Malam akhir pekan, Beomgyu menyetujui ajakan Jeongin untuk pergi ke bar dan minum sampai mabuk—melepas penat sebelum stres karena sudah saatnya skripsi, katanya.
Bar malam itu begitu ramai. Banyak orang datang untuk bersenang-senang. Sekedar minum, bermain bilyard, atau bahkan mencumbu dengan orang asing. Sebenarnya Beomgyu tidak terlalu suka, tapi karena Jeongin sedikit memaksa akhirnya ia pun pasrah.
Beomgyu meneguk gelas bir ketiganya. Entah kenapa suasana sekitar semakin panas, ia jadi semakin haus.
"Gila lo, Gyu! Tiga gelas belum teler?"
Itu Hyunjin, yang entah kenapa malah datang bersama Jeongin tadi.
"Berisik ah, Hyunjin! Kepala gue udah mulai pusing, nih."
"Eh, Bam. Suami lo gak masalah lo ke bar gini?" Jeongin bertanya setelah menuntaskan gelas birnya.
"Telat banget nanya sekarang, Yen," jawab Beomgyu malas.
Jeongin hanya menanggapi dengan cengiran lebarnya. "Maaf, gue baru inget lo udah ada pawangnya."
"Hah? Siapa udah ada pawangnya?" tanya Hyunjin tiba-tiba saat mendengar kata 'pawang' disebut. Ada yang sudah laku rupanya.
"Oh iya, lo belum tau ya Beomgyu udah nikah?"
"Hah!? Gimana!?"
Dan sebagai teman yang baik, Yang Jeongin pun mulai menceritakan status pernikahan Beomgyu pada Hyunjin tanpa perlu meminta izin dari yang bersangkutan terlebih dulu.
"Gila! Lo kawin gak bilang-bilang temen sendiri! Durhaka lo, Gyu!"
Entah kepala Beomgyu yang semakin pusing, atau barusan ia merasa seperti deja vu. Tapi sepertinya reaksi Hyunjin rasanya tidak asing.
Dan Jeongin pun melanjutkan ceritanya pada Hyunjin, tanpa mengacuhkan Beomgyu yang sudah menenggelamkan kepala pada kedua lengannya di atas meja.
Kepalanya pusing bukan main. Ditambah musik yang menggema keras di telinganya, membuat kepala Beomgyu serasa dipukul-pukul.
Sepertinya ia sedikit menyesal menyetujui ajakan Jeongin.
"Eh, itu bukannya Lee Chaeryeong?"
Mendengar seruan Hyunjin yang cukup keras, Beomgyu mengangkat kepalanya dan mengikuti arah telunjuk Hyunjin teracung.
Di sebuah meja di ujung ruangan, terdapat seorang wanita cantik dengan rambut panjang terlihat sedang asyik bersenda gurau dengan seorang laki-laki.
Tunggu. Sepertinya Beomgyu kenal.
"Itu yang di sebelahnya siapa, ya? Cowoknya?" Hyunjin kembali bertanya.
"Jomblo kebanyakan scrolling medsos ya begini lah jadinya. Gampang kemakan gosip artis." cibir Jeongin.
Entah apa lagi yang dua temannya itu bicarakan, Beomgyu tak terlalu memerhatikan. Yang ia pedulikan hanya dua insan di pojok ruangan itu. Mata Beomgyu memang agak buram, tapi ia tahu jelas siapa keduanya.
Lee Chaeryeong, kalau tidak salah adalah seorang artis dan penyanyi yang sedang naik daun—informasi dari Hyunjin barusan. Cantik, idaman para laki-laki. Dan cukup heran kenapa ia bisa berada di sana dengan orang yang Beomgyu kenal.
Ada sesuatu kah?
Pikiran Beomgyu mulai kemana-mana.
"Gue mah kalau bisa nikah sama cewek kaya Chaeryeong gak bakal ngundang kalian-kalian. Bisa ditikung nanti," ujar Hyunjin dengan nada penuh percaya diri.
"Gue kalau jadi Chaeryeong amit-amit sama buaya macam elo!" Jeongin menimpali.
"Yang jelas gak bakal ngundang Beomgyu. Dia nikah sama cowok gak ngundang temen sendiri. Siapa nama suaminya tadi? Kang Taehyun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [TaeGyu]
FanfictionKata orang, cinta itu tumbuh karena terbiasa. Besok x Bareng Fanfiction Taehyun x Beomgyu Warning inside