"Ya untung aja tadi gak ada masalah, jadi aku bisa cepat selesai."
Ini adalah hari ketiga Beomgyu sendirian di apartemen setelah kepergian Taehyun ke Gwangju untuk pekerjaannya. Ia sekarang sedang menelepon Taehyun via panggilan video dan mengoceh tentang bimbingan skripsinya tadi, juga tentang kegiatannya hari ini.
Lama panggilan sudah menunjukkan menit ke-lima puluh, dan Beomgyu belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti bicara.
Di seberang sana, Taehyun terlihat sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya dengan ponsel yang diletakkan menghadap padanya. Fokus pada pekerjaan, namun tak mengabaikan cerita Beomgyu sedikitpun.
"Kamu masih lama di sana, Tae?"
"Mungkin. Masih ada beberapa hal yang harus kuurus. Besok akan bertemu dengan teman Ayah juga," jawab Taehyun sambil sesekali melirik ponselnya. "Kenapa? Kamu kesepian? Wajar sih, apartemen kita luas dan kamu sendirian. Mungkin kamu bisa ajak nginap teman kamu yang namanya Ayen itu buat temanin kamu di sana."
"Eh? Boleh, Tae?"
Taehyun mengangguk. "Kasihan kamunya sendirian. Lagipula kalau temanmu yang itu aku percaya kok, jadi gak apa-apa."
"Kalau Hueningkai boleh gak, Tae?"
Bisa Beomgyu lihat suaminya langsung menghentikan jemarinya di atas laptop dan menoleh dengan tatapan datar. Buru-buru Beomgyu nyengir dan berucap, "Bercanda, Tae."
Taehyun menghela napas pendek. "Kalau kamu mau, boleh ajak dia juga."
Beomgyu sempat tertegun sebentar mendengarnya. "Serius?"
"Ya," balas Taehyun sambil kembali pada layar laptopnya. "Lagipula aku percaya sama kamu, jadi kenapa enggak, ya kan?"
Senyuman Beomgyu pun tersungging lebar. "Makasih, Tae. Tapi dia pasti gak mau, sih. Katanya gak bisa ninggal adiknya di rumah sendiran."
"Oh, ya bagus berarti."
Beomgyu tertawa. "Tae, kamu gak kangen aku?"
"Wah ... kamu ini bagaimana sih, Sayang? Masa tanya sesuatu yang sudah jelas jawabannya?"
"Masa sih?"
"Kalau bisa, aku maunya pulang sekarang." Taehyun mematikan laptop dan menutupnya. "Aku sendirian di hotel ini. Well, aku dulu biasa tidur sendiri, sih. Tapi semenjak kita nikah aku jadi pengin tidur berdua mulu sama kamu."
Lagi-lagi Beomgyu tertawa. "Geli, Tae. Sejak kapan coba kamu manja begini?"
Taehyun mengambil ponselnya dan pergi merebahkan dirinya di atas ranjang. Menyampingkan tubuh dan menatap wajah Beomgyu di layar ponsel lemat-lemat. "Loh, gak tahu, ya? Sejak aku pertama lihat kamu waktu perjodohan kita, aku sudah kebayang pengin manja-manjaan mulu sama kamu."
"Astaga—"
"Sekalian mau sparing sama kamu."
"Hahaha apa? Kamu ngajakin aku gelut?"
"Yaa ... kalau gelut di atas ranjang sama kamu mah aku mau loh, Sayang."
Untuk kesekian kali, Beomgyu tergelak keras. Entah kenapa setiap hal yang keluar dari mulut Taehyun terdengar sangat menggelikan, namun lucu. Dan itu cukup untuk menghibur Beomgyu yang kesepian, juga cukup untuk meredakan rindu Taehyun akan senyum istrinya.
. . .
Esoknya, Beomgyu mengajak Jeongin untuk menginap di apartemennya. Jeongin tentu senang, karena selain apartemen Beomgyu bagus dan luas dengan fasilitas lengkap, Jeongin juga dapat menjarah isi dapur Beomgyu yang tak pernah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [TaeGyu]
FanfictionKata orang, cinta itu tumbuh karena terbiasa. Besok x Bareng Fanfiction Taehyun x Beomgyu Warning inside