"Apa liat-liat." Ucap Aksa dengan garang tapi ini kok terlihat menggemaskan skskskks.
Dasya tetap diam tetapi tak urung memutar bola matanya. Jengkel, sudah dibilangin jangan bolos eh malah Dateng ke rumah. Seperti ancaman nya kepada si iblis Aksa sudah tidak mempan.
Sudah jenuh. Aksa berdiri dari sofa dan menghampiri Dasya yang berada diranjang, Dasya tetap menyedekapkan tanganya serta memandang Aksa penuh permusuhan.
"Ekhem, Gue gak bolos." Ucap Aksa sambil mendudukan dirinya ditepi ranjang. Tetap tidak ada respon.
Aksa kemudian menoel-noel pipi Dasya, Sedangkan Dasya yang sudah risih pun bertanya. "Terus ini apa kalau gak bolos?"
"Gue Tadi liburin sekolahnya, Jadi gue gak bolos kan?" Ucapnya tanpa dosa.
"Hah" Dasya ternganga, sungguh diluar dugaanya. "DUH DEMIT, GEGARA LO RUTINITAS BELAJAR MENGAJAR JADI TERHAMBAT,"
Aksa menutup kupingnya. "Ya bagus dong, mereka bisa pulang Pagi, Dan ngehemat uang sakunya."
Dasya mengela nafas lelah. "Ya gak gitu juga konsepnya bego." ucapnya
"Jadi, lo gak bisa bunuh gue. Karna kan gue gak bolos."
"Emang dedemit lo," ucap Dasya masih dengan nada kesal setengah mati. "Kalo lo semena-mena sekali lagi. Gue bunuh beneran lo." lanjutnya.
"Terus apa gunanya gue punya kekuasaan dan kekayaan kalau gak gue gunain. Kan mubazir,"
"TERSERAH TERSERAH SEMERDEKA LO."
Oke ges, Dasya sudah melambaikan tanganya ke arah kamera tanda dia sudah menyerah."Hahaha," tawa renyah keluar dari bibir sexy Aksa. Uwuw mulai sekarang hobbynya bertambah yaitu menjahili Dasya.
"Kalau lo sakit......" Aksa menjeda ucapanya, kemudian menatap Dasya yang sepertinya sudah kepo akut untuk menanti lanjutanya, dirinya tersenyum miring.
".........Terus gue nyakitin siapa?" Lanjutnya.
Gebukan mendarat mulus di paha Aksa, bukanya meringis kesakitan tetapi dirinya malah tertawa terbahak-bahak. "Sialan lo,"
"Haha becanda, Sekarang makan dulu entar minum obat." Ucap Aksa kemudian mengambil bubur yang belum tersentuh sama sekali dimeja yang berada didekat ranjang. kemudian dirinya kembali mendudukan dirinya di tepi ranjang, yang berbeda adalah dirinya yang lebih mendekat ke arah Dasya.
"Gak mau, gak enak,"
"Enak, dicoba dulu makanya."
"Dibilangin gak enak ya gak enak." Ucap Dasya. Lantas dirinya membekap mulutnya sendiri menolak untuk memakan bubur.
"Enak, lebih enak lagi kalau dari mulut gue."
"Bweekkkkk" Dasya menahan Tawanya yang ingin segera terbit karena menatap Aksa yang wajahnya memerah seperti ingin memakan Dasya hidup - hidup. Tapi dirinya juga sempat berfikir sejak kapan Aksa jadi mesum seperti ini.
'Sabar Aksara, Sabar. Orang sabar Jadi jodohnya Dasya Knightley' Batin Aksa
"Ini cepet dimakan, gue suapin!!" Ucap Aksa sambil menyodorkan sendok tepat dimulut Dasya. Tetapi ditepis pelan oleh Dasya.
"Langsung minum obat aja. Gak usah makan bubur segala," Ucap Dasya.
"Ya gak bisa, harus makan dulu."
"Gak."
"Makan,"
"Gak."
"Kalau lo gak makan gue gak mau pulang." ucap Aksa.
"Ishh hobby lo ngancem ya." Ucap Dasya. Lantas merampas mangkok bubur beserta sendoknya sekalin dari tangan Aksa. "Tapi gue makan sendiri."
Aksa hanya mengangguk.
Disela-sela acara makannya. Dasya bertanya kepada Aksa "Ngomong-ngomong kok lo bisa masuk mansion gue?"
"Gak ada yang mustahil bagi gue,"
"Untung gak ketahuan Nyokap bokap gue lo."
"Siapa bilang? Orang tadi gue sempet omong-omongan sebentar sama mereka"
Bhfppp. Dasya tersedak dirinya kaget. Kegilaan macam apa lagi ini yang sedang terjadi?
Sedangkan Aksa? Dirinya kelimpungan mencari minum. Saat sudah ditemukan nya langsung dirinya menyodorkan minuman itu kepada Dasya. "Ini minumnya."
Dasya mengambil minuman itu dari tangan Aksa. Kemudian meminumnya. "Ekhemm kok lo bisa diijinin masuk ke sini?"
Aksa tak menjawab pertanyaan Dasya, melainkan tersenyum miring.
Saat Melihat aksa yang malah tersenyum miring bukanya menjawab pertanyaannya, sudah dipastikan sumpah serapah terus menerus dirinya ucapkan tetapi dalam batin awokawok.
___________________
4 menit kemudian
___________________Setelah memakan bubur. Tidak sampai tandas karena dirinya sudah mual -mual padahal baru memakan 1/4 bagian.
Menatap kembali Aksa yang sendari dia makan terus menatapnya tanpa mengalihkan perhatian nya sekalipun.
"Lo beneran suka sama gue?" Ucap Dasya serius. Sepertinya ini semua harus diakhiri sebelum semakin ribet.
"Lo udah tau jawabannya,"
"Gue boleh minta sesuatu?"
"Apapun gue kasih buat lo. Walaupun gue gak mampu, bakal gue usaha sekuat mungkin buat dapetin apa yang lo mau."
"Hapus perasaan lo, dan pergi sejauh-jauhnya dari gue"
Aksa melotokan matanya. Aura yang dikeluarkan dirinya juga sudah berubah. Tetapi Ekspresi Wajahnya tenang. "Gak bakal. Sekarang sampai selamanya lo bakal selalu sama gue."
"Gak bisa aksa. Kita berbeda," Ucap Dasya yang sudah mulai frustasi dengan keadaan.
"Apanya yang berbeda?"
'ya karena lo fiksi gue nyata. Mau berusaha bekeras apapun gak bakal bisa' Batin Dasya.
"Ya intinya berbeda,"
"Gue gak peduli." Ucapnya sarkas. "Walaupun ditentang seluruh dunia gue gak peduli, karna pada dasarnya gue ditakdirkan buat nentang dunia." lanjutnya.
"Gak gitu, Aksa. Coba deh lo ngertiin gue sekali aja."
"Lo inget ini baik-baik Dasya. Gue itu cinta sama lo, cinta, cinta, cinta banget sama lo." ucap aksa. "Dan gue yakin suatu hari nanti lo bakal bales perasaan gue."
Setelah mengatakan itu, Aksa langsung pergi meninggalkan dasya sendirian.
'Maaf aksa, lo salah besar. Karna luka dan cinta gue udah habis di kehidupan lama gue.'
Batin dasya.'Semakin lo maju deketin gue, semakin itu pula gue akan hancurin hati lo. Dan faktanya lo itu cuman orang baru yang bakal tetep kalah sama orang lama' lanjutnya membatin.
____________
Kalau ada typo atau gak nyambung, maklumin aja. soalnya aku ngetiknya sambil kayang
Ig →sasa.arinda
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA [END]
FantasyBercerita tentang tokoh utama yang terobsesi dengan wanitanya