana membuka pintu.

"Kana!" Papa langsung menepuk kedua pundak Kana. "Ada apa? Kenapa kamu teriak? Cilo masuk kamar? Atau kecoa? Kamu nggak nonton drakor pagi-pagi 'kan?" tanya Papa beruntun. Pria itu sangat panik sekarang, bahkan sedikit mengguncang bahu Kana yang masih belum buka suara.

"Papa...." Kana tiba-tiba tersenyum lebar. "Novel pertama Kana akan jadi film!"

Butuh waktu untuk Papa mencerna perkataan Kana, padahal putrinya itu sampai melompat kegirangan. Beberapa saat kemudian, senyum di bibir Papa mengembang.

"Kamu serius?"

Kana mengangguk cepat, ia menunjukkan pesan yang baru didapatnya dari sebuah rumah produksi film. Mereka menawari Kana untuk bekerja sama membuat project audiovisual dari novel pertama miliknya yang sudah terbit dua tahun lalu.

Papa maju dan langsung memeluk Kana. "Selamat, sayang. Kerja keras kamu pantas mendapatkannya. Papa bangga dan selalu bangga sama kamu, Kanaya."

Mendengar penuturan Papa, air mata bahagia Kana tidak mampu dibendung. Ia memeluk erat perut Papa dan mengangguk pelan di dekapan pria itu.

Papa mengurai pelukannya, lalu mundur satu langkah. Kedua tangannya berada di pundak Kana, pria itu sedikit membungkuk.

"Kana mau berbagi kabar bahagia ini ke Mama juga?" tanya Papa.

Kedua mata Kana langsung berbinar, ia mengangguk cepat, menyetujui ide itu.

"Nanti pulang sekolah Kana mampir ke rumah Mama!" serunya riang. "Mama pasti juga bangga 'kan punya putri seperti Kana?"

Papa mengusap puncak kepala Kana. "Tentu. Papa dan Mama selalu bangga sama Kana."

"Terima kasih, Papaaa! Kana sayang banget sama Papa dan Mama."

Kana berhambur memeluk Papa lagi, begini cara Kana melampiaskan rasa bahagia yang sedang membuncah di dalam dirinya.

"Papa harap kamu selalu bahagia seperti ini, Kana," ucap Papa pelan yang langsung diangguki oleh Kana.

"Selama Papa selalu ada untuk Kana, Kana akan bahagia. Papa janji ya enggak akan ninggalin Kana?"

Papa mengangguk dengan senyum tipis. "Iya."

***

"Kana?"

Kana menoleh saat Shaka memanggilnya, senyuman itu sejak tadi terus melekat di bibir mungil Kana membuat Shaka penasaran.

"Lo habis menang lotre?"

"Ha?" Kana mengernyit. "Enggak. Emang gue kelihatan kayak orang kaya?"

Shaka menggeleng pelan, kemudian menggeleng lebih cepat. "Bukan gitu maksud gue, itu gue geleng karena.... Bukan gitu, Na."

Pesawat Kertas [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang