dua puluh tujuh

1.7K 283 29
                                    

Beomgyu itu suka menggoda Taehyun. Lebih tepatnya suka melihat saat suaminya itu cemburu.

Menurut Beomgyu, Taehyun yang cemburu itu terlihat sisi manjanya, sisi lembutnya. Dan terkadang kalau Beomgyu hoki, dia bisa melihat wajah cemberut Taehyun.

Baru empat bulan bersama Taehyun, Beomgyu bisa melihat sifat suaminya yang tak ia duga. Dulunya ia pikir Taehyun itu jenis orang datar, kaku, dan tidak asyik.

"Jangan, Beomgyu!"

Mendengar jawaban Taehyun yang begitu tegas membuat bibir Beomgyu mengerucut. "Ayolah, Tae ... boleh, ya?"

"Nggak boleh."

Beomgyu memasang wajah melasnya, berharap itu akan meluluhkan Taehyun. "Sama Ayen, kok."

"Mau sama siapa aja, gak! Kamu gak boleh ke bar jam segini. Istri orang harus di rumah!"

Kedua manik Beomgyu terlihat berkaca-kaca. Bibirnya ditekuk ke bawah, bergetar seakan menahan sesuatu. Hingga ...

"Hueee ... Taehyun jahat!" Beomgyu masih merengek, bahkan berpura-pura menangis.

Namun Taehyun tak acuh, masih kukuh melarang Beomgyu. Tidak biasanya memang Taehyun melarang-larang. Hanya saja suami mana yang akan membiarkan istrinya ke bar pukul 9 malam? Mau pulang kapan kalau jam 9 saja baru mau berangkat?

"Males sama Taehyun!" Beomgyu pun pergi ke kamar dengan langkah menghentak-hentak. "Aku telepon Hueningkai aja biar dijemput!"

Apa?

Taehyun pun segera menyusul Beomgyu ke kamar. "Kamu bilang apa?"

"Aku mau telepon Hueningkai!" jawab Beomgyu sambil mengangkat ponselnya.

Bibir Taehyun mencebik. "Jangan lah, sayang."

"Kalau begitu aku mau ke bar sama Ayen!"

"Gak boleh."

"Aku telepon Huening—"

"Jangan Hueningkai!"

"Kalau begitu Bunda!"

"Kang Beomgyu!"

"Kang Taehyun!"

Keduanya saling bertatapan. Beomgyu masih dengan wajah kesalnya, dan Taehyun dengan raut lelahnya.

Taehyun tahu Beomgyu keras kepala, tapi kenapa bisa dia sememaksa ini? Lagipula apakah memang harus ke bar? Dan kenapa harus jam segini pula?

"Harus banget ke bar jam segini?"

Beomgyu mengangguk. "Ayen bilang butuh teman. Jadi aku mau pergi."

"Kenapa gak besok aja? Ini sudah malam, Gyu."

"Ayen bilang butuhnya sekarang."

Taehyun menghela napas lelah, lalu mendekati Beomgyu. "Jangan sekarang, ya?" Suara Taehyun melembut.

"Maunya sekarang."

"Jangan, Beomgyu."

"Aku telepon Hueningkai, nih!"

Grep!

Beomgyu sedikit terkejut kala Taehyun merengkuhnya erat alih-alih kukuh menjawab. Dapat ia rasakan hidung Taehyun yang bergesekan dengan kulit bahunya. Rasanya geli.

"Jangan ke bar jam segini," ujar Taehyun pelan. "Nanti kalau kamu digoda orang bagaimana?"

Kekehan remeh keluar dari Beomgyu. "Apaan sih, Tae? Ada Ayen juga kok."

"Hhmmm ..."

Sekuat tenaga Beomgyu menahan tawanya. Taehyun yang mulai manja begini sangatlah lucu. Beomgyu tentu tidak tega, sebenarnya. Tapi sahabat juga merupakan prioritas bagi Beomgyu.

Satu Atap [TaeGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang