delapan

2.3K 355 53
                                    

Pagi itu Beomgyu bangun dengan sakit kepala. Entah kenapa akhir-akir ini paginya hampir selalu diawali dengan yang namanya pusing. Tapi kali ini Beomgyu sadar betul bahwa pusing ini akibat semalam ia menghabiskan malam bersama Jeongin dan Hyunjin di bar minum-minum sampai mabuk.

Tunggu sebentar ...

Beomgyu seketika mendudukkan dirinya—peduli amat dengan rasa menghantam di kepala—dan melihat sekitar. Ia ada di kamar apartemennya.

Terakhir Beomgyu ingat ia tertidur di meja bar. Setelahnya Beomgyu tidak begitu ingat. Mungkin soal ia dibopong oleh Jeongin Beomgyu masih ingat. Tapi Beomgyu tidak ingat bagaimana ia bisa pulang sampai ke apartemen padahal kedua temannya tak ada yang tahu dimana Beomgyu tinggal.

Itu artinya ...

Segera saja Beomgyu turun dari ranjang dan bergegas lari keluar dan mencari satu-satunya sosok lelaki yang tinggal bersamanya di apartemen ini.

Beomgyu menemukan Taehyun di ruang makan sedang menyesap kopi sambil membaca berkas kerja di tangan kanannya.

Seakan menyadari kehadiran Beomgyu, Taehyun menyapa dengan senyumnya. "Pagi, istriku."

"Semalam siapa yang membawaku ke sini?" tanya Beomgyu tanpa membalas sapaan Taehyun.

"Aku, tentu saja."

"Semalam kamu di bar juga? Iya, kan?"

Taehyun mengalihkan atensinya pada Beomgyu saat menyadari Beomgyu menanggalkan sebutan formal padanya. "Aku bahkan terkejut kamu ada di bar semalam."

Beomgyu mencebikkan bibir. "Terserah aku kan mau ke bar. Aku sudah 22 tahun."

"Dan kamu sudah bersuami, Gyu. Setidaknya bilang kalau memang mau ke bar."

"Kamu sendiri sedang apa di bar?" Beomgyu bertanya tak mau kalah.

"Bertemu teman."

Bibir Beomgyu mencibir tanpa suara. "Perempuan?"

"Iya."

Kali ini Beomgyu mendecih. Tak membalas Taehyun lagi dan memilih duduk di salah satu kursi di seberang Taehyun. Tangannya meraih sebotol air mineral dan meneguknya rakus. Kentara sekali kalau ia sedang kesal.

Dan Taehyun yang cukup peka untuk menyadari kelakuan istrinya itu hanya tersenyum tipis.

"Kenapa? Kamu cemburu?" tanyanya.

"Mana ada!" kata Beomgyu cepat. Ia menangkat tangannya dan menunjuk-nunjuk Taehyun dengan telunjuknya. "Tapi kamu itu sudah beristri, Taehyun. Kamu pikir tidak apa keluar berdua sama perempuan lain ke bar?"

Mendengarnya, Taehyun masih diam. Namun senyum di bibirnya semakin mengembang meski ia coba tahan.

"Lagipula apa sebegitu pentingnya sampai tidak memberi kabar? Pamitnya ada acara penting, tapi malah ketemuan sama perempuan lain. Mau selingkuh, ya? Bilangnya cinta istri tapi mau selingkuh. Buaya memang!"

Di tempatnya, Taehyun hanya bisa menahan tawanya yang seakan hampir meledak. Tentu saja menertawakan tuduhan demi tuduhan yang Beomgyu lontarkan padanya. Tapi Taehyun masih setia mendengarkan ocehan istrinya hingga selesai.

"Ya aku paham pernikahan kita ini diam-diam. Tapi bukan berarti kamu bisa keluyuran sama perempuan lain apalagi ke bar. Lihat ini, Taehyun!" Beomgyu mengangkat punggung tangannya, sambil menunjuk sebuah cincin yang terpasang di jari manisnya. "Kita pakai cincin yang sama. Umur pernikahan kita belum seminggu loh, masa kamu sudah mau selingkuh dari aku? Katanya cinta!"

Dan akhirnya Taehyun tak dapat lagi membendung tawanya. Ia lepaskan saja sampai-sampai setitik air mata lolos saking kerasnya ia tertawa.

"Kenapa kamu malah ketawa? Ada yang lucu?" Beomgyu bertanya sinis.

"Iya. Kamu itu yang lucu." Taehyun mengusap air di ujung matanya. "Kamu benar-benar berpikiran aku akan selingkuh, Gyu?"

"Lee Chaeryeong cantik loh, Tae."

Lagi-lagi Taehyun tertawa. "Cantikan juga kamu."

"Sembarangan! Ganteng begini dibilang cantik."

"Manis, deh," timpal Taehyun sekenanya.

Namun Beomgyu hanya mencibir dan tidak membalas. Masih kesal karena Taehyun keluar dengan perempuan cantik di bar padahal statusnya adalah suami Beomgyu.

Tidak, Beomgyu tidak cemburu. Hanya kesal.

"Aku tidak akan selingkuh kok, Gyu," ujar Taehyun santai. "Buat apa juga selingkuh kalau istriku sudah semanis kamu."

Beomgyu kembali mencibir. "Tapi ke bar sama perempuan lain ya, Tae?"

"Chaeryeong cuma butuh teman. Dia sedang ada masalah sama pacarnya, jadi mengajakku minum-minum. Kenapa aku? Karena aku tidak mudah mabuk. Jadi kalau Chaeryeong sudah teler, aku bisa mengantarnya pulang. Tapi aku bilang aku tidak bisa karena aku sudah punya istri. Jadinya cuma ketemuan biasa sambil dia curhat. Itu saja." jelas Taehyun panjang lebar.

"Jadi kamu tidak usah cemburu begitu ya, istriku." Taehyun menambahi sembari mengerling pada Beomgyu. "Eh, tidak apa deh. Aku jadi merasa dipedulikan istri. Aduh senangnya."

Tanpa tedeng aling-aling, Beomgyu melempar botol air mineral bekas minumnya. "Suka melantur kalau ngomong."

Taehyun hanya menanggapi dengan tawa renyah.

"Tapi benar tidak akan selingkuh, ya? Awas saja sampai ketahuan selingkuh. Aku laporin bunda biar aku dibawa pulang!"

"Jangan, sayang. Aku belum apa-apain kamu loh. Masa sudah mau pulang?"

Kali ini Beomgyu kembali melempari Taehyun dengan serbet meja. Diiringi dengan tawa dari yang lebih tua, membuat suasana ruang makan semakin berisik.

Semoga saja Taehyun benar-benar memegang janjinya untuk tidak selingkuh agar Beomgyu tidak pulang ke rumah orangtuanya.[]

.

.

a/n : //insert smiley emoji//

:)

Satu Atap [TaeGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang