Beomgyu melempar tubuhnya di atas ranjang. Menghirup aroma bunga pada sprai putih ini membuatnya merasa lega, membuat seakan rasa lelahnya pergi entah kemana. Juga membuat nyaman hingga rasanya tak ingin beranjak dari sana.
"Sayang, nanti jangan lupa masak, ya."
Suara Taehyun sukses menjatuhkan mood Beomgyu yang baru saja naik. Senyum tipis di bibirnya seketika luntur.
Beomgyu lupa, hari ini ia kebagian untuk masak makan malam. Ini adalah kesepakatan baru antara Beomgyu dan Taehyun-bergantian memasak makan malam. Katanya sih biar bisa saling membantu dan meringankan.
Dan Beomgyu, tengah dalam puncak kemalasannya, tak ingin memasak.
"Kamu aja yang masak, Tae," ujar Beomgyu tanpa menggerakkan tubuhnya sedikitpun dari posisi nyamannya.
Taehyun menoleh, gerakannya melepas dasi terhenti dan menatap istrinya di atas ranjang. "Kok aku? Kan hari ini jadwal kamu masak."
"Lagi malas."
"Eey, gak bisa begitu, Sayang," sahut Taehyun. "Yang bikin jadwal kamu, tepati dong. Toh besok giliranku, kan?"
Di tempatnya. Beomgyu mengerang panjang. "Kamu aja yang masak, Tae. Aku besok deh."
Yang lebih tua pun menghampiri kasur, kemudian duduk di tepian. Diambilnya sebuah bantal dan ia pukulkan pelan pada punggung Beomgyu yang sedang tengkurap. "Bangun dan masak, Kang Beomgyu. Konsisten sama kesepakatan yang kamu buat sendiri!"
Namun Beomgyu tetap kukuh dan tak mau beranjak, malah mencak-mencak di atas ranjang seperti cacing kepanasan. Demi apapun, sekali lagi, Beomgyu sedang dalam puncak kemalasannya.
"Malaasss!"
Taehyun mencebik. Bukannya ia tak mau menggantikan Beomgyu masak, Taehyun mau-mau saja. Sayangnya, Taehyun juga lelah. Kalau saja tadi ia tak ada rapat panjang dengan pengurus perusahaan lain, mungkin Taehyun akan dengan senang hati menggantikan Beomgyu masak. Tapi ini lain cerita.
Sebuah dengkusan pendek Taehyun keluarkan. Ia beringsut, lantas menindih tubuh yang lebih muda. Sepenuhnya mengabaikan erangan Beomgyu yang seolah tercekik.
"Taehyun, minggir! Kamu berat!" Beomgyu mencoba menyingkirkan Taehyun yang tengkurap di punggungnya.
Kedua lengan Taehyun berinisiatif untuk melingkar pada tubuh di bawahnya erat, enggan lepas. "Gak mau. Kamu harus bilang mau masak dulu, baru aku minggir."
"Taehyuuunn!"
Sebanyak dan sekeras apapun Beomgyu mencoba, ia tak bisa membuat Taehyun menyingkir atau melepaskannya. Gila saja jika ia harus terus menerus dalam posisi begini. Sudah tidak nyaman, Taehyun berat, mengganggu pula.
Otak Beomgyu berpikir keras. Ia harus cari cara agar Taehyun mau lepas dan ia tidak masak malam ini.
"Taehyun, kita suit, yuk! Yang kalah harus masak."
Hanya perlu waktu sepersekian detik untuk Taehyun menjawab, "Gak mau."
Taehyun tentu tak mau mengambil permainan yang kesempatannya 50:50. Terlalu beresiko.
"Kita staring contest aja bagaimana? Yang kedip duluan harus masak!"
Usulan Beomgyu membuat Taehyun terdiam sebentar, seakan menimang-nimang. Kemudian Taehyun pun menyetujuinya lantaran ia sangat yakin akan menang. Kalau soal membuka mata paling lama mah Taehyun ahlinya, begitu pikirnya.
Lagipula seberapa besar sih rasa malas Beomgyu hingga ia lebih memilih adu tatap dengan Taehyun daripada masak makan malam?
Taehyun pun menyingkir, lalu kembali duduk di tepian ranjang menghadap Beomgyu yang kini sudah duduk bersila di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap [TaeGyu]
FanfictionKata orang, cinta itu tumbuh karena terbiasa. Besok x Bareng Fanfiction Taehyun x Beomgyu Warning inside