Anter aja ke kelas gue buku fisika nya.
Dira yang baru saja duduk di bangku nya menghela nafas pasrah ketika membaca pesan dari Abim. Hal yang membuat Dira tidak suka ketika mengerjakan tugas Abim ya ini, pria itu tidak pernah mau mengambil buku nya sendiri, mana gak ngucapin makasih lagi.
Dira bangkit dari duduknya mau tak mau dia harus mengantar kan buku Abim secara kan dia pacar yang baik.
Dengan wajah yang ditekuk dan dengan hati yang tidak niat Dira berjalan menuju kelasnya Abim.
"Dira!" Langkah Dira seketika terhenti ketika gadis itu mendengar suara Zahida pagi ini.
Please demi apa gue sial banget pagi ini.
Dira membalikkan tubuhnya memberikan senyuman setengah hati ke Zahida yang ada dihadapannya.
"Dir, lo kemana aja gue nyariin lo dari tadi."
"Gue mau ke kelas Abim," jawabnya cepat.
"Lo disuruh ke ruangan Bu Yeri." Setelah mengatakan itu Zahida langsung pergi dari hadapan Dira.
"Ngapain?" Tanya Dira sedikit berteriak karena Zahida yang sudah lumayan jauh darinya.
"Gak tau!" Balas Zahida dengan berteriak juga.
"Gak jelas banget sih, ni orang!" Dira menggerutu sendiri dalam hatinya, mengapa di pagi hari dia sudah mendapat musibah sebanyak ini.
Setelah dari kelas Abim, Dira bergegas menuju ke ruangan Bu Yeri- kepala sekolah mereka.
"Udah disuruh nganter buku Abim, ketemu sama Zahida dan sekarang gue harus ke ruangan Bu Yeri, oh Tuhan pagi gue sial banget sumpah!"
Dengan langkah yang agak dipercepat, Dira akhirnya sampai ke ruangan kepala sekolah mereka.
"Permisi, Bu." Dira mengetuk pelan pintu ruangan Bu Yeri.
"Masuk Dira langsung duduk aja ya," pinta Bu Yeri ketika melihat Dira sudah tiba.
Dira perlahan masuk kedalam, dia melihat ada seorang laki-laki duduk di kursi yang ada dihadapan Bu Yeri. Dia terlihat tidak asing dari belakang tapi Dira tidak mengenalnya. Mungkin ni cowok anak baru yang dibilang Zahida kemarin, tapi apa hubungannya sama gue? Batinnya.
Dira duduk di kursi sebelah laki-laki itu.
Degh
Jantung nya berdetak lebih kencang, secara tiba-tiba dia langsung berkeringat dingin. Orang yang ditakuti sekarang sudah ada dihadapannya. Seseorang yang bahkan Dira sudah tak ingin lagi mendengar namanya. Seseorang yang dia anggap sebagai pembawa sial.
"Dir, kamu antar Dika ke kelas XI IPA 1 ya." Suara dari Bu Yeri menyadarkan Dira dari lamunannya.
"Sa...saya Bu?" Tanya Dira gelagapan.
"Iya Dir, kata Dika kamu kenal sama dia jadi saya minta kamu antarkan dia ke kelas nya."
Setelah perkataan Bu Yeri tadi, Dira yang masih syok berjalan keluar dari ruangan itu disusul Dika dibelakang nya.
"Tunggu." Dira berhenti mendadak yang secara tak langsung membuat Dika terkena punggungnya.
"Sakit, Dir," protes Dika sambil mengelus kepalanya.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Dira dengan tatapan tajam.
"Aku mau sekolah," jawabnya enteng.
"Bukan itu goblok, gue nanya kenapa lo harus hadir dalam hidup gue? Kenapa lo harus ada dihadapan gue sekarang?!" Tanya Dira dengan nada membentak seakan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (regret)✔️
Ficção AdolescenteBELUM DI REVISI! JANGAN DIBACA, KALAU NGGAK MAU TERTEKAN! ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar dan kekerasan! ⚠️ Ini tentang Adira Anastasya, gadis cantik nan pintar yang sangat dicintai oleh Abim dan Dika. Ini tentang Andika Putra, seorang lelaki SMA...