11. A perfect one

768 92 7
                                    

Jungkook sudah tidak datang ke restorannya di hari pertama Yoongi dan Seokjin kembali bekerja. Jaewan hampir menangis melihat kedatangan mereka berdua.

"Syukurlah, kalian kembali teman-teman," katanya senang sekaligus terharu,

"Kau merindukanku kan Jaewan?" tanya Seokjin, beberapa hari saja tidak datang bekerja membuatnya rindu.

"Tentu saja, aku kangen padamu Seokjinie,"

Seokjin tersenyum lebar,

"Aku akan melakukan pekerjaanku dengan lebih baik kali ini," katanya bersemangat.

Tidak ada yang secerah senyuman Seokjin pagi ini.

"Jangan memaksakan diri, sekali lagi kau pingsan, aku tidak akan mengijinkanmu bekerja lagi," ancam Yoongi,

"Arraso, managernim" Seokjin membungkuk dengan gaya seorang pangeran, membuat Yoongi memutar matanya jengah.

Saat jam istirahat seorang wanita menemui Seokjin di depan restoran. Teman kerja Seokjin memanggilnya saat dia baru selesai makan dengan Jaewan di dapur. Katanya ada seorang wanita yang ingin menemui Seokjin dan meminta waktunya sebentar.

"Eomma," Seokjin terlihat kaget begitu bertemu dengan ibu kandungnya.

"Kau sedang istirahat kan?" tanyanya kaku, wajahnya sudah menua mesti di umurnya yang masih di kepala empat. Kerutan di wajahnyapun nampak.

"Eomma, kau ingin masuk ke dalam? Kita bisa ngobrol di ruang ganti saja,"

"Tidak usah, aku tidak akan lama," katanya. Tampak ibu Seokjin sedikit gelisah.

"Kau yakin?" tanya Seokjin sedih,

"Ah itu, ini aku datang karena Soobin-" ibu Seokjin tidak melanjutkan perkatannya, namun sepertinya Seokjin mengerti.

"Eomma butuh berapa, dua hari lagi aku akan gajian," kata Seokjin mencoba selembut mungkin,

"Kalau ayah Soobin tidak di PHK, aku bisa membayar uang sekolah Soobin tepat waktu,"

Seokjin hanya tersenyum, "Sudahlah eomma, aku ada kok,"

"Ya," jawab ibunya pendek, dia berusaha sekali menghindari mata Seokjin,

"Eomma, appa, dan Soobin sehat kan?" tanya Seokjin basa basi,

"Yaa, mereka baik, "

"Syukurlah, ah tunggu, aku ada sesuatu untuk eomma dan orang rumah," kata Seokjin, akan membawakan beberapa makanan yang bisa di bawah oleh ibunya nanti saat pulang.

"Kau tidak perlu membawakan aku apapun," kata ibu Seokjin seperti sudah bisa membaca pikiran Seokjin.

"Kau hanya perlu menerima warisan ayahmu yang dia tawarkan, dan berhenti untuk bersikap kalau kau tidak butuh uangnya. Kita miskin, harusnya kau lebih pengertian Seokjin,"

Seokjin yang sudah membalikkan badannya akan kembali ke dapur terdiam,

"Kita semua butuh uang, tanggalkan semua gengsi yang tidak perlu dan malah merugikan dirimu sendiri,"

.

.

.

.

.

"Apa yang ajjuma lakukan di sini?" Yoongi menghampiri Seokjin di meja kasir yang sedang menyangga dagunya mendongak.

"Kau melihatnya?"

"Heem..."

"Hanya ingin bertemu denganku sebentar," kata Seokjin,

MoonchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang