✨ Happy Reading ✨
"Akh! Shit!" Zera segera bangkit dari posisi terduduk karena terjatuh, ia kembali berlari secepat mungkin dengan segenap tenaganya. Ia sudah tidak peduli dengan sepatunya yang menginjak lumpur maupun tangannya yang kotor karena tanah.
Sesekali ia menengok ke belakang hanya untuk menemukan banyak laki-laki berlari mengejarnya disertai beberapa umpatan dari mereka, melihat itu membuat Zera semakin bertekad untuk segera keluar dari tempat pengap ini.
Zera terlalu fokus memandang ke depan hingga tak sadar bahwa sudah ada satu tangan yang hampir mengenainya, lambat namun pasti tangan itu semakin mendekat dan dekat.
"KYAK!"
"Kena nih!" Salah seorang diantara mereka berhasil menarik ujung rambut Zera yang diikat, pria itu menggunakan jaket jeans dan ikat kepala berbahan kain.
"Ugh Shh.." Zera meronta-ronta untuk melepaskan diri, namun pria tadi malah dengan sengaja menarik rambut Zera hingga tubuh gadis itu terangkat.
Kepala Zera sakit teramat sangat, ia merasa seperti akan kehilangan rambutnya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya pun baru ia rasakan sekarang, berkali-kali lipat karena dipadukan dengan perasaan gelisah dan takut.
Tote bag berisi kue dari Arsad sudah tergeletak di tempat yang cukup jauh, setidaknya Zera bersyukur karena kue itu baik-baik saja. Ia hanya perlu mengatasi laki-laki ini dengan segenap kekuatannya.
Dengan gerakan sangat cepat, Zera menggigit lengan laki-laki yang menangkapnya. Tak segan-segan, sampai kulit lelaki itu sobek dan mengeluarkan darah segar.
"AAKH! GILA NIH CEWEK!" Sontak genggaman tangannya dari rambut Zera terlepas, hal itu tidak di sia-siakan oleh Zera. Ia segera bangkit berdiri dan menendang selangkangan lelaki tadi, dengan sangat keras. Bahkan mampu membuat lelaki itu pingsan seketika.
Teman-temannya yang berdiri disana pun ikut membeku sesaat, sampai kembali sadar dan mengejar Zera.
Zera tak bisa lari dengan cepat lagi, hingga tangannya dengan mudah ditarik ke belakang dan membuatnya langsung berhadapan dengan seorang pemuda yang menariknya. Zera berdecak, ia menunduk dan langsung menggunakan kepalanya untuk menyundul dagu pemuda itu hingga lidahnya tergigit.
"Puffrrt! Jangan sampek lepas!!!" Teriaknya dengan susah payah, selain karena sakit di dagunya, juga karena darah mulai keluar dari mulutnya.
"Cewek sialan! Awas kalau ketangkep Lo!!" Teriaknya penuh amarah, ia juga kembali ikut mengejar Zera yang sudah berlari tergopoh-gopoh, ternyata kakinya tergores kaca.
"Hosh.. hosh.. didepan.. sedikit lagi!" Zera beralih dengan kaki pincang, juga tidak lupa ditangannya menenteng Tote bag yang berisi pemberian Arsad.
"Hah!!" Zera sontak berhenti melangkah, badannya terhuyung kebelakang saat dirinya dihadang oleh dua orang pria berbadan gempal dari dua gang di hadapannya.
Napas gadis itu memburu, wajahnya sudah pucat karena hampir kehabisan oksigen. "Gue harus gimana.."
Badannya bergerak gelisah, apalagi setelah ia menyadari bahwa kumpulan orang-orang yang mengejarnya tadi suda. berada tepat di belakangnya.
Dalam gelapnya tempat sempit itu, ditambah aroma pengap yang mendominasi, sekarang pandangan Zera berkunang dan buram karena terlalu shock. Ekspresi pucat Zera membuat beberapa lelaki disana menyeringai kejam, merasa menang karena sudah bisa menyudutkan gadis merepotkan satu ini. Dia yang datang ke tempat mereka, dia juga harus bertanggung jawab, pikir mereka.
'Nggak, gue nggak mau berakhir disini! Ibuk! Ayah! Tolong anakmu iniiiii!!!!'
Zera meletakkan Tote bag nya, ia memasang kuda-kuda dengan keringat membasahi keningnya. Hal itu mampu membuat para pria itu tertawa terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTART [KLAZERA]
Fiksi RemajaAku adalah orang kaya, sayangnya aku mati di umur 35 tahun. Setelah menghabiskan waktu ku menikmati kekayaan hanya selama 7 tahun. Aku tidak kesal, sungguh. Tetapi, KENAPA AKU HARUS KEMBALI KE MASA LALU?! Aku sama sekali tidak memiliki penyesalan da...