sembilan belas

1.9K 325 23
                                    

Semenjak pertengkarannya dengan sang istri kapan lalu, Taehyun menyadari adanya perubahan pada Beomgyu. Jika dulu Beomgyu sangat menjaga jarak dengannya dan hanya akan bicara bila diajak, sekarang sebaliknya.

Nyatanya Beomgyu ternyata cukup cerewet. Juga fakta bahwa Beomgyu sering sadar tak sadar selalu memberikan afeksi secara spontan pada Taehyun.

Misalnya seperti sekarang. Beomgyu tadinya merengek minta Taehyun untuk menemaninya menonton film. Taehyun sebenarnya tidak terlalu paham mengenai film yang Beomgyu ingin tonton—film makhluk-makhluk kuning cebol dan bosnya yang jahat. Tapi Taehyun menyetujuinya atas dasar cinta.

"Aku hanya menemani. Tapi aku sambil ngerjakan laporan ya?"

"Oke!"

Posisi duduk keduanya terbilang dekat. Beomgyu duduk di sofa, sedangkan Taehyun duduk di bawah sembari memangku laptopnya. Awal-awal film diputar, keduanya hening. Beomgyu selaku orang yang bagai kelebihan gula tak bisa diam. Hingga sadar-sadar posisi duduk Beomgyu kini berada di belakang Taehyun dengan sang suami di antara kedua kakinya.

Dan selanjutnya yang Taehyun rasakan adalah usapan-usapan kecil di pucuk dan belakang kepalanya. Rambutnya pun dimainkan, disisir dengan jemari pelan dan dipilin sedikit-sedikit. Awalnya Taehyun biarkan saja, hanya sepertinya tindakan Beomgyu tak kunjung berhenti.

Taehyun menoleh ke belakang, mendapati pemuda manis itu masih terpaku pada film di layar televisi seolah-olah tak sadar sedang memainkan rambutnya.

"Beomgyu?"

"Hmm." Beomgyu tak bergerak, hanya menggumam sebagai respon.

"Beomgyu."

"Hmm."

Respon Beomgyu yang lagi-lagi hanya berupa gumaman tak membuat Taehyun puas.

"Beom—aw!"

"Apa sih, Tae? Aku kan lagi nonton."

Agaknya Beomgyu kesal karena suaminya terus memanggil meski sudah ia jawab—meski hanya dengan gumaman. Alhasil Beomgyu menarik rambut Taehyun cukup keras dengan sengaja.

Taehyun hanya melempar tatapan tajam, dan Beomgyu membalas dengan tatapan yang sama.

"Apa?" tanya Beomgyu tak sabaran.

"Sengaja banget narik rambutku ya, Gyu."

"Habisnya manggil terus. Ada apa sih?"

Taehyun tak langsung menjawab. Hanya menatap Beomgyu untuk beberapa saat. Seketika merasa ragu untuk bertanya, terlebih pada Beomgyu yang sepertinya kesal padanya. Maka Taehyun pun berbalik dan kembali fokus pada laptopnya. "Gak ada."

Beomgyu mencebik kesal. "Gak jelas."

Kemudian kembali hening. Keduanya fokus pada kegiatan masing-masing. Namun tak perlu waktu lama, Taehyun kembali merasakan rambutnya lagi-lagi dimainkan dan jemari Beomgyu seakan menari di sana. Taehyun tak tahu apakah Beomgyu sengaja dan sadar melakukannya atau tidak.

"Beomgyu," panggil Taehyun.

"Apa?"

"Kamu sadar gak tanganmu usap-usap rambutku?"

Beomgyu mengerjap, mengalihkan atensinya dari layar kaca pada suaminya yang ternyata kini sedang menoleh ke arahnya. "Sadar. Kenapa memangnya? Kamu gak suka?" Terbersit nada cemas pada suara Beomgyu saat bertanya.

Di luar dugaan, Taehyun tersenyum. "Gak apa-apa kok."

"K-kalau memang gak suka aku berhenti kok, Tae." Beomgyu sedikit menarik tangannya menjauh dari Taehyun.

Taehyun menggeleng pelan. "Jangan." Ia raih tangan Beomgyu dan meletakkannya di atas kepalanya. "Terusin aja. Aku suka."

Seterusnya, Taehyun membiarkan Beomgyu bermain dengan rambutnya. Taehyun menyukainya, jadi untuk apa menyuruh Beomgyu berhenti? Justru ia senang istrinya itu tak lagi sungkan menyentuhnya.

. . . . .

Malam hari pun begitu. Kebiasaan Beomgyu masih berlanjut bahkan ketika keduanya sudah berbaring di atas ranjang.

Taehyun sudah memejamkan matanya, namun kesadarannya masih terjaga. Ia bisa merasakan jemari Beomgyu memainkan helai-helai poninya.

"Tidur, Beomgyu," ujar Taehyun, masih dengan mata yang terpejam.

"Belum ngantuk."

"Harus banget mainin rambutku?"

Terdengar Beomgyu terkekeh. "Habisnya seru. Rambutmu halus, mudah jatuh."

Sebenarnya Taehyun tak merasa risih ataupun terganggu sama sekali. Hanya saja sentuhan kecil seperti ini membuatnya tak kunjung tidur. Padahal Taehyun yakin jam dinding sudah menunjukkan hampir tengah malam dan ia ada rapat esok pagi. Namun sepertinya Beomgyu tak akan berhenti dalam waktu dekat.

Taehyun jadi heran, semenyenangkan itukah memainkan rambutnya?

Taehyun bisa saja membiarkan Beomgyu sampai pemuda itu bosan dengan sendirinya, tapi Taehyun butuh tidur. Maka Taehyun pun menangkap tangan Beomgyu, menariknya dan memberikan ciuman di sana. Kemudian membawa tangan itu ke atas perutnya. Taehyun pegang erat agar tidak lepas.

"Tidur!"

Beomgyu tentu ingin protes. Ia coba menarik tangannya dari genggaman Taehyun, namun suaminya itu benar-benar erat memegangi tangannya.

"Tae, lepas!" ucap Beomgyu masih mencoba menarik tangannya.

"Gak. Nanti tanganmu usil lagi."

"Gak kok. Aku akan tidur."

"Tidur begini aja."

Tak ada balasan lagi dari Beomgyu, pun ia tak lagi menarik tangannya. Taehyun pikir istrinya itu menyerah dan memilih pergi tidur. Namun satu gerakan dari Beomgyu setelahnya cukup mengejutkan Taehyun hingga ia seketika membuka matanya.

Beomgyu memang tak lagi mencoba menarik tangannya, melainkan malah melingkarkan tangannya pada perut Taehyun, menarik dirinya mendekat pada sang suami.

Taehyun pun merasakan Beomgyu mengusukkan kepalanya pada pundaknya. Dari posisinya, Taehyun hanya bisa melihat ubun-ubun Beomgyu. Terlihat lucu.

"Beomgyu."

"Hmm."

"Lepas!"

"Gak!"

Ah, kalau begini, Taehyun tetap tak akan bisa segera tidur. Jantungnya terlalu ribut ...[]

.

.

.

a/n : akhirnya bisa up setelah lama brainstorming sendiri sambil rebahan.

Also ...

Hehe :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe :)

Satu Atap [TaeGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang