15: benci

75 36 92
                                    

Keyza merebahkan dirinya di kasur. Hari ini dia merasa begitu senang. Entah apa penyebabnya. Apakah karena hari ini ayahnya sudah kembali dari perjalanan bisnisnya atau karena dia baru saja di telfon Dika. Dika menelfon Keyza mengatakan kalau dirinya sedang di luar ingin membeli sesuatu. Keyza merasa dia seperti orang penting sampai-sampai Dika memberi tahu dirinya.

Setelah kedatangan Dika di sekolah nya, kehidupan Keyza seketika berubah. Keyza yang semulanya menjauh dari laki-laki yang ada di kelas mereka, kini ia merasa begitu dekat dengan Dika. Entahlah Dika sudah berhasil membuat Keyza nyaman ada di dekatnya.

Keyza memandangi foto Dika yang ada di foto profil WhatsApp nya. Dika begitu tampan, dia juga pintar dan begitu keren. Intinya Dika benar-benar berbeda dari cowok yang lain. Keyza begitu terlena memikirkan tentang Dika. Apa ini pertanda bahwa dia sudah mulai menyukai Dika? Jujur, Keyza bingung dengan perasaannya, dia sudah berniat untuk tidak pernah membuka hatinya lagi untuk laki-laki manapun.

Setelah mantannya yang sudah bersama dirinya sejak SMP pindah sekolah ke luar negeri membuat Keyza benar-benar patah hati. Keyza sudah tak pernah lagi ingin membuka hatinya karena tak ingin patah hati untuk kedua kali. Tapi untuk Dika apakah dia harus kembali membuka hatinya? Apakah Keyza sudah siap untuk mencintai Dika sama seperti dia mencintai mantannya dulu?

Tapi terlepas dari itu semua Keyza sebenarnya jauh lebih takut kalau dia harus kembali menyukai seseorang. Bagaimana dengan Karan? Orang yang sudah mengejar-ngejar dirinya sejak kelas 10. Apakah dia harus mematahkan hati Karan dengan mengatakan dia menyukai Dika dan membuat Karan menjauhi dia? Apakah Keyza terlalu kejam untuk melakukan itu?

Keyza mendengus. "Aduh gue pusing."

Dua pilihan itu membuat Keyza pusing. Membuka hati untuk Dika dan mematahkan hati Karan itu adalah pilihan yang benar-benar sangat sulit.

Ting

Syahnum:
Key, gue di depan rumah lo.

Keyza melihat pesan itu singkat. Dia langsung bangun dari kasurnya dan berlari menuju ke depan rumah.

"Syahnum?"

Arida menoleh. Dia mendekati Keyza dan langsung menangis.

"Lo kenapa Syahnum? Kok tiba-tiba nangis?" tanya Keyza khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

Arida perlahan melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang sudah mengalir dari kedua matanya. Keyza mengajak Arida duduk di kursi yang ada disana.

"Lo kenapa Syahnum?" tanya ulang Keyza.

"Gue, cuma sedih aja, Key. Gue nggak kenapa-napa kok. Lo tenang aja," jawab Arida pelan.

Keyza menyentuh tangan Arida lembut. "Lo kalau ada masalah cerita sama gue. Jangan dipendem sendiri," tutur Keyza lembut.

Arida mengangguk pelan. "Gue pulang ya, takut mama nyariin."

"Tap—"

Arida langsung pergi begitu saja tanpa adanya kejelasan. Tentu aja membuat Keyza seketika bingung. Arida yang datang tiba-tiba dan menangis dan sekarang langsung pergi begitu saja tanpa menceritakan apapun. Aneh banget.

Apa ini karena Karan? "Bener, ini pasti karena Karan. Mana ada yang bisa buat Syahnum nangis selain Karan. Kasian banget Syahnum."

Keyza masuk kedalam rumah dan mendudukkan dirinya di sofa. Setelah melihat keadaan Arida yang kacau seperti tadi. Keyza sudah mengambil keputusan dia akan mulai memperjuangkan Dika dan menjauhi Karan. Dia ingin Karan menjadi milik Arida seorang.

Bukankah ini adil. Keyza menyukai Dika dan dia bersama Dika. Begitu sebaliknya, Arida menyukai Karan dan dia bersama Karan.

Gadis itu berfikir begitu singkat. Setelah melihat Arida yang hancur dia dengan cepat mengambil keputusan untuk mengejar Dika. Tapi Keyza tidak pernah berfikir apakah Dika juga menyukai dirinya atau tidak. Dia terlalu menduga bahwa semua ini akan mudah padahal kenyataannya tidak.

ADIRA (regret)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang