27

17.1K 1.8K 95
                                    

"Kak Dasya? Kak Aksa?" Ucap seseorang itu dengan nada sok lembutnya.

Aksa dan Dasya menorel secara bersamaan, menghadap orang itu, Reina, dengan datar.
Reina yang tersadar lebih dulu dari posisinya langsung bangkit dengan tergesa.
Bahkan dirinya hampir terhuyung jika Aksa tak sigap memeganggi pinggangnya.

Dasya menoleh kearah Reina, "Mau apa lo?"

"Mau ngambil minum kak."

Dasya hanya berdehem, lalu melangkahkan kaki pergi dari dapur, yang kemudian disusul olek Aksa. Mood Dasya anjlok seketika karena melihat Reina, padahal dirinya sudah bersyukur akhir-akhir ini jarang bertemu dengan Reina.

Reina berjelan menuju ruang Tv, sebenarnya dirinya tadi ingin menuju kamar, tapi saat ingat ada Aksa yang membuntutinnya bisa bisa cowok itu ikut masuk kedalam kamarnya. Ia duduk disofa singgel, kemudian menyalakan televisi.

Aksa juga ikut duduk, ia menduduki kursi panjang disamping Dasya. "Ayo keluar, Mood lo lagi gak bagus kan." Ajaknya yang dibalas gelengan lucu oleh Dasya.

"Ayo kak, Sama Reina aja." Tiba-tiba saja Reina menyaut. Kemudian ia mendudukan dirinya disamping Aksa.

"Diem, lo gak diajak." Cuek Aksa sembari menggeser bokongnya untuk lebih menjauh dari Reina.

"Kok gitu sih kak, Kak Dasya gak mau tuh yaudah sama Reina, kan sama aja."

"Lo gak selevel sama Dasya, jadi gak usah maksaain diri."

Reina hanya diam tak membalas perkataan Aksa, Tetapi ia sedikit demi sedikit menggeser duduknya, mendekati Aksa. Dasya hanya melirik mereka sekilas, lalu kembali malanjutkan aktivitas nya, yaitu menonton televisi.

"AAAAAAA YANG YANG YANG." teriak Aksa tiba-tiba. Dirinya juga terlonjak sambil mendekatkan dengan Dasya, bahkan ia sekarang merangkul Dasya dan juga menatap Reina dengan sorot ngeri.

Dasya menutup kupingnya, "lo ngapain sih Sa. Teriak segala."

Aksa menunjuk Reina, "Dia deket-deket gue mulu, gue jijik." Ekhem sedikit nylekit sih tapi ya mau gimana lagi, itulah Aksara.

"Oh," balas Dasya dengan cuek.

"Kok oh doang, seharusnya lo tuh marah waktu gue dideketin dia." Tunjuk Aksa sekali lagi. Ia sangat malas menyebutkan nama Reina.

"Kayak gimana marahnya?" Pancing Dasya. Ia menahan bibirnya untuk tidak tersenyum sekarang. Tak bisa dipungkiri, ia suka dengan Aksa mode cute kayak gini.

"Kayak gini,,," Aksa memperagakan, ia juga menaruh tanganya dikedua sisi pinggang. "Lo jangan deketin cowo gue, Gue cemburu. kalau lo deketin sekali lagi, Gue jambak lo."

Dasya hanya manggut-manggut tanda mengerti, lantas tanganya terangkat, mengucap surai Aksa dengan lembut. "Cup cup gak boleh marah mulu ya, Good boy."

Gerakan tiba-tiba dari Dasya itu mampu membuat jantung Aksa berdetak lebih cepat dari biasanya, "ANJING JANTUNG GUE!!" ucapnya sambil memeggangi jantung Dramatis.

Dasya, sang pelaku, malah terkekeh gemas ditempatkan. Matanya melirik Reina sekilas, terlihat tangan cewek itu terkepal.
"See? I win," Ucapnya tanpa suara, tentu hal itu tak luput dari pandangan Reina.

"Tunggu aja." Balas Reina tanpa suara, setelah mengucapkan itu bibirnya tersenyum manis, ia lalu melangkah pergi.

"Dengan senang hati."

Beralih melihat Aksa yang masih dramatis memegangi jantungnya. Dasya memutar bola matanya malas, "Ngapain lo?"

"Salting."

"Gila, jangan jujur dong." Aneh, memang aneh. Seharusnya kalau ditanya kan memang dijawab dengan jujur kan? Tapi kenapa Dasya malah berucap seperti itu?

"Pulang lo!!" Lanjut Dasya, sambil mendorong tubuh Aksa keluar dari rumahnya.

"Why?? Kok jadi gue yang lo suruh pulang,"

Dasya mengerutkan alisnya, "Yakali gue." Ucapnya. "Terserah deh postingannya mau lo hapus atau enggak, semuanya udah terlanjur bukan?"

"Gue mau nginep disini, Sya." Ucap Aksa yang penuh dengan penekanan.

Dasya berhenti seketika, karena mendengar ucapan Aksa yang penuh dengan penekanan itu. jika kalian mengira Dasya tidak takut, kalian salah, Dasya sedikit takut dengan Aksa kalau dalam mode berbahaya seperti ini. "Ya ngapain coba lo nginep disini, lo kan punya rumah."

"Ya gak papa."

"Jujur deh, lo pasti punya alesan kan?"

Aksa menghembuskan nafas kasar, sudah pasti dirinya harus mengalah biar perdebatan itu tak berlanjut. "Gue cemburu."

Bahu Dasya merosot. Jadi cuman karena itu? "Lo cemburu kenapa lagi sih Bambang."

"Gue bukan Bambang." Ucap Aksa tak terima, pasalnya dirinya dipanggil dengan sebutan Bambang.

"Ck iya iya Aksa."

"Gue cemburu karena Daxion," Ucap Aksa dengan menggebu, seperti meluapkan rasa emosional nya yang terbelenggu.

"Astaga Sa... Daxion padahal gak ngapa-ngapain, kenapa lo cemburuin sih??" Entah dimana otak cowok satu itu, kenapa pencemburu sekali sih.

"Gue tadi ketemu dia dibasecam. Katanya dia mau kesini," Ucap Aksa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Wajar dong, kan dia mau ketemu Reina."

"Ih bukan, dia mah udah putus sama Reina semenjak kejadian Reina yang ciuman sama cewek waktu dibar." Ucap Aksa sekaligus mengingat-ngingat adegan dimana Dasya membongkar rahasia Reina didepan murid-murid serta guru-guru. (Part 17)

"Loh serius, Sa?" Ucap Dasya memastikan.

"Apa?! Mau apa emang kalau Daxion sama Reina udah putus hah?" Tanya Aksa dengan garang.

"Tanya doang aelah." Ucap Dasya. "Terus terus, lo ngapain coba cemburu?"

"Dia tuh mau caper sama lo. Dia bilangnya mau ketemu Reina, mau bicara sesuatu sama dia, padahal mah gue tau dia mau caper sama lo,"

"Refresh deh itu otak, suuzhon mulu sama orang."

"Emang itu kenyataannya." Mengambil nafas dalam-dalam, lalu melanjutkan perkataannya, "Waktu lo live terus bilang gabut, nah kesempatan gue buat kesini sebelum keduluan Daxion."

"Oh," Dasya manggut-manggut ditempat.

"Lo cuman oh doang?"

"Ya terus gue harus apa?? Harus histeris gitu??"

"Terserah." Ucap Aksa dengan nada ngambek, lalu membalikan badan hendak mengambil montornya untuk pulang, ya memang dirinya kesini menaiki motor.

Sebelum Aksa benar-benar pergi, ia menyempatkan beberapa kata untuk Dasya. Kemudian ia membisikan hal tersebut.

"Gue udah mencoba damai sama sifat obsesi gue, Sya. Jangan mancing gue keterlaluan. Gue bisa balik kayak dulu lagi kalau lo terus berontak dari gue. Bahkan lebih parah." Bisik Aksa, ia mengusap surai lembut Dasya sebelum benar-benar melangkahkan kakinya untuk pergi.

___________

Yang minta Reina jadi tumbal Aksa sama Dasya ntar dulu ya, lagi mau baiikin Reina dulu😭

AKSARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang