03: pendekatan

162 54 394
                                    

Karan terlihat berlari keluar dari suatu ruangan. Laki-laki itu berlari agak cepat sehingga dalam waktu singkat dia sampai kedalam kelas nya.

"Guys!" Seru Karan. Siswa-siswi yang semulanya sibuk dengan urusan mereka sendiri, kini beralih menatap Karan.

"Guru-guru pada rapat, kita pulang."

Sorak sorai kebahagiaan terdengar dari dalam kelas. Mereka semua langsung berberes memasukkan semua barang-barang mereka kedalam tas.

Tapi, berbeda dengan yang lain, Argan justru memasang muka cemberut mendengar kalau mereka tidak jadi belajar hari ini. Argan menatap sekilas Dika yang sedang merapikan buku-bukunya. Tiba-tiba dia tersenyum tipis melihat Dika, seperti nya dia punya rencana.

"Kasian banget ya lo, Dik, baru masuk langsung gak belajar." Argan tersenyum miring setelah mengatakan itu.

Dika yang mendengar namanya disebut menatap datar kearah Argan. "Gak papa, malah bagus. Gue juga gak mood belajar hari ini."

Mata Argan membelalak mendengar perkataan Dika. Bisa-bisanya anak baru itu mengatakan hal itu padanya yang membuat siswa-siswi yang lain tertawa mendengarnya.

Skakmat. Batin seseorang.

"Pulang bareng gue mau gak?" Tawar Karan yang entah sejak kapan ada disamping Keyza.

Keyza menggelengkan kepalanya. "Sorry, gue naik ojol." Setelah menolak tawaran Karan tadi, gadis itu melenggang pergi keluar kelas.

Argan tersenyum kecil melihat kejadian itu. Setelah ditolak oleh Keyza sekarang giliran Arida yang mendekati Karan.

"Pulang bareng gue aja mau gak, Kar?" Tanya Arida penuh kelembutan. Tapi, bukannya mendapat jawaban dari Karan, laki-laki itu justru langsung berjalan keluar kelas.

Satu persatu murid mulai keluar kelas bahkan ada yang sudah keluar sekolah, salah satunya Dika. Dika terlihat kebingungan berjalan di sekolah. Dia sedang mencari keberadaan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Dira.

Dika yang akhirnya menemukan Dira tersenyum lebar. Sekarang dia harus mengikuti Dira, bagaimana pun dia harus dekat dengan Dira.

"Gue harus ngintilin Dira."

Dira menghampiri kelas yang sudah sunyi. Dia berada di kelas Abim. Tapi, bukannya menemukan Abim, gadis itu malah bertemu dengan Cakra.

"Nyari Arya?" Tanya Cakra yang mendapat anggukan kepala dari Dira.

"Arya bolos, setelah pelajaran pak Edward, dia langsung cabut."

Sial. Batin Dira.

Dira melangkah keluar dari kelas Abim. Setelah melihat gadis itu keluar, Dika buru-buru mengikuti Dira lagi.

"Dir, tunggu!" Panggil Dika.

Dira yang merasa namanya dipanggil menghentikan langkah kakinya. Dira membalikkan badannya dan melihat Dika yang sudah berjalan mendekati dirinya.

"Mau apalagi sih, lo?!" Bentak Dira.

Dika tersenyum tipis. "Pulang bareng aku ya? Kita udah lama gak pulang bareng, aku kangen," pinta Dika penuh harap.

"Gak usah sok baik sama gue," ucap Dira dengan menekankan setiap katanya. "Hubungan kita udah berakhir dua tahun lalu, jadi lo udah gak ada hak buat deketin gue. Bukannya itu dulu tawaran lo kan? Gue harap lo gak lupa," sambung gadis itu.

Dira melangkah pergi menjauh dari Dika. Dika hanya menatap diam Dira yang berjalan menjauhi dirinya. Seperti nya dia benar-benar sudah kehilangan harapan untuk bisa dekat dengan Dira.

ADIRA (regret)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang