42. A fact

589 72 13
                                    

"Aku sudah memutuskan siapa yang akan ku lindungi," kata Jungkook tapi dia menghindari tatapan Namjoon padanya.

"Tapi Jung Hoseok itu ayahmu, jangan lupakan itu Jungkook," kata Namjoon mengingatkan,

Jungkook membeku,

"Taehyung sudah mengetahui sekertarisnya berkhianat, bahkan sejak ayahnya menjabat, tapi dia tidak beraksi apapun atau menuntutnya. Aku sendiri sering bertanya-tanya apa yang membuat dirinya tidak bertindak cepat," Namjoon mengalihkan pembicaraan, karena tahu topik itu selalu dihindari Jungkook.

"Itu karena dia tahu, jika dia dengan terbuka membuat perang, semua akan selesai. Pemegang saham akan berpihak pada pamanku ah bukan pada ayah angkatku," Jungkook memberi penekanan pada kata ayah angkatnya untuk menjelaskan bahkan meski Jung Hoseok sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri, tapi Jung Hoseok masih tetap pamannya.

"-dan Taehyung sudah pasti akan kehilangan perusahaan ayahnya. Taehyung tidak bodoh, dia hanya lamban, dan tidak punya strategi yang jelas selama ini. Sehingga dia sering kecolongan, dan kurasa Taehyung hanya mencoba bertahan bukan melawan,"

"Sepertimu," ledek Namjoon, mengatai Jungkook dengan kata lamban sukses membuat Jungkook semakin berang.

"Yak!" Jungkook menatap Namjoon marah,

"Dan apa kau akan menghianati paman yang sudah menjagamu selama ini Jungkook?" Namjoon kembali memancing Jungkook.

Jungkook tidak menjawab, hanya mendengus sebal sebagai jawabannya.

"Kau bilang dia sudah seperti ayahmu sendiri ketimbang ayah kandungmu, bukankah ini pilihan sulit," Namjoon masih belum menyerah juga. Tapi memang jawaban Jungkook yang sangat Namjoon butuhkan saat ini, setidaknya dia tahu Jungkook berada dipihak mana. Karena Jungkook selalu terlihat plin plan jika menyangkut hal ini.

Jungkook menatap Namjoon marah, tapi lalu dia menyerah.

"Sebenarnya paman tidak mengajarkanku hal apapun kecuali rasa dengki dan dendam yang menumpuk pada keluargaku sendiri. Sejak awal aku tahu aku berada di jalan yang salah, tapi aku membiarkannya mengaturku dan lain-lain,"

Jungkook akhirnya menjabarkan masalahnya sendiri, alasan dia berubah menjadi kasar dan jahat dengan tidak mempercayai ketulusan kedua orang tuanya sendiri dan mengabaikan kasih sayang almarhum kakaknya ya tidak lain dan bukan karena pengaruh pamannya itu.

"Kau menyadarinya sekarang Jungkookie,"

Jungkook mendesis saat Namjoon memanggil nama kecilnya, Namjoon hanya terkekeh. Menikmati sekali meledek Jungkook yang sumbu pendek.

Pintu di ketuk pelan dan seseorang masuk ke dalam ruangan mereka. Di temani seorang pelayan.

"Tuan ini meminta ijin masuk dan maaf karena menganggu tuan besar," kata pelayan itu takut-takut.

Namjoon menatap laki-laki kurus dengan beberapa perban di tubuhnya yang sekarang membungkuk dengan sopan ke arahnya. Bibir plum itu nampak pucat namun mata hazelnya yang cantik menatap Namjoon dengan lembut.

.

.

.

.

.

Seokjin sudah lebih baik dan Yoongi juga membantu merawat lukanya. Ada rasa menganjal yang dia rasakan setelah hampir sehari lebih dia di rumah ini tanpa bertemu langsung dengan pemiliknya. Jadi Seokjin meminta seorang pelayan mengantarkan dia kepada tuan besar mereka. Sementara Yoongi merapihkan baju-baju mereka dan Taehyung membersihkan diri.

Pintu besar itu terbuka dan Seokjin masuk. Dia langsung bertatapan dengan laki-laki tinggi besar di meja kerjanya. Duduk dengan santai dan mengobrol dengan seseorang. Seokjin tidak tahu siapa orang yang tengah mengobrol bersama sang pemilik rumah itu, karena orang itu memunggunginya dan hanya nampak belakang kepalanya saja.

MoonchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang