"Jadi bagaimana di sana, sayang? Betah tinggal sama Taehyun?"
Malam itu ibunda Beomgyu menelepon anak tersayangnya dengan dalih rasa rindu yang melanda. Padahal baru saja seminggu Beomgyu berpisah dengan keluarganya.
"Baik ..?" jawab Beomgyu sedikit ragu. "Taehyun juga baik, jadi ya ... begitulah."
Selama ini memang tidak ada masalah serius antaranya dan Taehyun—selain kecanggungan di awal pernikahan mereka, tentu saja. Dan Beomgyu bersyukur ia dan Taehyun sudah melewati masa canggung itu.
"Lalu bagaimana malam pertamanya, Gyu? Lancar?"
Beomgyu yang baru saja menyesap teh pun langsung menyemburkan cairan hangat itu. Ia berbatuk-batuk kemudian, mengabaikan pertanyaan-pertanyaan sang ibu yang panik karena Beomgyu tiba-tiba batuk.
Gila! Pertanyaan apa barusan?
"Sayang, kenapa malah batuk?"
"Bunda pertanyaannya apaan sih?" Beomgyu setengah menjerit. Kedua pipinya sudah memerah lantaran malu.
"Kan bunda penasaran," jawab nyonya Choi enteng. "Kamu gak pernah pacaran gitu. Jadi siapa tahu malam pertamanya ada masalah atau apa."
"Nggak ada masalah kok, Bunda," balas Beomgyu sambil mengusap bibirnya dengan tisu.
"Loh, beneran sudah begituan, Beomgyu?"
"Bundaaaa!" Kali ini Beomgyu benar-benar berteriak. "Beomgyu belum ngapa-ngapain. Ya kali m-mau begituan sama T-Taehyun. Kan belum kenal, Bunda."
"Ya siapa tahu. Makanya Bunda tanya, Gyu."
Bibir Beomgyu mencebik. "Bunda kalau tanya suka aneh-aneh deh. Heran."
Beomgyu pun membereskan sisa-sisa kekacauannya—semburan teh hangat—sambil melanjutkan telepon dengan sang bunda.
Percakapan antara ibu dan anak itu berlangsung cukup lama dengan sang ibu yang selalu melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait keseharian Beomgyu selama tinggal bersama Taehyun. Tak lupa memberi beberapa wejangan khas ibu-ibu.
Beomgyu sangat menikmatinya. Apalagi sudah tidak setiap hari dirinya akan bertemu dan mendengar suara wanita yang paling ia sayangi itu.
"Bunda kapan-kapan mampir ke sini, dong. Beomgyu pengin minta ajarin cara bikin kue kering."
"Boleh," jawab sang ibu di seberang. "Nanti kalau Bunda ada waktu, Bunda pasti ke sana."
"Yaay! Tapi jangan ajak Kak Yeonjun ya, Bun! Nanti rusuh di sini." Beomgyu membalas dengan kekehan di akhir kalimatnya.
"Kamu ini sama kakak sendiri gak sayang, ya."
"Hehehe."
Bertepatan dengan kekehan Beomgyu barusan, pintu utama pun terbuka. Taehyun masuk dan melepaskan sepatunya. Kemudian menyapa Beomgyu yang duduk di sofa ruang tengah sambil berbincang melalui telepon genggamnya.
"Ah, Bunda. Taehyun sudah pulang. Beomgyu matikan dulu ya teleponnya."
"Eh, tunggu, Gyu! Bunda boleh ngomong sebentar sama Taehyun gak?"
Kedua alis Beomgyu terangkat bingung mendengarnya. Namun otaknya masih bisa berpikir logis. Mungkin ibunya ingin bicara basa-basi dengan sang menantu—bertanya sesuatu atau memberi wejangan.
Dan Beomgyu pun tak keberatan.
"Taehyun!" panggil Beomgyu dengan cukup keras.
Taehyun yang baru memasuki kamar pun keluar lagi. "Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [TaeGyu]
FanfictionKata orang, cinta itu tumbuh karena terbiasa. Besok x Bareng Fanfiction Taehyun x Beomgyu Warning inside