05: with Abim

137 52 441
                                    

Dika merebahkan dirinya diatas kasur. Setelah pertengkaran kecil dengan Abim membuat tubuhnya terasa lelah. Dika melirik foto Dira yang ada diatas nakas. Dika tersenyum membuka laci dibawah nya.

"Udah lama gue nggak ngeliat foto ini."

Dika mengeluarkan sebuah foto yang tersimpan di sela-sela bukunya. Foto yang membuat nya bernostalgia akan masa lalu. Dimana itu adalah foto mereka bertiga. Foto itu diambil saat mereka lulus SMP, lebih tepatnya sebelum kejadian itu terjadi. Didalam foto itu, Dira, Abim dan dirinya terlihat sangat bahagia. Mereka benar-benar terlihat seperti tidak pernah ada masalah. Perlahan setetes air mata mulai jatuh dari sudut matanya. Rasanya pedih saat melihat foto itu, rasanya dunianya hancur dikala mengingat kejadian dulu. Gue harap kita bertiga bisa kayak dulu.

*****

Dira melihat pantulan dirinya dari kaca yang ada di kamarnya. Rambut yang ia gerai dan dress indah berwarna biru dengan sepatu hak yang tidak terlalu tinggi, menambah kecantikan gadis itu.

Dia memakai sedikit makeup dan parfum yang wanginya lembut.

Semoga kalian tidak lupa kalau hari ini Dira akan pergi dengan Abim. Setelah susah payah meminta izin dari orangtuanya akhirnya dia bisa pergi dengan Abim sekarang.

Dira mengambil tas yang sudah ia cocokkan dengan dress nya. Dira berjalan menuju keluar kamarnya. Tapi belum sampai ke pintu kamarnya dia membalikkan tubuhnya. Dia lupa membawa hal yang sangat penting. Dia mengambil botol obat yang ada diatas nakas.

"Kalau gue nggak bawa bisa mati di jalan gue." Dira memasukkan obat itu kedalam tasnya dan berjalan keluar kamar.

Dira berdiri di depan rumahnya menunggu Abim datang menjemput dirinya. Tak perlu waktu lama Abim sampai ke rumah Dira.

"Udah lama nunggu?" Tanya Abim pelan.

"Belum."

"Lo, cantik," ucap Abim seraya terus memandangi Dira kagum.

"Gue emang udah cantik dari dulu." Bangga Dira. "Baru tau ya? Kasian."

Abim tersenyum. "Kepedean lo." Abim memberikan helm ke Dira. Dengan hati-hati Dira naik ke motor Abim dan mereka pergi dari pekarangan rumah Dira.

Abim sesekali melirik Dira dari kaca spionnya. Jujur, Dira cantik banget hari ini. Abim benar-benar terlena akan kecantikan gadis yang sedang ia bonceng.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah museum seni. Karena Abim menyukai museum seni jadi mereka sepakat untuk pergi ketempat itu terlebih dahulu.

Abim menggandeng tangan Dira di sepanjang dia melihat karya-karya indah. Seakan-akan dia takut kalau dia tidak menggandeng Dira dia akan kehilangan kekasih nya itu.

Selama kurang lebih tiga puluh menit mereka melihat karya-karya indah itu, mereka berjalan keluar museum. Abim tahu bahwa Dira sudah bosan, kalau Dira tidak ada Abim bahkan bisa berdiam diri di museum kalau dia mau.

Setelah dari museum sekarang gantian ke bioskop. Abim sudah membeli dua tiket untuk mereka. Mereka berencana menonton film horor. Sebenarnya hanya Dira yang menyukai film horor dan Abim tidak. Tapi demi Dira, Abim rela nonton film yang sangat ditakuti nya.

"Nih, popcorn nya." Abim memberikan dua popcorn yang baru saja dia pesan ke Dira.

"Masuk?" Tanya Dira.

"Ya udah." Abim lagi-lagi menggandeng tangan Dira.

Kringg...kringg

Kringg...kringg

Abim mengeluarkan ponselnya yang berdering dari kantung celananya.

Sial. Batin Abim.

"Bentar ya, gue angkat dulu," izin Abim.

ADIRA (regret)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang