Dika membuka matanya. Lelaki itu menatap sekeliling, dimana dia sekarang? Kenapa dia bisa berada di tempat seindah ini. Taman indah penuh bunga dan jangan lupa langit indah yang benar-benar sangat enak untuk dipandang.
Kalau bisa digambarkan tempat ini bagaikan sebuah surga. Apakah Dika sudah tiada hingga dia berada di tempat ini sendirian sekarang.
Seorang gadis datang dari belakang. Memeluk tubuhnya erat. Dika merasa nyaman dengan pelukan itu. Seakan-akan itu adalah pelukan yang saat ini sangat ia dambakan.
"Aku kangen kamu, Dik," ucap gadis itu yang masih setia memeluk Dika.
Dika melepaskan pelukannya melihat siapa perempuan ini. Senyuman terbit diwajahnya ketika tahu siapa perempuan yang baru saja memeluknya.
Dengan cepat dan tanpa pikir panjang Dika langsung memeluk gadis itu. Mengusap puncak kepalanya lembut.
"Kamu kemana aja, Dik? Aku udah nyariin kamu," tutur gadis itu.
Dika melepaskan pelukannya menatap perempuan dihadapannya lekat. "Kok nyariin aku kenapa?" Tanya nya lembut.
"Mau main bareng," jawab perempuan itu enteng.
Perempuan itu menarik tangan Dika. Membawa lelaki itu ketengah taman. Lalu dia pergi entah kemana.
"Dir, mau kemana?" Dika menatap heran Dira yang pergi secara tiba-tiba.
Tak perlu waktu lama, Dira kembali lagi. Tapi kali ini dia membawa seorang lelaki. Laki-laki itu seumuran dengan Dika. Dan tentu saja dia mengenalnya. Karena cowok itu tak lain dan tak bukan adalah Abim. Orang ketiga dari hubungan Dira dan dirinya.
"Aku ngajak Abim, jadi kita bertiga bisa main bareng," jelas Dira sangat bersemangat.
"Dik, lo kemana aja, kita tungguin dari tadi juga."
Dika menatap Dira dan Abim bergantian. Rasanya ada yang aneh dengan mereka berdua. Tiba-tiba saja Abim dan Dira bersikap lembut padanya. Pasti mereka sedang merencanakan sesuatu. Dika tidak bisa percaya kepada mereka.
Dika memberanikan dirinya untuk bertanya "Bukannya kita lagi berantem, ya?"
Dira dan Abim saling menatap. Mereka kemudian tertawa terbahak-bahak. Dika hanya bisa diam heran. Kenapa sebenarnya dua orang ini.
"Aku serius, Dir."
Dira menghentikan tawanya. Gadis itu menatap Dika lembut bukan tatapan tajam yang seperti ia berikan sekarang.
"Kita, nggak pernah berantem Dika. Kita kan sahabat," jawab Dira.
"Gue setuju," sambung Abim.
"Mau main sekarang?" Tanya Dira.
Abim mengangguk antusias. Lelaki itu menarik tangan Dika yang masih termenung di tempatnya, membawa Dika ketempat yang berbeda. Sungguh tempat ini sangat indah. Benar-benar seakan di negeri dongeng.
"Lo, tunggu disini."
Abim masuk kedalam suatu ruangan yang asing. Dika yang merasa penasaran akan ruangan itu mencoba untuk masuk. Tapi dengan sigap Dira menghentikannya.
"Mau ngapain, Dik? Jangan pergi disini aja."
Abim keluar dari ruangan itu membawa sebuah kotak yang bisa dibilang lumayan besar.
Abim duduk dan mereka berdua pun juga ikut duduk.
"Kita mau main apa dulu, nih?" Tanya Abim.
Dira memperhatikan setiap benda yang ada dikotak itu. Sedangkan Dika masih berusaha untuk bisa memahami apa maksud dari semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (regret)✔️
Genç KurguBELUM DI REVISI! JANGAN DIBACA, KALAU NGGAK MAU TERTEKAN! ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar dan kekerasan! ⚠️ Ini tentang Adira Anastasya, gadis cantik nan pintar yang sangat dicintai oleh Abim dan Dika. Ini tentang Andika Putra, seorang lelaki SMA...