46. Dia Tidak Bahagia

109 11 0
                                    

Kami memulai dengan tiga puluh empat, tetapi tidak bisa menyelesaikannya dengan tiga puluh empat juga.

~Pesawat Kertas~

Selamat membaca~

***

"TURNAMEN BULANAN!" seru Seno, mengangkat tinggi brosur yang ia dapat dari madding tadi.

Teman-teman sepermabarannya di belakang kelas langsung menoleh. Mereka awalnya sibuk dengan kegiatan masing-masing karena hari ini jam kosong sampai istirahat kedua. Sebuah keberkahan bukan?

Minggu ini ada beberapa lomba baik akademik maupun non akademik, guru-guru sibuk mempersiapkannya. Tim Futsal, Voli, Band, Basket, dan Sepak Takraw sudah melewati babak seleksi. Tersisa beberapa lomba termasuk akademik yang mencakup Sains, Debat Bahasa, dan Math.

Seno langsung menghampiri teman-temannya, memamerkan brosur berisi turnamen bulanan game online yang rutin diadakan oleh komunitas gamer SMA Satu Nusa. Turnamen ini bisa diikuti seluruh kelas, khusus untuk siswa-siswi aktif SMA Satu Nusa. Kalau untuk sekolah lain, mereka punya program setiap tiga bulan sekali, di mana tim pemenang terbanyak turnamen bulanan akan turut mewakili SMATUSA pada turnamen antar sekolah yang melibatkan SMA/SMK sekitar.

Seno, Jaya, Jevas, Ren, dan Rio adalah para pemain andalan dari kelas XI Sos3. Bulan lalu mereka berhasil masuk final dan mengalahkan tim dari kelas XII Alam2 yang terkenal sulit dikalahkan. Mereka rutin mengikutu turnamen berhadiah uang tunai juga atribut game dan sejauh ini sudah memenangkan 5 pertandingan, dihitung dari bergabungnya saat kelas X.

"Ikut lagi, nih?" tanya Ren, merebut brosur itu. "Dua setengah juta?!" Kedua mata Ren terbelalak kaget melihat nominal yang tertera di sana. "Serius?!"

Seno mengangguk antusias. "Turnamen bulan ini dapat dana dari salah satu orang tua kelas X yang gabung di komunitas Gamer SMATUSA. Katanya kalau banyak yang antusias, bakal rutin didanai!"

"Asik juga," celetuk Jaya, mendekat pada Ren dan ikut membaca isi brosur itu.

Biasanya hadiah paling besar adalah 1 juta dengan fasilitas game lengkap bahkan sampai ponsel, laptop, dan konsumsi peserta juga panitia. Turnamen diadakan hari Sabtu dan Minggu, selama 2 minggu. Ditayangnya secara langsung di seluruh media sosial SMATUSA.

Jevas mengamati teman-temannya dari bangku Ren yang kosong, karena bangku cowok itu dipakai tidur oleh Kana. Fatia yang semula duduk di dekat Jevas memilih pindah ke pojok depan tempat cewek-cewek ngegossip, hubungan mereka masih belum membaik.

Mengenai turnamen ini, Jevas ikut karena iseng saja, ia tidak memburu hadiah itu seperti teman-temannya. Bahkan setiap menang, Jevas tidak mau ambil jatah saat pembagian hadiah. Teman-temannya lebih butuh hadiah itu, sementara dirinya hanya ingin hiburan. Karena itu, walau tengah malam teman-temannya ini minta mabar, Jevas ikut saja. Hitung-hitung mengisi kesepian karena di rumah sendiri.

Pandangan Jevas teralih saat melihat Kana melenguh, cewek itu mengubah posisi wajah menghadap ke jendela. Sinar matahari yang masuk membuatnya mengernyit.

"Tolong, Sa," kata Jevas pada Sasa yang berjalan menuju pojok bac untuk mengembalikan buku, kebetulan juga dekat dengan jendela.

Sasa yang mengerti lantas mengangguk, lalu sedikit menutup korden agar menghalau sinar matahari yang mengusik Kana. Hal itu tidak luput dari perhatian Fatia yang membuatnya mendesis tidak suka.

"Kenapa lo?" tanya Cika yang melihat tingkah Fatia.

"Bukan urusan lo," jawab Fatia judes.

Cika berdecih, ia tahu Fatia sedang kesal, dan itu selalu terjadi setiap Fatia melihat interaksi Kana dengan teman sekelas mereka.

Pesawat Kertas [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang