Tersenyum sangat manis, senyum yang akhir-akhir ini sirna kini terbit kembali. Menatap keluar jendela, hanya ada gumpalan awan yang terlihat. Serta airphone yang setia menemani perjalanannya ke Italia.
Sejak hari itu, Dasya mulai bersemangat menjalani hari-harinya. Ia tak sendirian didunia ini!! Orang tuanya masih bersamanya.
Entah halusinasi atau bagaimana, ekor mata Dasya menangkap sosok disampingnya menatap dengan sorot mata tajam tersirat kerinduan. Hanya sekilas, bahkan bisa dibilang sedetik.
Dasya kembali membuang mukanya kearah kaca pesawat. "I miss him. Gue banyak halusinasi akhir-akhir ini," Gumamnya.
Setelah lama terdiam, Dasya terlonjak kaget kala orang disampingnya membuka suara, suaranya sangat berat bahkan Dasya merasakan hawa pekat serta bulu kudunya berdiri.
Ia sedikit merasa tak nyaman. Sebenernya ia bisa saja pergi ke Italia menggunakan jet pribadi ataupun memilih bangku penumpang First class, bukan apa-apa, hanya ingin mencoba hal baru dan lebih berbaur dengan orang-orang. Sejak kejadian itu, ia menjadi pribadi yang terlalu tertutup.
"Hai." Sapa orang itu.
Dasya sedikit menoleh dengan kaku, tak ada jawaban. Hanya melihat orang itu dengan diam, mengamatinya. Sialan, kenapa orang itu memakai masker sih? Dia kan jadi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Are you tired? Kamu bisa bersandar dibahuku."
Suara itu?! Dasya sangat mengenalinya.
"Siapa kamu sebenarnya?" Kalimat itu keluar dari mulut Dasya tanpa bisa dicegah. Saat tersadar akan ucapannya, Dasya berdehem singkat, dalam hati ia merutuki mulut sialanya.
Orang itu menatap kearah Dasya dengan pandangan menajam, tak ada jawaban.
Why? Kenapa tatapan itu? Dia hanya bertanya, kalau tidak mau menjawab ya sudah kan dia tidak memaksa. Lagipula Dasya masih tau batasan privasi.
Berdehem singkat, "I'm sorry if my speech disturbs your privacy." Ucap Dasya sedikit membungkukkan badannya.
Orang itu tertawa berat, "Tidak masalah. Ah kamu sangat menggemaskan." aku jadi ingin kembali mengurungmu. Lanjutnya dalam hati.
"Where exactly are you going?" Tanya orang itu, Dasya merasa dia mengalihkan pembicaraan.
"Roma, Italia." Hanya balasan singkat yang didapat. Ada sinyal dalam diri Dasya mengatakan orang itu berbahaya dan harus dijauhi.
"Kamu berangkat sendiri?"
Dasya mengangguk singkat, selanjutnya ia memutuskan untuk bertanya, ia ingin menggali sendikit informasi tentang orang ini. "Kamu sendiri? Mau kemana?"
"Roma. Untuk liburan." Tatapanya beralih ke depan.
Dasya membeo, "Sendirian?"
"Sengaja." Gumamnya.
Karena pendengaran Dasya yang lumayan tajam ia bisa mendengar gumaman orang itu walau samar-samar.
Setelah percakan itu hanya keheningan yang menyelimuti. Tiba-tiba kantuk menyerang. Entah sadar atau tidak, Dasya memiringkan kepalanya kearah orang itu, hingga kepala dan bahu masing-masing bertubrukan.
Terlihat senyuman miring nan samar dari bibir orang itu. Terkekeh menyeramkan, "Sengaja."
Tanganya terangkat, mengelus rambut lembut Dasya, "Akhirnya kamu tertidur juga, Sayang." Bisiknya lembut.
"Apa kamu benar-benar tidak mengenaliku? Maaf namaku sangat buruk, aku membencinya. jadi, bagaimana kalau kamu memanggilku baby saja?" Setelah mengatakan demikian. Orang itu kembali tertawa, seolah kalimatnya sangat konyol.
"Back. For you."
Deg.
Dasya masih bisa mendengar walau samar-samar, apakah ini mimpi? Kenapa orang itu berkata demikian? Apakah dia salah dengar?
______________
Dimobil, Dasya melamun. Sudah beberapa menit ia tetap stay dengan lamunannya, mengabaikan hiruk piruk kota Roma yang bisa ia lihat lewat jendela. Yang ada difikiranya adalah saat ia tertidur dipesawat tadi kenapa terasa sangat nyaman? ia merasa sesuatu yang hilang telah kembali lagi.Ngomong-ngomong soal kejadian tadi, kenapa sangat janggal dan misterius sekali? Batin Dasya.
Menggelengkan kepala. mencoba bodo amat. Setelah itu, ia merogoh saku, mengambil handphone berwarna hitam miliknya. Menyalakan. Karena saat dipasawat tadi ia sempat mematikan daya.
Beberapa detik setelah handphone menyala. Dasya langsung membuka room chat nya dengan Vio. Mengirimnya pesan bahwa ia sudah sampai di Roma.
Derttt dertt. Bunyi itu menandakan adanya pesan masuk dari seseorang. Dasya dengan semangat membuka pesan itu, pasti mama, bayinya.
Unknown (tidak diketahui)
|Baby
|Let's fix it
|I can't lose u______________
Sengaja pakai aku-kamu, soalnya kalau pakai saya rasanya geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA [END]
FantasíaBercerita tentang tokoh utama yang terobsesi dengan wanitanya