RESTART [03] : CRUSH

432 59 7
                                    

⚘Happy Reading⚘


"Eh siapa tuh?"

"Anak baru ya?"

"Bakalan ada dikelas kita ya?"

Aku menatap lurus dengan wajah datar. Akhirnya hari ini tiba, hari yang aku tunggu-tunggu untuk mengubahnya. Dia sudah datang.

"Perkenalkan dia murid baru."

"Ayo kenalin nama kamu nak!" Suruh bu Ika, wali kelasku dengan nada lembut. Bocah didepan sana terlihat gugup tapi akhirnya berbicara.

"Na-nama ku Arsad, salam kenal." Katanya dengan malu-malu. Aku memalingkan wajahku, ini sangat persis dengan dulu. Aku sangat mengingatnya.

Bu Ika menyuruh Arsad untuk duduk, dan ini juga sama seperti dulu, dia memilih duduk di kursi kosong di belakangku. Haah seharusnya sejak awal aku tidak duduk disini. Tapi apa boleh buat, aku tidak tau kalau tempat yang aku pilih sekarang pun sama saja akhirnya.

"Halo!" Arsad menepuk pundakku pelan, aku menoleh dengan terpaksa. Inginnya sih mengabaikan bocah ini saja, tetapi hati nuraniku masih berfungsi.

Aku menahan nafasku kala melihat wajahnya. Aku menutup mataku lalu menundukkan kepala sebentar.

'Arsad, cinta pertama gue. Dan..'

'Luka pertama gue..'

Aku memberanikan diri memandang wajahnya. Sangat lugu, seperti bocah seumurannya. Arsad tersenyum kikuk, dia kelihatan bingung ingin bicara apa. Sangat persis seperti dulu, tidak ada perbedaan sama sekali. Lalu setelah ini dia akan mengatakan.

'Kita tetangga-an loh.'

"Kita tetangga-an loh!" Aku meringis dalam hati. Apa-apaan ini, aku masih saja mengingatnya!

"Iya." Hanya itu yang aku ucapkan. Lalu kembali menatap kedepan, aku.. aku benar-benar tidak ada maksud mengabaikannya, aku hanya.. aku hanya takut. Aku takut terjerumus kedalam jurang penuh dengan duri itu lagi. Aku ingin mengubahnya mulai saat ini.

"Kak Zera.." panggilnya lagi, haha sial! Walaupun aku sudah berusaha untuk bersikap berbeda, semuanya tetap sama saja. Dia tetap memanggilku dengan embel-embel 'kak' seperti dulu. Walaupun itu hanya bertahan 1 bulan.

"Ya?" Aku kembali memutar badanku. Menatapnya yang terlihat sedikit ragu.

"Boleh ikut baca buku LKS kak Zera?"

"Aku belum dapat." Pintanya dengan wajah imutnya. My heartt!!!

"I-iya bisa." Aku menyerahkan bukuku padanya. Tapi dia malah tidak menerimanya, aku mengerutkan dahi bingung.

"Kak Zera nggak ikut kesini?"

'Astagfirullah dek!! Itu muka nggak bisa di kurangin dikit gitu aura keimutannya?!'

Aku tersenyum kecut. Lalu menunjuk Kiki sedari tadi diam disebelahku.

"Aku sama dia aja, kamu pakai ini."

"Dan jangan panggil aku 'kak Zera', itu geli." Arsad mengangguk paham, aku menghela napas lega. Lalu meminta Kiki untuk berbagi bukunya. Butuh perjuangan agar bocah pelit itu mengizinkanku ikut numpang baca.

"Dia beneran tetangga mu Zer?" Tanya Kiki sambil menunjuk belakang. Aku mengangguk menjawabnya.

Istirahat tiba, dan sama seperti dulu, Arsad dikelilingi para murid kepo. Aku bangun dari dudukku berniat keluar saja dari kelas ini. Sepertinya aku tidak bisa diam saja dan tiduran dikelas sewaktu istirahat karena ada Arsad dibelakangku. Atau paling tidak aku tidur di bangku Ayu, yang letaknya sangat jauh dari bangku ku.

RESTART [KLAZERA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang