44

12.8K 1.2K 16
                                    

Dasya menghembuskan nafas kasar. Sudah 1 jam lebih tapi dirinya tak kunjung sampai juga. Bagaimana mana mau nyampai? Orang dari tadi Aksa tak mengikuti rute jalan menuju kediaman Dasya dengan benar.

Sekarang lihat! Rasanya Dasya ingin mencabik-cabik wajah tak berdosa yang Aksa tampakan itu.

"Lo masih inget arah kerumah gue nggak sih?"

"Kenapa emangnya?" Tanya Aksa balik dengan raut wajah sok polosnya.

"Kinipi imingnya, emangnya lo pikir gue gak tau kalau dari tadi lo cuman muter-muter gak jelas doang?!" Sarkas Dasya. Sejujurnya dia paling malas berbicara sepanjang itu.

Aksa terkekeh geli. "Negatif thingking mulu, Cil."

"Cil?" Bingung Dasya sambil mengerutkan alisnya.

"Iya, bocil. Lo kan masih bocil,"

"Enak aja, gue udah gede ya!!" Dasya spontan mengerucutkan bibirnya kesal.

Tangan kiri Aksa telulur untuk menepuk kecil pucuk kepala Dasya. Sedangkan tangan satunya berganti memegang putung rokok yang semula berada ditangan kiri. Kebetulan mobilnya sedang berhenti sebab lampu merah.

"Cup cup cup iya deh lo gede. Jangan ngambek dong nanti om beliin permen." Godannya setelah itu ia terkekeh geli.

Dasya menepis tangan Aksa ringan. "Gue bukan bocil, Om. Enak aja lo sogok kayak gituan,"

"Bagi gue lo masih bocil," Ucap Aksa. Lalu fokus cowok itu kembali kepada kemudinnya.

Keheningan kembali menyelimuti suasana didalam mobil. Dasya stay menatap lurus kedepan. Sedangkan Aksa sesekali melirik cewek cantik disampingnya dan juga tak lupa menghisap nikotin yang sudah berganti ditangan kirinya.

Dasya sedikit menggeserkan duduknya, membuat sebagaian tubuh cewek itu terbentur kaca mobil.Aksa melirik sekilas, dengan alis terkerut dirinya bertanya, "Lo ngapain, Cil?"

Bukanya menjawab pertanyaan Aksa, Dasya malah menutup hidungnya. "Lo nggak tahan bau rokok?" Tanya Aksara.

Dasya menganggukan kepalanya ringan, "Hmm,"

"Kenapa nggak bilang? Sorry gue lupa tadi." Tanpa banyak basa-basi, Aksa langsung mematikan rokok itu lalu membuangnya.

"Di fikiran gue pasti nggak bakal lo buang. Tadi aja cewek lo ngedumel tentang rokok lo nggak peduli," Ucap Dasya jujur. Memang itu yang tadi ia fikirkan. Dasya memang tipe orang yang to the point apa adanya dari pada bertele-tele sedangkan itu kalimat dusta.

"Itu beda,"

Iya kan dia aja gak nyangkal. Berarti bener dong Decha cewek barunya?

"Beda apanya?"

Tak ada jawaban dari sang empu, malahan yang Dasya tangkap dari raut wajah Aksa adalah ekspresi datar tapi mengisyaratkan sesuatu.

Setelah seperkian detik terdiam. Dasya melanjutkan sesi tanyanya, "Sa, Gue mau tanya," ia menjeda ucapanya. "Jaket yang disofa apart lo tadi. Itu jaket lo?"

Aksa menganggukan kepalanya tanpa ragu, alisnya terangkat, seolah bertanya 'ada apa emangnya?'

"Cuman tanya."

"Sampai," Gumam Dasya saat melihat didepan sana sudah terpampang jelas pagar mansion nya.

"Thanks, lain kali hargai cewek lo. Jangan kayak tadi dia pasti sakit hati." Ucap Dasya kembali. Ia berucap seolah-olah dirinya baik-baik saja. Padahal sejak tadi ada rasa yang ingin membuncah dihatinya.

Melihat Dasya akan membuka pintu mobil. Aksa buru-buru mencekal tangannya. "Sya," Panggil cowok itu dengan suara bassnya.

"Mau gue kasih tahu sesuatu gak?"

Dasya menoleh kearah Aksa. Lalu ia mengerutkan alisnya, "Apa?"

"Didunia ini sebagaian orang sebenarnya bukan takut kehilangan cinta, melainkan takut kehilangan sesuatu yang menurut mereka adalah kebahagiaannya. Sekarang pertanyaannya kalau lo jadi bagian dari orang-orang yang akan ditinggal cinta serta kebahagiaan kayak orang itu, apa yang bakal lo lakuin?" Baru kali ini Aksara berucap panjang kali lebar seperti itu, dan sepertinya Dasya harus memberikan apresiasi.

Walaupun bingung, Dasya tetap menjawab pertanyaan Aksara. "Gue bakal berusaha mati-matian buat nahan cinta sekaligus kebahagiaan itu buat nggak pergi dari gue lah, apa lagi emang."

Aksara menganggukan kepalanya ringan. "So, Jangan pergi ninggalin gue ya, Sya?"

____________

Entah pemikiran gue doang atau gimana. Tapi yang bagian cinta dan kebahagiaan itu kayak dejavu gitu. Jd kalau ada kesamaan tolong bilang ya

AKSARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang