Hidup memang tak seindah
Novel Romance, tapi setidaknya
Tak seburuk novel angst juga.
~Katanya~Saat bel istirahat berbunyi, saat itu juga Dika mengeluarkan novel yang ia bawa dari dalam tas. Membaca satu demi satu paragraf yang tertulis dengan rapi di sana.
Dika tersenyum, saat membaca salah satu nama karakter di novel tersebut. 'Reza' itulah namanya. Nama, yang mengingatkan Dika, pada kejadian kemarin.
Saat itu, Dika tengah berjalan pulang menuju rumah nya, karena ia lagi-lagi tak membawa motor, makanya dia memilih untuk berjalan kaki. Dika masih terus saja mengingat kejadian beberapa hari lalu dengan Dira. Masih tak percaya sampai sekarang, kalau Dira tega melakukan itu kepadanya. Apakah Dika kecewa dengan Dira? Oh tentu saja, tapi lagi-lagi, kekecewaan Dika di kalahkan oleh rasa cintanya untuk Dira. Terkadang Dika merasa bahwa dia sudah gila, mencintai orang yang sudah sangat menyakiti nya, tapi mau bagaimana lagi, memang sudah begini jalan hidupnya.
Dika berjalan di antara banyak orang yang berlalu lalang dengan motor dan juga mobil mereka. Bahkan di tengah keramaian seperti inipun, Dika tetap merasa hampa.
"Kok gue kangen ya, sama Mama," gumam Dika pelan.
Jujur, dia merindukan banyak orang. Mulai dari Mamanya bahkan Papanya juga. Terlepas dari semua perbuatan buruk ayah nya, tetap saja Dika masih menyayangi Ayahnya.
Dika tersenyum hampa, mengingat bagaimana bahagianya kehidupan dia dahulu. Mama dan juga Papanya masih bersatu, hubungan antara dia, Dira, Abim juga masih baik tak ada masalah. Namun, sekarang itu hanyalah kenangan belaka. Sampai sekarang Dika heran mengapa skenario yang diberikan Tuhan kepadanya begitu menyakitkan.
Tin... Tin...
Bunyi klakson itu, menyadarkan Dika dari lamunannya sesaat, segera dia menepi ke pinggir. Saat dia menepi, tak sengaja pandangannya melihat seorang anak kecil yang sedang berdiri di tengah jalan raya yang ramai. Gadis kecil itu kebingungan karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di sana.
Dika melihat ke sekitar, ada sebuah mobil yang sedang berjalan ke arah gadis kecil itu.
"Awas, dek!" Tanpa pikir panjang, Dika langsung berlari mendekati gadis kecil itu.
"Dita!" jerit seorang laki-laki dari arah yang berlawanan.
Dengan cepat, Dika langsung menggendong gadis kecil itu, membawanya ke tepi jalan. Syukur saja Dika tepat waktu sampai di sana, kalau terlambat sedetik saja, mungkin kejadiannya bisa berbeda.
Gadis kecil itu menangis karena shock, dan beberapa orang mulai mengerubungi Dika dan juga anak perempuan yang di gendong nya. Sedangkan, sang pengendara mobil malah langsung pergi begitu saja.
"Dita!" Seorang lelaki dengan seragam yang sama seperti Dika, berlari ke arah Dika dan juga anak perempuan yang di gendongnya.
"Dita, kamu gak papa?" Lelaki itu mengambil alih anak perempuan itu dari gendongan Dika. Menenangkan anak kecil itu segera, dan meredakan tangisnya.
"Makasih ya, lo udah nolongin adek gue," ucapnya memeluk sang adik yang kini sudah tenang.
"Sama-sama, lain kali, adek lo di jaga, bukan di lepas," peringat Dika, yang mendapat anggukan dari lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (regret)✔️
Fiksi RemajaBELUM DI REVISI! JANGAN DIBACA, KALAU NGGAK MAU TERTEKAN! ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar dan kekerasan! ⚠️ Ini tentang Adira Anastasya, gadis cantik nan pintar yang sangat dicintai oleh Abim dan Dika. Ini tentang Andika Putra, seorang lelaki SMA...