Setelah kejadian perkelahian singkat tadi. Aksara tidak ikut pergi untuk pulang bersama teman-teman nya. Kini ia malah menggandeng tangan, alias menyeret Dasya entah dibawa kemana.
"Lo tarik gue kemana sih?" Entah keberanian dari mana, akhir-akhir ini Dasya sudah mulai berani untuk bercengkrama dengan Aksara.
Tak ada sautan dari sang empu membuat Dasya hanya mendengus kasar.
Sampailah digarasi mobil. Aksa menyuruh Dasya untuk memasuki salah satu mobil disana yang ditafsir harganya mungkin, mencapai miliaran.
"Ih apa sih dorong-dorong." Kesal Dasya saat Aksara mendorongnya tanpa merubah ekspresi wajahnya.
Kini ia melajukan mobilnya keluar dari kediaman Knightley.
Setelah berkutat lama di perjalanan. Akhirnya mereka sampai didepan bangunan megah. Sebut saja mall.
Dasya mengernyit heran. Tetapi dia enggan bertanya. Karna dia sudah tau pasti Aksa tidak akan menjawab pertanyaannya.
"Ayo turun," Ucap Aksa sembari menatap Dasya. Dasya yang tidak suka basa basi pun lantas hanya mengangguk singkat.
Dasya terlonjak kaget kala Aksa menggenggam tanganya erat. Dan bergegas memasuki mall.
Sudah tidak kuat menahan rasa keponya. Dasya bertanya "Ngapain ke sini?"
"Ngabisin duit, depresi gue ngabisin tapi gak abis-abis." ujarnya sombong.
"Ck sombong, duit gue juga banyak kali." Kesal Dasya sambil menabok ringan lengan kekar Aksa.
"Masih banyakan duit gue."
"Ya-ya tapi kan tetep aja." Ya bagaimanapun juga ucapan Aksa memang benar adanya.
Aksa diam-diam menahan kedutan dibibirnya, sungguh gadisnya sangat menggemaskan seperti ular [cry]
Aksa menghentikan langkahnya saat tiba dibutik. Sudah bisa dipastikan bahwa Butik itu bukan sembarang butik. Yang jelas, itu butik pribadi.
"Lo kok aneh banget sih, Tiba-tiba ngajakin gue beli baju? Gue bisa beli sendiri." Cerocos Dasya panjang x lebar dengan sebal.
Aksa hanya menyungging kan senyum tipis, ingat hanya tipis. "Gue tau semua baju lo itu banyak yang berisi kenangan-kenangan saat bersama Daxion--"
"--Dan gue benci itu Dasya. Kalo bisa, bahkan gue pengen nyuci otak lo biar memory kenangan lo sama Daxion musnah."
Dasya bergidik ngeri. Setiap kata yang terlontar dari mulut aksa. Persis sekali seperti seorang 'Pyco.'
Dasya mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya "Terserah lo deh, sekarang gue harus apa?"
"Ya pilih baju lah. Minimal uang 100 jt harus habis."
"Buset, yang bener lo." mata Dasya melotot sempurna, jantungnya hapir melocos karena ucapan Aksa.
"Udah, cepet sana pilih. Nanti gue ajak lo ke suatu tempat."
"Idih kemana? Ogah banget." Ucap Dasya acuh tak acuh sembari pergi untuk memilih-milih baju.
Jika kalian mengira Dasya itu matre, gue tampol mulut lo. Dasya itu tidak matre hanya saja dia tidak mau membuang-buang uang orang. Becanda.
Dasya tau saat dia menolak untuk mengikuti perintah Aksa. Aksa akan tetap kekeuh untuk memaksanya menuruti perintahnya.
"UDAH, AKSA." teriak Dasya dari kejauhan. Setelah menghabiskan waktu bebrapa jam akhirnya selesai.
Aksa yang mendengar itu lantas bergegas kekasir. Yang pertama kali Aksa lihat adalah Dasya dengan barang-barangnya.
"Totalnya berapa?" Ucap Aksa datar. Membuat mbak-mbak kasir gemeteran ketakutan
"75 jt tu-tuan."
Aksa otomatis menatap Dasya dengan sorot mata kesal. "Kenapa cuman habis segitu?"
"Itu udah banyak anjir, buat apa juga gue beli banyak-banyak."
----
Setelah acara membeli baju tadi. Mereka berdua menghabiskan waktu yang cukup banyak dengan membeli tas lah, sepatu lah, kalung, cincin dll.
Dasya kesal sih sebenarnya, Dia dipaksa untuk membeli itu semua. Karna menurut nya itu tidak begitu penting, karna yang terpenting adalah makanan.
Tapi yang kebih dominan dengan rasa kesal adalah aksa. Dia sungguh kesal pada Gadisnya itu. Dia bandel, sudah dibilang harus menghabiskan minimal uang 100 jt tapi kenapa dia cuman menghabiskan uang 75 tr saja.
Barang-barang gang dibeli dasya sudah dibawa oleh orang suruhan Aksa. Kini mereka berdua hanya berjalan tanpa menentang apapun.
Saat asik berjalan dengan keheniangan, tiba-tiba seseorang menarik jeday dasya. Membuat rambutnya tergerai. Sehingga kedua pria itu menatap Dasya dengan sorot mata terpesona.
Tadi tuh dasya habis bangun tidur kan. Belom juga ganti baju udah dibawa ke mall aja sama aksa. Alhasil jadilah dia ke mall dengan pakaian astaghfirullah nya.
"Eh apa sih!" Kesal Dasya lantas membalikan tubuhnya untuk menatap sang empu yang menjadi pelaku.
Kini didepanya terdapat seorang pria, dengan pakaian casualnya. Wajah pria itu sangat datar sedatar tembok.
Aksa yang melihat pria itu otomatis mengertakan rahangnya. Matanya bertatap dengan mata orang itu.
Mereka sama-sama saling menyorot tajam. Sampai akhirnya suara Dasya mengakhiri nya.
"Woi malah tatap-tatapan. Siapa sih lo? Narik-narik jeday orang sembarangan." ucap Dasya sambil melotot garang. Membuat kedua pria itu gemas lantas menggigit pipi bagian dalamnya.
"Gue masa depan lo." ucap Zero dengan datar. Yaps panggil saja dia Zero. Untuk nama lengkapnya rahasia.
"Idih apaan, orang masa depan gue Jungkook."
Setelah mendengar nama yang asing disebutkan dasya. Aksa otomatis menarik lengan gadis itu. Dan membisikan sesuatu "Siapa jungkook?"
Dasya tak menggubris nya, lantaran masih kesal. Aksa yang tidak digubrisnya pun lebih kesal.
"Ayo ikut gue!!" Ucap Zero, dengan lancangnya dia ingin menggandeng tangan Dasya. Tetapi tangan besar menghadangnya terlebih dahulu.
"Gak bisa." ucap Aksa
"Gak butuh persetujuan lo," tentu, Zero tidak mau kalah.
Aksa semakin geram dengan tingkah laku pria didepanya ini. "Mending lo pergi, sebelum gue ngelewati bates."
Zero mendekat. Dia membisikan sesuatu untuk Aksa. Membuat apa yang tidak seharusnya terjadi malah terjadi.
"Ngehancurin lo, bukan hal yang sulit bagi gue Aksa."
Karna sudah diselimuti amarah yang meledak. Membuatnya menonjok muka tampan Zero dengan sekuat-kuatnya.
Menyebabkan zero tersungkur dengan sudut bibir berdarah.
Dasya hanya menatap mereka berdua datar. 'prik' batin dasya, bagiamana tidak? Tidak ada angin tidak ada hujan eh tiba-tiba tonjok-tonjokan.
Dasya bergegas pergi, "Bye gue pergi, lanjutin berantemnya."
Aksa yang mendengar itu otomatis mengikuti Dasya dan meninggalkan Zero yang mengusap sudut bibirnya.
Zero terkekeh sinis. Dan bergumam, "Aksa Aksa ternyata lo masih sama, sama-sama masih dengan sifat tempramental."
______________
Ig → sasa.arinda
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA [END]
FantasyBercerita tentang tokoh utama yang terobsesi dengan wanitanya