01: akankah dia kembali?

249 69 448
                                    

"Eh, eh tau gak? Katanya, sekolah kita bakal kedatangan murid baru." Itulah aktivitas para siswi di sekolah ini. Selalu saja bergosip dan membicarakan hal yang tidak penting. Tapi, entah kenapa pembicaraan mereka kali ini berhasil memancing perhatian seorang Adira Anastasya.

"Za, kalian ngomongin apa sih? Heboh bat dah."

"Ituloh Dir, sekolah kita bakal kedatangan murid baru, dan murid barunya itu cowok," tutur Zahida.

"Semoga aja dia cakep, biar bertambah murid ganteng di sekolah," sambung perempuan disebelah Zahida.

Dira berdecak, memutar bola matanya malas. Gadis itu pikir, dia akan mendapatkan berita bagus. Tapi, ternyata hanya berita tentang anak baru. Apa-apaan ini?.

Dira beranjak dari tempat duduknya. Dia yang semula datang ke kantin untuk makan, sekarang sudah tak nafsu makan lagi, setelah melihat banyak banget siswi yang membicarakan tentang anak baru yang akan ke sekolah mereka. Padahal anak baru itu saja belum datang, tapi mereka sudah begitu heboh. Syukur kalau memang anak baru itu tampan. Kalau dia pendek, culun dan bergigi tonggos apakah mereka masih mengaguminya. Dira tertawa geli sendiri atas pemikiran nya.

"Dir, mau kemana lo?" tanya Zahida.

"Mau ke kelas aja gue, muak disini," jawabnya ketus.

Dira berjalan keluar kantin. Seperti yang gadis itu bilang, dia benar-benar pergi menuju kelasnya.

"Ikut gue bentar." Seorang laki-laki menarik tangan Dira yang hendak masuk ke kelas nya dan membawa gadis itu entah kemana.

"Nih, coklat buat lo." Abim mengeluarkan sebatang coklat yang ia beli di kantin dari kantung bajunya. Lalu memberikan nya ke Dira.

"Makasih," ucap Dira dingin.

"Pulang bareng gue ya," pinta Abim lembut.

"Oke."

Setelah jawaban singkat yang ia beri, gadis melenggang pergi dari tempat itu. Berada di sekolah ini lama-lama membuat nya risih. Entahlah, dia pun tak tau alasannya. Mungkin karena dia ke sekolah ini secara terpaksa. Setelah kejadian 2 tahun lalu, Abim harus pindah sekolah dan mau tak mau pun Dira ikut bersama kekasihnya itu.

*****

Setelah bel berbunyi, Dira keluar dari kelas nya menuju tempat parkir, yang pasti Abim sudah menunggu nya. Dan sesuai dugaannya Abim memang sudah menunggu dirinya. Abim memberikan helm nya ke Dira, dan mereka pun pergi dari pekarangan sekolah.

Dira diam dan Abim pun diam. Setiap mereka pulang bersama selalu saja seperti ini. Abim sesekali melirik Dira dari kaca spion nya. Gadis itu sama sekali tak tersenyum, dia hanya menatap datar jalanan yang mereka lalui. Setelah kejadian 2 tahun lalu semuanya berubah. Hubungan mereka pun berubah, tidak seperti dulu lagi.

Aku kangen kita kayak dulu lagi, Dir. Aku kangen kamu yang lama, aku harap kamu cepet balik kayak dulu ya.

Tak terasa mereka yang sedari tadi diam sudah sampai ke rumah Dira. Abim membukakan helm Dira, lalu merapikan rambut nya yang agak berantakan.

"Makasih." Dira berjalan masuk kedalam rumah nya, tapi Abim menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Dir, aku mau ngomong."

"Apa?"

"Bisa kerjain tugas fisika aku gak? Aku gak ada waktu buat ngerjain, mau bantuin ayah kerja," ucapnya to the point.

"Ya udah." Gadis itu tak berekspresi, karena dia juga sudah tau, Abim yang tiba-tiba ingin mengantar nya pulang pasti punya tujuan yang lain.

Abim tersenyum lebar mengeluarkan bukunya dari tas nya. Dengan wajah berseri-seri dia memberikan buku fisika nya ke Dira.

ADIRA (regret)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang