Dika terlihat berjalan santai keluar dari kelasnya. Lelaki itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang. Tapi, kali ini bukan Dira melainkan Keyza. Dia punya urusan penting dengan Keyza. Setelah urusannya dengan Keyza selesai baru lah dia berniat bertemu Dira.
"Key!" Seru Dika saat melihat Keyza yang baru datang.
Dika bergegas menghampiri Keyza yang lumayan agak jauh darinya.
"Kenapa? Lo ngapain nyari gue?" Tanya Keyza ketus.
"Gue mau ngomong bentar. Lo dapet nomor gue beneran dari Dira?" Tanya Dika serius.
"Iya, gue dapet dari kak Dira," jawab Keyza seperti tak bersemangat.
"Gimana cara lo dapetinnya?" Tanya Dika lagi.
Keyza mengerutkan dahinya bingung. Kenapa teman barunya ini ingin tau bagaimana dia mendapat nomor nya? Apa cuman karena penasaran atau ada hal yang lain?
"Gue chat Kak Dira kemarin. Kebetulan gue punya nomor nya karena kita satu ekstra kurikuler, malem-malem gue chat dia buat minta nomor lo. Karena gue rasa lo deket sama Kak Dira jadi gue minta nomor lo dari dia, dan kebetulan dia punya. Gue minta nomor lo buat dimasukin ke grup kelas kita. Udah gitu aja gak ada hal yang lain," jelas Keyza. Keyza menepuk pundak Dika sebelum melangkah masuk ke kelas.
Dika tersenyum. Mendengar perkataan Keyza tadi membuat Dika benar-benar bersemangat. Gue pasti bisa dapetin dia lagi, batin Dika.
Dengan penuh semangat Dika berjalan untuk menemui seseorang, ya seseorang itu sudah jelas Dira.
Dira keluar dari kelasnya. Gadis itu berniat pergi ke kantin dia sudah sangat lapar. Tapi, langkahnya terhenti karena ada seseorang yang tidak sopan menyentuh pundaknya.
Dira membalikkan tubuhnya. "Lo? Mau ngapain lagi?!" Tanya Dira dengan meninggikan nadanya.
"Nih." Dika menyodorkan sebuah permen ke Dira. Permen itu merupakan permen kesukaan Dira yang sudah lama ia beli.
Dira membuang permen itu. Menatap jijik ke Dika.
"Gak usah caper!" Ketus nya.
"Itu, aku beli buat kamu, Dir, kok malah dibuang," kata Dika kecewa.
"Gak usah sok baik sama gue. Udah berapa kali gue bilang sama lo jangan deket-deket sama gue. Gue jijik."
"Maaf, Dir aku salah." sesal Dika.
"Sekarang lo pergi dari hadapan gue," usir Dira. "Jangan buat gue gila karena harus ngeliat lo."
Keributan yang terjadi karena mereka berdua berhasil mengundang perhatian beberapa murid yang berlalu-lalang.
Abim yang mendengar keributan itu juga merasa penasaran siapa yang membuat keributan di koridor sekolah.
"Bim, cewek lo diganggu sama adik kelas," bisik lelaki itu tepat di telinga Abim.
Abim semakin mempercepat langkahnya. Berani banget tu adik kelas.
Abim memegang pergelangan Dika kasar, membuat mata Dika dan mata Abim saling bertemu.
Abim terdiam selama beberapa saat. Sepertinya dia masih tidak percaya orang yang ada didepannya sekarang. Tapi selang beberapa detik dengan sigap dia mengubah raut wajahnya menjadi datar.
Dengan spontan Abim mendorong Dika hingga dia terjauh.
"Lo... Jangan deket-deket sama pacar orang. Adek kelas aja belagu lu." bentak Abim gelagapan.
"Ayo, Dir." Abim menarik tangan Dira membawa gadis itu pergi.
Dira menatap Abim dan Dika bingung. Dia terkejut kenapa Abim tiba-tiba mendorong Dika. Dia... Dia bukan peduli terhadap Dika, hanya saja dia takut akan ada hal buruk terjadi. Pasalnya tadi mereka dilihat sama banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA (regret)✔️
Teen FictionBELUM DI REVISI! JANGAN DIBACA, KALAU NGGAK MAU TERTEKAN! ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar dan kekerasan! ⚠️ Ini tentang Adira Anastasya, gadis cantik nan pintar yang sangat dicintai oleh Abim dan Dika. Ini tentang Andika Putra, seorang lelaki SMA...