27. Bolt

536 71 6
                                    

Yoongi kembali ke rumah setelah menyelesaikan obrolannya dengan Taehyung. Mungkin kali ini Seokjin memang cukup sulit untuk di bujuk. Ingat, anak itu selalu keras kepala dan sulit di beri pengertian jika kemarahannya tidak kunjung di rendam. Namun Yoongi tidak menemukannya di dalam kamar atau dimanapun.

"Tuan muda pergi dengan supir untuk keluar, kata tuan muda, beliau bosan jadi ingin jalan-jalan sebentar," seorang pelayan yang sedang merapihkan kamar Seokjin menjelaskan.

Yoongi mengerti, jadi dia akan menunggu Seokjin di kamar saja. Dia juga masih belum tahu kapan Taehyung akan kembali ke rumah ini lagi. Lagian anak itu memang sama lambatnya, bukannya segera menyelesaikan masalahnya dengan kakaknya malah kabur dan melakukan hal tidak penting seperti di hotel yang di lihatnya tadi.

Yoongi pergi ke kamar yang dia tinggali selama dia di rumah Seokjin dan membuka laptop untuk menyelesaikan laporan tugas yang belum dia selesaikan.

.

.

.

Seokjin menatap ke jalan dengan lesu. Di luar agak gerimis jadi dia tidak jadi berjalan-jalan di sekitar taman kota. Sudah lama Seokjin tidak melakukannya, dia tidak khawatir tentang keamanannya karena pasti setiap Seokjin keluar rumah, ada orang-orang yang diam-diam mengawasinya dari jauh, atau semacam bodyguard yang tersembunyi atas perintah Taehyung. Karena tidak ingin membuat Seokjin terganggu dan risih. Hal itu sudah membuat Seokjin sendiri terbiasa.

Mobil yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti dan mengerem mendadak.

"Kenapa ajjusi?" tanya Seokjin pada supirnya,

"Sepertinya ada hewan yang lewat di depan mobil kita, jadi saya berhenti mendadak. Maaf jika mengejutkan tuan muda," jelas si supir mengerling ke kursi belakang memastikan majikannya tidak apa-apa. Lalu si supir meneliti jalanan ke depan memastikannya lagi.

"Sudah tidak apa-apa, ajjusi cek saja," kata Seokjin,

Si supir keluar dan melihat keadaan di luar dan tak lama kemudian supir pribadinya mengangkat sesuatu yang kecil dan berbulu.

Seokjin mengernyit, dia jadi penasaran dan ikut turun.

Ternyata si supir memindahkan seekor anjing kecil. Anjing itu setengah basah dan tampak mengigil kedinginan.

"Bagaimana ada anjing sekecil itu di jalan, apa dia tersesat?" Seokjin bertanya dan menghampiri supirnya.

"Sepertinya anjing ini di buang," sang supir tampak kasihan melihat si anjing yang sudah dia letakan di trotoar.

Anjing tak berdosa itu menatap mereka berdua dan tampak bergetar ketakutan.

"Di buang?" Seokjin menatap si anjing kecil dengan tatapan iba.

"Ajjusi, bisa antar aku ke pet shop terdekat? Aku ingin menolongnya, kasihan," kata Seokjin.

Seokjin menyuruh si supir mengangkat anjing itu lagi dan menyerahkannya padanya, dan mereka kembali masuk ke dalam mobil. Untung saja Seokjin punya handuk kecil yang dia masukan di dashboard mobil. Seokjin mengambilnya dan membungkus si anjing kecil itu dengan handuk itu agar si anjing merasa hangat.

"Tenang, kau akan aman sekarang," Seokjin menatap manik mata anjing yang ketakutan itu dengan lembut.

.

.

.

Seokjin mendengarkan penjelasan dari dokter hewan tentang keadaan anjing kecil itu setelah mereka sampai di sebuah pet shop dan klinik hewan yang mereka kunjungi.

MoonchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang