Senin siang itu kantor sangat sibuk. Hari pertama dalam sepekan, selalu dipenuhi kesibukan dan pekerjaan yang menumpuk. Semua orang bekerja keras.
Begitu juga Taehyun. Ia kini ada di ruangannya, berkutat dengan tumpukan berkas kerja sama perusahaan. Jemarinya dengan lincah menari di atas keyboard laptopnya, menulis kembali laporan kerja.
Begitu jam istirahat siang datang, Taehyun menyandarkan punggung dan meregangkan kedua tangan ke atas. Ia lelah. Sedari pagi dia belum makan sama sekali.
Menit berikutnya, seseorang mengetuk pintu ruangannya. Kemudian masuklah seorang laki-laki tinggi sembari membawa sebuah map berkas dan paper bag di tangan satunya.
"Kutebak kau bahkan belum sarapan."
Itu adalah Jeon Jeongguk, direktur utama di perusahaan tempat Taehyun bekerja.
Memang perusahaan ini adalah milik keluarga Kang. Tapi ayah Taehyun bilang kalau Taehyun harus mendapatkan pangkatnya sendiri. Tidak boleh jalur orang dalam. Maka Taehyun masih menjabat sebagai branch manager.
Taehyun hanya menggeleng. "Tidak sempat. Saya tadi buru-buru kemari."
Laki-laki tinggi itu menyerahkan paper bag-nya pada Taehyun. "Makan dulu. Hari ini akan ada rapat sampai malam. Kalau tidak makan kau bisa pingsan di tengah rapat."
Oh, Taehyun hampir lupa soal rapat yang dibicarakan barusan.
Itu artinya ia tak akan pulang cepat, dan Beomgyu akan menunggu lama di apartemen.
Ah, iya. Beomgyu...
"Kak Jeongguk, boleh saya tanya sesuatu?"
Jeongguk terlihat membolak-balikkan berkas laporan di tangannya. "Ada apa?"
"Cara menyenangkan hati istri itu bagaimana ya?"
. . .
Sama halnya dengan Taehyun, Beomgyu pun meminta saran dari seorang temannya. Namun bedanya, Beomgyu meminta saran dari seorang jomblo.
"Menyenangkan hati suami?" Jeongin bertanya dengan dahi berkerut, tak paham akan pertanyaan Beomgyu barusan.
Sedang yang bertanya hanya mengangguk polos.
"Lo ceritanya mau nikah, gitu? Pacaran aja gak pernah, boro-boro langsung mau nikah, Bam!"
Oh iya. Beomgyu belum cerita pada temannya yang satu ini. Agaknya ia lupa bahwa yang tahu soal pernikahannya dengan Taehyun hanya segelintir orang saja.
Dan begitu Beomgyu selesai bercerita ...
"Gila! Lo kawin gak bilang-bilang temen sendiri! Durhaka lo, Bam!"
Secepat kilat Beomgyu melemparkan fotokopi tesis di tangannya pada wajah Jeongin. Temannya ini rupanya tidak bisa mengontrol volume suaranya.
"Berisik sumpah, Ayen!"
"Jadi nama lo bukan Choi lagi nih?" tanya Jeongin setelah bisa meredam suaranya.
Beomgyu menggeleng pelan.
"Jadi siapa lo? Takutnya gue salah sebut, ya kan."
"Kang," jawab Beomgyu, hampir mencicit. "Tapi pakai Choi juga gak papa kok. Lagian gak banyak yang tau juga."
Jeongin memberikan gestur OK sambil mengangguk.
"Jadi gimana nih? Gue gak begitu kenal orangnya, jadi bingung kudu ngapain."
Sang kawan membuat pose berpikir. "Eh tapi lo udah malam pertama belom?"
"Yen, lo sekali lagi nanya yang aneh-aneh gue sumpahin jomblo seumur hidup lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [TaeGyu]
FanfictionKata orang, cinta itu tumbuh karena terbiasa. Besok x Bareng Fanfiction Taehyun x Beomgyu Warning inside