03. New Adult

1.2K 115 10
                                    

5 tahun kemudian,

"Bangunlah Kim Seokjin, jangan membuat diriku seperti supir pribadi yang baru saja menyelesaikan masalah majikannya di kantor polisi," keluh Min Yoongi,

Sahabat masa kecil Seokjin dan juga teman satu rumahnya duduk di kursi pengemudi merutukinya dengan wajah masam.

Seokjin membuka matanya di sisi lain Yoongi, terkekeh,

"Aku mengantuk," katanya memberi alasan.

"Setelah di tipu teman sendiri, bisa-bisanya kau tertidur lelap seperti putri tidur begitu," Yoongi mengelengkan kepalanya tak percaya.

Seokjin hanya nyengir tak jelas,

"Mungkin aku kurang beramal jadi kena tipu lagi," gumam Seokjin, meregangkan tangan dan kakinya karena sudah tidur sekitar 30 menit yang lalu,

"Dan kau bangga? Ck ck ck," Yoongi berdecak,

"Kalau bukan karena kau, aku juga tidak akan melaporkannya dan repot-repot ke kantor polisi, dan ngapain kau bawa mobil ayahmu ini, seperti bukan kebiasaanmu Unggie,"

Yoongi mengeram, "Kau kira ini gara-gara siapa aku sampai repot-repot meminjam mobil ayahku dan kenapa ya aku juga berbaik hati melakukan semua ini padamu?"

Seokjin tertawa terbahak melihat reaksi Yoongi. Meledek Min Yoongi adalah salah satu kesenangan untuk Seokjin.

"Tapi, terima kasih banyak karena sudah melaporkan Sungkyu, tapi kurasa dia melakukan itu karena sedang membutuhkan uang. Aku sebenarnya tidak tega," ucap Seokjin mendesah,

"Seokjin, kau lupa uang itu adalah uang hasil jerih payahmu selama bekerja serabutan,"

"Toh sekarang aku sudah memiliki pekerjaan, aku akan menabung lagi, mudah kan," saut Seokjin enteng,

"Kau memang menyedihkan Kim Seokjin," Yoongi mengeleng, tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya ini.

Kim Seokjin yang menjadi topik pembicaraan Yoongi mengalihkan perhatiannya ke luar mobil. Mereka berhenti karena lampu merah, dan sesuatu menarik perhatian Seokjin.

Sebuah mobil Ferrari berwarna kuning juga berhenti di depan mobil mereka. Beberapa waktu kemudian pintunya terbuka, menampakan seorang gadis dengan baju seksi keluar dari mobil itu. Nampak wajahnya memerah karena marah, dan meski Seokjin tidak bisa mendengar suaranya, dia yakin gadis itu saat ini sedang mengumpat.

"Wah, drama apa lagi sih," Yoongi berdecih bosan, tak suka melihat adegan di depan mobilnya itu.

"Wah, kau tidak mau memberi tumpangan pada perempuan itu?" Seokjin masih memperhatikan si perempuan saat ini menyebrang jalan dan melangkah dengan angkuh ke arah trotoar. Sepertinya dia akan menghentikan sebuah taksi.

"Kau bodoh atau apa, perempuan dan mobil rongsokan ini?" Yoongi memutar matanya,

Seokjin tertawa,

"Tapi kurasa kalau melihat wajah kita berdua, wanita secantik itupun akan menyukai kita Yoon,"

"Tampan kalau miskin apa masih berguna?"

.

.

.

.

.

Sekertaris Jung, sekertaris pribadi keluarga Kim mendesah pasrah saat dilihat anak majikannya tertidur dengan mulut terbuka di ruang tamu sore ini. Dia sendiri baru saja mengecek keadaan rumah majikannya karena sejak kemarin malam putra satu-satunya tuan Kim menghilang tanpa jejak.

"Apa perlu saya bangunkan tuan muda untuk anda biseonim?" tanya kepala pelayan Choi, menatap mereka bergantian dengan kikuk,

"Sudah biarkan saja," sekertaris Jung duduk di salah satu sofa dan mulai membuka laptopnya.

MoonchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang