delapan belas

2.1K 326 17
                                    

Malam ini Taehyun akan sangat sibuk, bahkan berpotensi untuk tidak pulang ke apartemen dikarenakan acara penting perusahaan yang salah satunya melibatkan dirinya.

Sedangkan Taehyun bukanlah tipe yang ingin meninggalkan istrinya di rumah sendirian. Tidak, setelah pertengkaran mereka tempo hari.

Maka pilihan yang tepat adalah mengajak sang istri menghadiri acara tersebut.

"Memangnya sepenting itu sampai aku harus ikut?" Beomgyu bertanya kala Taehyun mengajaknya.

"Begitulah," jawab Taehyun. "Aku juga gak mau lama-lama pisah darimu, jadi kamu ikut, ya?"

Beomgyu melempar tatapan memicing. "Yang gak mau lama-lama pisah kamu, kenapa aku yang harus ikut?"

Taehyun menghela napas, bahunya turun sedikit kecewa. "Nanti kalau aku digoda perempuan di sana bagaimana? Suamimu ini ganteng loh, Gyu."

Manik hazel Beomgyu mendelik lebar saat mendengarnya. Ia acungkan telunjuknya pada Taehyun. "Kamu berani pegang-pegang perempuan lain, aku pulang ke Bunda!"

"Ya makanya kamu ikut. Nanti kalau ada yang godain, aku bisa langsung lihat wajah manismu biar gak oleng."

Beomgyu hanya membalas dengan cibiran lucu dan bibir bawah maju beberapa senti. "Nanti kalau malah aku yang digoda bagaimana?"

"Aku langsung ajak baku hantam orangnya berani dekat-dekat istriku."

Tawa garing keluar dari belah bibir Beomgyu. "Baiklah, aku ikut." Kemudian Beomgyu berdiri untuk bersiap-siap.

. . .

Seperti dugaan Beomgyu, acara yang dihadiri suaminya ini sangat ramai. Banyak orang yang datang, mulai dari yang seusianya hingga yang sudah beruban. Taehyun tidak bilang kalau ini adalah sebuah pesta kolega bisnis ayahnya sekaligus pengangkatan Taehyun menjadi direktur baru perusahaan.

Sejak tiga puluh menit lalu Beomgyu hanya berdiri di dekat buffet makanan, mencomot satu persatu makanan yang tersaji. Meski Beomgyu juga merupakan anak pemegang perusahaan besar, tapi ia jarang ikut acara seperti ini—biasanya sang kakak yang ikut hadir. Dan kini Beomgyu tak tahu harus bagaimana dan berakhir mencicipi hidangan saja.

Lagipula di mana suaminya itu? Semenjak tadi menghilang saat dipanggil seseorang dan belum kembali juga yang mengakibatkan Beomgyu sendirian begini.

"Tahu begini gak usah ikut tadi," gumam Beomgyu sambil mengunyah kue sus di mulutnya.

"Permisi, maaf."

Sebuah panggilan disertai tepukan di bahu Beomgyu membuat pemuda itu menoleh instan. Begitu Beomgyu bersitatap dengan pemilik suara tersebut, kedua manik Beomgyu membola terkejut. Pasalnya, Beomgyu mengenal orang ini.

Ah, tidak. Mungkin Beomgyu hanya tahu, bukan mengenal.

"Beomgyu. Benar 'kan?" Perempuan itu bertanya sembari menunjuk Beomgyu.

Oh, kenapa di antara sekian banyak orang yang terlibat dengan Taehyun, kenapa harus perempuan ini yang muncul di hadapan Beomgyu dan menyapanya dengan santai begini?

Beomgyu masih menyimpan dendam pribadi pada perempuan ini, jika ada yang ingin tahu.

"M-maaf. Anda salah orang."

Baru saja Beomgyu akan beranjak dari tempatnya, ia merasakan tangannya dicegat. "Tunggu dulu! Aku tidak mungkin salah mengenali. Kita bertemu beberapa hari lalu, ingat?"

Beomgyu ingin menjerit saja sekarang.

"A-aku ingin minta maaf."

Pergerakan Beomgyu terhenti seketika. Ia tatap perempuan di depannya itu dengan menyelidik.

Satu Atap [TaeGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang